Halo,
Suara dalam hati ini rasa nya merintih kesakitan dan perasaan bersalah yang tak kunjung hilang beberapa hari ini, entah semua berawal darimana aku hanya ingin mengutarkan apa yang terasa sesak di dada dan selalu membuat aku ingin menangis. Mungkin semua ini berawal dari sering sekali aku terjatuh sakit bukan hanya secara fisik tapi mental yang membuat aku takut untuk melakukan kesalahan padahal semua orang itu wajar berbuat kesalahan yang akhir nya membuat pikiran aku kacau balau dimana aku harus tetap berperan menjalani semua ini dengan baik-baik saja. Menjalani nya seorang diri, ah tidak seorang diri juga jika aku sebut karena beberapa orang memang ada untuk membantuku tapi tetap pada akhirnya aku selalu merasa sendiri dan tidak berdaya. Sekeras apapun aku berusaha untuk menyelesaikannya rasanya tak kunjung berhasil dengan baik.
Sabtu kemarin aku berencana untuk pergi ke dokter ya memang aku hanya bisa menyempatkan waktu lebih leluasa di akhir pekan, akhirnya setelah konsultasi dengan 2 dokter aku diberikan rujukan untuk ke Dokter Ortopedi untuk melihat kondisi kaki aku yang sakit nya tak kunjung sembuh setelah bulan lamanya. Awal nya tidak ada yang aneh karena aku piker sakit pegal seperti biasa karena telalu banyak kerja sambil duduk dan melipat kaki saat WFH tapi tidak kunjung sembuh setelah di pijat tradisional dan terjadilah insiden jatuh dari tangga lagi yang membuat bengkak di pergelangan kaki dan lutut. Seminggu kemudian luka itu sembuh namun pegal-pegal nya tidak kunjung hilang dan membuat tidak nyaman ketika beraktivitas. Aku disarankan untuk check kesehatan apakah mungkin ada indikasi asam urat, kolestrol atau yang lainnya yang mungkin juga jadi penyebab hal itu. Kemudian aku melakukan medical check up dan hasilnya kolestrol aku memang tinggi mungkin karena di lihat dari pola makan dan istirahat juga yang berantakan ditambah kurang nya vitamin D. Jujur ini pertama kali aku melakukan check kesehatan dengan mengambil 6 tabung kecil darah rasanya gemetar dan mau pingsan ditambah lagi dengan lihat tagihan. Setelah itu baru aku diberikan arahan untuk ke Dr. Ortopedi yang singkat cerita Dokter menyarankan untuk observasi 1 minggu lagi karena ada pembengkakan di mata kaki juga radang yang memang proses penyembuhan nya agak lama, disamping itu aku pun di beri obat untuk penghilang rasa nyeri dimana dokter sudah memberi tahukan kalau effect samping nya mungkin akan berat dan jika tidak sanggup bisa dihentikan. Saat itu aku berpikir semua akan baik-baik saja karena tidak berpuasa akhirnya aku mulai minum obat di pagi hari nya kemudian lanjut pulang ke kosan karena hari itu aku berencana untuk pulang ke Rumah sedikit menikmati waktu Ramdhan bersama keluarga.
Seperti biasa aku menyiapkan segala macam yang aku akan bawa pulang termasuk oleh-oleh dari Medan, selain itu aku menyempatkan untuk membersihkan dapur dan cucian kotor sebelum aku pulang sambil menunggu aku pun membuat rebusan kentang karena teringat ada beberapa stok yang aku punya. Kebodohan pun dimulai setelah menyelesaikan semuanya sampai terburu-buru karena takut kesorean sampai Rumah dan akupun terlupakan kalau aku sedang merebus kentang (sumpah saat menulis ini mungkin yang membaca ini hanya terpikirkan hal kecil, tapi dampak nya begitu mengguncangkan hati dan pikiranku dengan rasa bersalah yang luar biasa jika sesuatu hal yang buruk terjadi) dan saat itu posisi nya semua orang tidak ada dikosan. Sampai akhirnya pun aku baru ingat hari Minggu jam 3 sore dan ternyata saat aku check whats app Mba Derma yang semalam ada Whatsapp menanyakan ada dikosan atau tidak kemudian berlanjut dengan menginfokan keadaan di dapur dengan posisi alat masak yang sudah gosong, seketika aku langsung lemas dan tidak bisa berkata apa-apa rasanya seperti telah melakukan kejahatan. Aku berusaha untuk mencari tahu bagaimana keadaan sekarang dengan menelepon Alika yang posisi nya ternyata baru sampai kosan dan meminta check ke dapur yang juga sama dengan apa Mba Derma ceritakan. Rasanya sedih sekali saat itu kenapa aku melakukan kesalahan yang bisa mencelakai orang lain dan benar-benar tidak bisa termaafkan. Aku hanya bisa meminta maaf ke semua teman-teman dan Mba Eka, walaupun mereka menerima dengan baik dan bisa mengambil pelajaran dari apa yang aku alami. Seharian itu aku merasa stress ditambah dengan tiba-tiba effect dari obat yang aku konsumsi mulai bereaksi dimana aku merasakan sakit kepala dan mual yang tak tertahankan bahkan sampai aku tidak bisa tidur bahkan saat jam 3 aku terbangun ketika yang lain sahur hampir saja terjatuh di kamar mandi karena rasa pusing yang tak tertahankan. Akhirnya aku hanya bisa menangis sampai aku tertidur dan terbangun di siang hari karena suara alarm yang aku pasang berulang kali.
Senin itu aku memang berencana untuk cuti sejenak karena tumpukan rasa lelah dari sebelumnya, namun ternyata pada akhirnya waktu ini aku gunakan untuk rehat sejenak untuk menyembuhkan kedua luka yang datang secara bersamaan. Rasanya aku ingin marah, sedih dan mengeluh untuk segala hal yang terjadi ini tapi apa daya aku hanya bisa menahan semua rasa itu dan menumpahkannya dalam untaian kata-kata ini. Mereka bilang aku harus menerima keadaan juga berdamai dengan ruang dan waktu tapi bagaimana aku bisa ketika ruang pun terasa begitu sempit dan waktu terlau sedikit. Kalian tahu hal yang paling menyakitkan adalah ketika kita harus berpura-pura segala sesuatu nya baik-baik saja. Bukan nya aku tidak mencoba untuk ikhlas, sabar dan berusaha untuk melalui ini semua tapi sepertinya batas yang aku miliki sudah tidak tersisa. Aku benci menjadi seseorang yang seperti ini, aku benci menjadi orang yang tidak mampu, aku benci ketika aku tahu bahwa aku tidak mampu untuk berdiri sendiri, aku benci ketika semua orang menyalahkanku tanpa bertanya, aku benci semua hal tentang ketidak tahuan, aku benci ketika aku berusaha lebih baik tapi mereka hanya bisa menerima apa ada nya, bahkan aku benci ketika aku sadar aku tidak sanggup menerima keadaan.
Tunggu, sabar sebentar karena ada sesuatu yang harus aku selesaikan untuk mengakhiri semuanya. Biarkan semuanya mengalir seperti air sampai bermuara ke ujung lautan yang luas tak terhenti disitu saja..
With Love,
DM
No comments:
Post a Comment