Thursday, February 21, 2013

there's nothing to do




I’ve Waken up
Without U here
It’s Sinking in so loud and clear
Its Over, guess its over

Wish I could take it back
and fight again
I can’t rewind,
Undo what’s done
It’s no redemption for me
Never written out this story


One Mistake, got one regret
A memory, I know u can’t forget

I’am a Prisoner
And there’s no way out
Cause the future Past
I’am Stuck in the here and now


No Time Machine
Could Ever Bring Us Back
And no apology
Is gonna get this on track
I could wait around
For a thousand years
But that will never change us
If I’am gonna bring us back

Sunday, February 17, 2013

Holiday with Traxtroopers

Saturday, 16 February 2013

OMG !!! It's time to spending time with my friends and my best Station Radio TRAXFM at Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol

  
Apa yang dilakukan saat jenuh dan bosan????

yaa tentunya mendengarkan radio kesayangan TraxFMJKT karena acaranya ngga ngebosenin, lagu yang diputar selalu Up to Date dan terlebih penyiar Traxtroopersnya yang gokillll !!!!!
dari mulai jaman Senior High School seneng banget dengerin radio ini !!!! tapi semenjak masuk kuliah agak keputus-putus karena ngga punya radio di kosan hahahahha... tapi Dewi Fortuna berkata lain setelah ada seorang temen yang mewariskan radionya. kamarpun terasa hidup kembali hahahhaah dengerin Melaney Ricardo, Ichsan Akbar, Indra Bekti de- el - el.  selang beberapa lama yang hobinya cuma bisa request dan sharing-sharing ajaa beberapa akhir ini giat nih dialog interaktif sama angkatan baru dari Traxtroopers yang kecehhh cetar membahana badai.

Morning Zone... ada Aldy dan Dery yang selalu bikin ketawa-ketiwi di setiap paginya, dan sering juga di requestin untuk bangunin temen aku yaitu SARI WIJAYA hahahhaha.. di saat itu yang mau persentasi KKL. Terus lanjut ke acara selanjutnya waktu Trax cari pengganti MISS ISABELLA dan aku langsung aja apply untuk gabung sama mereka aaaaaaakkkk ternyata disambut dengan baik oleh Miss DOMINIQUESAWI yang sampai saat ini masih belum putusin siapakah MISS ISABELLA itu? nah nah nah .... bulan Februari ini SALMON mendatangkan Ello sebagain artis of the month dan dengan baik hatinya ALDY dan DERY kasih kesempatan untuk mengenal Ello lebih dekat senangnya bisa dinyanyiin 1 lagu full dari Ello dan bgobrol bareng sama dia :) meski lewat telepon kyaahahahahaha... ngga sampai di situ setiap siaran Aldy dan Deri selalu sukses bikin ketawa ngakakn dengan SONG TRANSLATE gilllaaaakkk ngga kuat tahan tawa. usut punya usut ternyata ajang pencarian MISS ISABELLA itu teryata kasih hadiah buan anak Trax yang berhasil lolos dan ternyata aku juga dapat !!!! whahahha sayang sekali ternyata sebelum sawi kasih tahu lebih lanjut aku juga udah dapat dari  CLUBSKY (next Part). 

Here I AM With Traxtroopers ALDY Morning Zone !!!!!

Sumpah ini Traxtroopers ganteng tapi ngga jaim !!!! sumpah keren dan berani banget untuk melakukan banyak hal gilaaaa ...

HARLEM SHAKE !!!!! dengan perut yang setengah kemana-mana 


TRAXLAGEE ini acara yang paling aku suka karena banyak lagu-lagu yang keren, up to date dan easy listening banget 2 LAGU DARI 1 ARTIS kalian bisa bebas pilih !!!! biasanya yang siaran disini ada NONA FELI, ALICIA WARDHANA dan TYOWS !!!! dan part yang paling menyenangkan adalah INGATKAMU karena kebiasaan aku adalah ngeTWEET ke Trax tentang moment yang selalu di INGAT dengan orang special pada moment yang spesial hahahahah SIAPA ???? SIAPA?????? Yasudhlahhh tentunya acara TRAXLAGEE FULL OF MUSIC !!!!

This is me with Traxtroopers Tyows TRAXLAGEE



Traxtroopers on HISTERIA


SKULDESAK dulu sih waktu esema dan awal masuk kuliah masih sering dengerin acara ini, tapi sekarang udah agak inget umur hehehehe, disini ada ANKATAMA dan STEVEN FIRDAUS :) tapi yang cocok sekarang ada KOMPAK KAMPUS dong !!! sayangnya udah jarang stay tune soalnya harus mengajar di jam sorenya hooaaaaaallaaaa cari duit cari duit ..

Kalau di Selasa dan Senin waktunya cinta-cintaan sama RADHINI yang bawaain ZONA CINTA paling seneng kalau dengerin cerita yang galau-galau dan nyimak tips and trik buat JOMBLO hahahha. dan ngga lupa juga lagu-lagunya yang selalu cocok dengan suasana hati aaaiiihhhh ...

dan waktunya CLUBSKY !!!!! ini yang paling seksi di malam hari ada duo MIYABI : AYUMI ASTRIANI dan NASTASHA ABIGAIL  .. yang selalu bikin part aneh-aneh, LEKAT, SOSOR, PERMISI, HORORR KOK GINI, dan PELUK (bagian dimana aku sering request untuk peluk seseorang) nah ini juga yang bikin aku bisa ikut jalan sama anak Traxtroopers karena berhasil menangin kuis dan bikin cerita FTV yang bagus heheheh :) aduhhh maaf yaaa kalau yang pernah dikerjain sama aku dan TraxFMJKT :)

Me and Duo MIYABI !!!!! AYUMI ASTRIANI


dan si CANTIK, IMUT dan LUCU !!!! NASTASHA ABIGAIL 


serunya bisa jalan-jalan sama mereka dan lebih tahu aslinya seperti pa bukan hanya suaranya yang selalu di dengerin di Radio, dari ALDY yang gokil banget, TYO yang so cool, ABIGAIL yang baik dan lucu banget, juga si SEKSI AYUMI yang bawel banget !!!! all of them so AMAZING.

Dan ngga ketinggalan juga produser-produser ciamik yang bikin setiap acaranya selalu SUKSES, mereka ada FENDY, HANUM , SANDRA dan semua-muanyaaaa.. 

Me and Hanumhanumhanum



dan teman-teman juga yang ikut berbagi kebersamaan :)

Gita yang baru beres menyusun skripsi dan wisuda di bulann Maret tanggal 19 Congratulations for you !!!!


Sari Wijaya yang sukses di kerjain lewat TRAXFM, This is surprise for you :)


okay !!!! that's finish 


dan masih banyak cerita lagi tentang mereka di lembaran berikutnyaa


be cool

be good

and be better !!!!!

Tuesday, February 12, 2013

Lost In Love



Are we really breaking up now
Or are we just separated for a moment, like how we promised
This separation is already enough for me
Why haven’t I heard from you
I love you, I can wait for you endlessly
When you come to find me
I can smile at you, always oh
Am I still unable to accept it
That you turned around and announced our separation
I just want to accept the truth as it is
What are you doing now?

I love you, I can wait for you endlessly
When you come to find me
I can smile at you, always oh
Now that sadness slowly accumulates
Although I know that you really left
I can only hope to be nicer to you when you are back
Why am I behaving so stupidly
The time that you gave me
Is just time for us to even things out between us
I’ll not be sad
For the belief that you’ll come to find me
The belief makes my love stronger
And gives me the energy to live on

Dedikasi Seorang Guru Sejarah di Concentration Camp Memorial Vaihingen/Enz by Wintarsih

Minggu, 11 November 2012
Vaihingen, Budden Wuttemberg – Jerman

Pagi ini kami bersiap-siap check out dari hotel Ibis Augsburg. Hari ini adalah hari terakhir kami berada di kota ini. Bus DAAD sudah menanti menjemput kami untuk melanjutkan perjalanan. Selamat tinggal Augsburg, Prof. Sussane Popp, Dr. Jutta Schuman, Dr Sabine Tamm, Ms Antje Koerschner, Jessica Schreyer, Tanja Köble, dan teman-teman di Universitas Augsburg lainnya, terimakasih untuk semua sambutan ramah dan hangat disana.Perjalanan kami selanjutnya menuju Heidelberg, tetapi sebelumnya kami akan singgah di salah satu kamp konsentrasi masa NAZI di daerah Vaihingen Enz, selatan Jerman. Meski hujan namun perjalanan tidak kehilangan pemandangan indahnya. Rumah-rumah klasik khas Eropa berjejer rapih, pohon-pohon maple dan pinus yang terlihat menguning adalah pemandangan umum yang kami temui selama di perjalanan. Setelah dua jam perjalanan kami berhenti untuk makan siang di salah satu restoran siap saji, sebut saja McDonald’s. Uniknya, restoran yang dapat dengan mudah kita temui di Indonesia ini, justru jarang terlihat beroperasi disini. Dengan hanya membayar sekitar 3,80 € kita sudah mendapatkan kentang goreng, Chicken Filet Burger , dan satu cup pepsi ukuran medium. Lebih murah dibandingkan makan siang di restoran Jerman atau Italia yang bisa menghabiskan 5-10 € untuk satu kali makan.

Perjalanan pun dilanjutkan meski rintikan hujan masih belum mau berhenti. Satu jam kemudian akhirnya kami sampai di daerah Vaihingen. Wilayah ini terletak di pinggiran barat wilayah Neckar tengah, antara Stuttgart dan Karlsruhe, di selatan Jerman. Letak Vaihingen yang berdekatan dengan wilayah Sungai Enz, membuat wilayah ini disebut juga dengan Vaihingen an der Enz. Tidak lama bus kami berhenti disebuah jalanan aspal sempit di daerah pedesaan. Disini kami diminta turun dan langsung diajak masuk ke sebuah bangunan yang tidak terlalu besar. Tertulis jelas disebuah tembok berukuran tinggi : KZ-Gedenkstätte Vaihingen an der Enz (Concentration Camp Memorial Vaihingen on the Enz). Ternyata inilah kamp konsetrasi pada masa NAZI yang akan kami jelajahi itu.

Salah satu kamp peninggalan masa NAZI

Di ruangan tersebut kami disambut oleh Mr Rainer Meyer, ia adalah pemandu kami yang akan menjelaskan seputar sejarah dan apa yang terjadi di kamp konsetrasi Vaihingen ini. Selain bertugas sebagai pemandu, Mr Meyer juga ternyata merupakan guru sejarah yang sampai saat itu masih belajar di Universitas Ludwigsburg. Kehadiran kami disambut hangat oleh Mr Meyer karena baru kali ini ada orang Indonesia yang berkunjung ke KampKonsentrasi Vaihingen / Enz. Selain banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal, Kamp Konsentrasi Vaihingen / Enz juga banyak dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara. Khususnya para keluarga korban kekejaman dari pemerintahan teror NAZI yang meninggal di kamp ini.

Setidaknya 1.700 narapina berada di Kamp Konsentrasi Vaihingen / Enz meninggal antara tahun 1944 sampai dengan 1945. Mereka meninggal akibat kondisi kerja dan kehidupan yang tidak manusiawi selama berada di kamp ini. Semula kamp didirikan sebagai kamp kerja paksa, kemudian berubah menjadi kamp untuk para tahanan yang sakit parah. Sekitar 4.500 orang dari lebih 20 negara Eropa yang dipenjarakan oleh rezim teror Nazi. Rata-rata meninggal akibat kerja paksa dan penyakit karena kondisi kebersihan dan perawatan yang tidak memadai sama sekali selama di kamp. Kamp Konsentrasi Vaihingen / Enz adalah bagian dari kamp konsentrasi terbesar di Barat yaitu Natzweiler yang terletak di Alsace, Prancis. Sehingga korban yang terdapat di kamp ini bukan hanya berasal dari Jerman tetapi ada juga yang berasal dari Polandia, Swis, Prancis, Norwegia dan negara-negara sekitar Eropa lainnya.

Sejak tahun 1942, wilayah Vaihingen dijadikan tempat bagi pengembangan industri persenjataan Jerman selama masa Perang Dunia II. Di daerah ini dibangun pabrik persenjataan Messerschmidt yang berada di bawah tanah agar terlindung dari serangan bom Sekutu. Pembangunan pabrik senjata dibawah tanah juga dikarenakan daerah tersebut merupakan daerah penghasil pertambangan yang berguna bagi pembuatan senjata. Awalanya kamp kerja itu dihuni 2.189 tahanan Yahudi dari Ghetto Radom di Polandia. Selanjutnya para tahanan tersebut dipekerjakan di pertambangan, membawa batu, puing-puing, dan pasir. Para tahanan bekerja 12 jam sehari dengan kondisi kelaparan, hal tersebut menyebabkan tingkat kematian tinggi. Mereka ditampung di empat rumah dengan satu kamar mandi. Kamp itu dijaga ketat dengan kawat berduri berlapis-lapis, menara pengawas, dan pasukan SS (Schutzstaffel) tentara NAZI.

Pada musim gugur tahun 1944 operasi Stoffel ditinggalkan dan sebagian besar tahanan dipindahkan ke kamp lain, terutama Bisingen, Hessental, Dautmergen, atau Unterriexingen. Kamp Wiesengrund tetap mempekerjakan buruh secara paksa, tetapi tujuan utamanya adalah menampung tahanan yang sakit di sana untuk mati. Hanya ada satu buah klinik untuk merawat 2.442 tahanan yang sakit parah, mereka tiba antara November 1944 dan Maret 1945. Tingkat kematian meningkat secara drastis, menjadi 33 kematian per hari. Epidemi tifus membuat kondisi jauh lebih buruk. Dengan pendekatan dari tentara Perancis, pada tanggal 5 April 1945, pada tanggal 7 April kamp secara resmi dibebaskan oleh tentara Perancis. Meski begitu, terdapat 92 tahanan tewas setelah pembebasan akibat tifus. Jenasah para korban di kuburan di pemakaman masal yang digali dekat kamp, tempat tersembut menjadi tempat peringatan yang diresmikan pada tanggal 2 November 1958. Pejabat Kamp yang bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut didakwa dan diadili oleh pengadilan militer Perancis. Sepuluh diantaranya dihukum mati, dan delapan lainnya dijatuhi hukuman kerja paksa.

Tempat Memorial

Tidak jauh dari Kamp Konsentrasi Vaihingen/Enz kita bisa melihat pemakaman masal dari korban meninggal di kamp ini. Selain sebagai tempat pemakaman, tempat ini juga dijadikan sebagai tempat memorial untuk mengenang dan menghormati para korbang perang disini. Saat memasuki gerbang kita akan melihat batu bergambar orang yang diatasnya terdapat tulisan sebagai penanda, isinya adalah “Dalam memori kekal korban pemerintahan teror Sosialis Nasional yang meninggal di kamp konsentrasi di Vaihingen / Enz. Jenazah yang ditemukan dikubur di sini pada tahun 1956.”Selain batu tersebut ada juga plakat perunggu yang terletak di dinding gerbang masuk yang ditulis dalam bahasa Jerman dan Norwegia. Tulisan Norwegia berbunyi ucapan terimakasih dan penghargaan terhadap para putra Norwegia yang menjadi tahanan di Kamp Vaihingen pada tahun 1944-1945 yang telah memberikan hidup mereka dalam memerangi Sosialisme Nasional dan ketidakadilan. Terdapat tiga belas nama yang terdaftar dalam palakat tersebut.

Kita juga bisa melihat ratusan batu nisan yang berjejer diarea pemakaman tersebut. Batu nisan diberikan nomor sesuai dengan urutan korban yang umumnya berhasil ditemukan dan akhirnya dikuburkan disini. Hanya sedikit yang benar-benar telah diidentifikasi diantara para korban yang dikuburkan tersebut. Ada juga beberapa nisan yang telah ditandai dengan palakat kuningan atau sudah diakui oleh keluarga atau kerabat dengan diberikan lilin oleh pengunjung.Di dinding pintu masuk terdapat penanda perindividu dari korban yang tewas yang ditulis dengan berbagai bahasa seperti Ibrani, Jerman, Prancis, Norwegia dan lain sebagainya. Salah satu penanda yang ditulis dalam bahasa Ibrani berbunyi, “Berikut berbaring ayah tercinta kami Jakob Stopnicki lahir 1900 di Opatow meninggal 1945 di Vaihingen / saudara tercinta kami Chaim Stopnicki lahir 1923 di Opatow meninggal 1944 di Vaihingen.”

Sayangnya, menurut Mr Meyer tempat memorial ini sering mendapatkan perlakuan yang kurang baik. Beberapa kali tempat memorial ini dirusak. Bahkan ada beberapa nisan dan penanda yang dicoret dengan pilox ataupun dirusak hingga retak. Hal tersebut dilakukan karena berbagai alasan diantaranya paham anti semitism yang masih ada pada pemikiran orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut.Kini berdirinya Kamp Konsentrasi Vaihingen/Enz ini selain diperuntukan untuk menghormati para korban yang meninggal juga dimaksudkan untuk melindungi mereka dari prasangka publik tentang masa lalu yang terjadi. Serta menjalin hubungan baik dengan para keturunan korban perang di kamp ini. Jadi eksistensi kamp memorial ini memiliki kontribusi penting untuk memberikan informasi sejarah terhadap pandangan ekstrimisme dan fanatisme publik untuk bisa berdamai dengan masa lalu, khususnya di wilayah ini.

Jangan asal datang

Mr Rainer Meyer bukan hanya mengajak kami untuk mengenal peristiwa sejarah di Kamp Konsentrasi Vaihingen/Enz ini. Sebagai guru sejarah sekaligus pemandu wisata, Mr Meyer mencoba memberikan pengetahuan luas kepada pengunjung untuk tidak sekedar berkunjung tetapi memberikan kesadaran atas apa yang terjadi. Mr Meyer mencoba menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi dikonsentrasi ini melalui data-data otentik yang dimilikinya. Sehingga para pengunjung tidak disuguhi cerita-cerita bersifat ahistoris. Sebagai guru sejarah ia paham betul arti penting sumber atau bukti sejarah bagi sebuah peristiwa sejarah. Sehingga ia selalu menyajikan dokumen, gambar, foto, tabel, yang mendukung penjelasannya mengenai peristiwa sejarah yang terjadi di Kamp Konsentrasi Vaihingen/Enz. Hal ini menarik, mengingat jarangnya guru sejarah kita yang benar-benar memanfaatkan sumber sejarah asli sebagai bagian dari media pembelajaran.Tidak hanya itu, Mr Meyer juga membagian tips kepada kami bagaimana mempersiapkan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti Kamp Konsentrasi Vaihingen/Enz ini. “Jangan asal datang !”, ujarnya saat itu. Pentingnya mempersiapkan kunjungan ke tempat seperti ini terutama bagi para siswa adalah mutlak dilakukan. Sebelum melakukan kunjungan,siswa dan guru diharapkan untuk mengetahui latar belakang sejarah dari tempat yang akan dikunjungi. Informasi tentang sejarah tempat tersebut serta kurun waktu menjadi hal yang sangat penting untuk diketahui. Selain itu, siswa dan guru harus berdiskusi terlebih dahulu mengenai tempat yang akan dikunjungi. Ajukan beberapa pertanyaan yang dapat dibawa saat mengunjungi tempat tersebut, sehingga siswa dapat menggali informasi lebih dalam lagi. Selama waktu kunjungan, siswa diharapkan didampingi oleh tur guide agar mereka mendapatkan informasi lengkap.

Biarkan siswa menggali pengetahuan dan membiarkan mereka untuk merasakan perisitwa sejarah yang terjadi saat kunjungan. Agar siswa mendapatkan perbedaan sebelum dan sesudah mengunjungi tempat seperti memorial ini. Tempat seperti Kamp Konsentrasi Vaihingen/Enz mungkin hanya merupakan sebuah “tempat dari masa lalu”, tetapi tempat-tempat semacam ini justru bisa menjadi “tempat pengingat” atau bahkan dapat menjadi “tempat pemikiran yang bedampak terhadap memori jangka panjang kami”. Maskudnya adalah setelah siswa melakukan kunjungan studi ke tempat seperti ini, siswa diharapkan mampu mendiskusikan nilai-nilai yang dapat diterima di masyarakat sebagai dasar untuk hidup bersama dalam masyarakat. Siswa juga diharapkan mampu berfikir kritis dan berempati melalui peristiwa sejarah yang terjadi.

Learning History In Germany by Wintarsih

Melihat Pembelajaran Sejarah di Jerman (3): Sulitnya menjadi guru di Jerman

Bagaimana para calon guru di cetak di Jerman? Apa saja syarat yang diperlukan untuk menjadi guru disana? Berapa lama mereka menempuh pendidikan untuk menjadi guru?
Ketiga universitas yang akan kami kunjungi adalah universitas pendidikan, yaitu Universität Augsburg, Pädagogische Hochschule (PH) Ludwigsburg, dan Pädagogische Hochschule (PH) Heidelberg. Pädagogische Hochschule (PH) merupakan jenis pendidikan tinggi semacam Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) di Indonesia yang bertujuan untuk menghasilkan guru-guru terutama untuk tingkat Sekolah Dasar ( Primary Education ) dan Sekolah Menengah ( Secondary Education). Pada saat ini di Republik Federal Jerman setidaknya terdapat 11 jenis pendidikan tinggi seperti ini. Namun dibeberapa negara bagian di Jerman seperti Bayern, Berlin, Bremen, Hamburg, Hessen, Niedersachsen, Nordrhein-Westfalen dan Saarland pendidikan guru secara khusus ini telah dihapuskan, karena para guru akhirnya hanya dididik di Universität. Hanya beberapa universitas yang masih diberikan kewenangan untuk memberikan Diplom bidang pendidikan (Diplom Päd) dan Doktor der Erzeihungswissenschaften (Dr. Päd) atau Doktor der Philosophie (Dr. Phil) terutama dalam bidang pendidikan dan metodologi pengajaran, diantaranya adalah PH di Baden-Wurttemberg, Rheinland-Pfalz dan Schleswing-Holstein.
Dalam kesepakatan Maastrich 1992, semua negara Uni Eropa harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Kesepakatan itu diperbaharui melalui Kesepakatan Bologna tahun 1999, dimana semua negara Uni Eropa sepakat menyesuaikan sistem pendidikan antar negara-negara dikawasan Uni Eropa. Salah satu isi dari Kesepakatan Bologna 1999 tersebut adalah semua negara Uni Eropa akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang Bachelor-Master-Doktor. Bachelor merupakan gelar kesarjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja dengan masa studi 3-4 tahun. Sedangkan Master adalah program pendidikan lanjutan setelah Bachelor dengan masa studi selama 2 tahun. Saat ini di hampir semua universitas di Jerman memiliki jenjang Bachelor-Master.

Jika ingin menjadi seorang guru di Jerman pertama harus lulus ujian Abitur (ujian akhir yang paling sulit di sekolah Jerman). Abitur yang berasal dari bahasa Latin Abire berarti meninggalkan, adalah ujian akhir yang harus dilalui saat menyelesaikan sekolah menengah. Selain di Jerman, beberapa negera seperti Finlandia dan Estonia juga memberlakukan Abitur sebagai ujian akhir di sekolah. Abitur dilakukan pada tingkat kelas 12 atau 13. Umumnya siswa di Jerman akan mendapatkan sertifikat The Zeugnis der Allgemeinen Hochschulreife atau disebut juga Abiturzeugnis saat siswa lulus dalam ujian akhir. Jika telah memiliki sertifikat ini, memungkinkan siswa untuk mendaftar di universitas. Sertifikat ini biasanya diakui di negara-negara Uni Eropa, jadi bukan hal yang tidak mungkin siswa yang melamar di universitas adalah dari negara-negara lain. Jikapun tidak memiliki sertifikat tersebut, maka siswa harus mengikuti sekolah kembali untuk mendapatkan ijasah kesetaraan. Berbeda dengan Indonesia yang menerapkan ujian bersama masuk perguruan tinggi negeri. Siswa di sana boleh melamar langsung ke universitas, dan universitas akan langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur yang diraihnya. Kualitas pendidikan di Jerman yang hampir rata diseluruh negara bagian, membuat hal tersebut mungkin untuk dilakukan. Bahkan untuk menjamin kualitas pendidikan yang merata, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat. Jikapun siswa memilih untuk belajar di sekolah lain, maka harus ada pengajuan permintaan khusus yang disertai dengan alasan-alasan mengapa memilih sekolah tersebut. Guna mendukung kualitas pendidikan, pemerintah Jerman menjaga kualitas pendidikan para calon guru di universitas agar guru yang dihasilkan memiliki standar kualitas yang sama.

Setelah diterima di universitas pendidikan yang dilamar oleh calon mahasiswa. Ia boleh memilih dua sampai tiga subyek bidang studi yang diinginkan untuk mengajar di masa depan. Selain mempelajari mata kuliah dari subyek yang dipilih, mahasiswa pendidikan juga mendapatkan mata kuliah didaktik dan pedagogi. Bagi mahasiswa yang memilih dua subyek bidang studi, harus menempuh pendidikan antara 4,5 tahun sampai 5,5 tahun. Jika memilih tiga subyek bidang studi, maka harus menambah satu tahun masa studi. Studi biasanya diakhiri dengan suatu ujian negara (Staatsexamen), dimana mereka diharuskan membuat semacam tesis yang disebut Staatsexamen – Arbeit di universitas masing-masing. Ujian Negara Pertama tersebut mencakup tesis akhir, serta ujian tertulis dan lisan dari teori subyek studi pendidikan dan didaktik. Selama masa studi, mereka juga harus menyelesaikan tiga bulan kerja praktek di sekolah. Setelah menyelesaikan ujian pertama, maka mahasiswa akan bekerja sebagai guru selama 2 tahun dengan dibimbing seorang guru senior. Setelah menyelesaikan praktek mengajarnya disekolah, selanjutnya ia bisa mengambil ujian kedua untuk menjadi guru dimasing-masing sekolah tempatnya melakukan praktek mengajar. Hal ini disebut Referendariat dan berakhir dengan State Examination Kedua. Selama fase ini calon guru diberi gaji layaknya peserta pelatihan. Adapun struktur pelatihan guru yang diselenggarakan pelaksanaanya bervariasi dimasing-masing Länder. Masing-masing Länder memiliki tanggung jawab berbeda untuk pendidikan guru. Setelah lulus dari ujian kedua, baru kita benar-benar dinyatakan sebagai guru secara resmi.

Sulit dan lamanya menjadi guru di Jerman bukan tidak mungkin adalah semata untuk menjaga kualitas dari pendidikan di Jerman itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, guru merupakan ujung tombak dari kualitas pendidikan suatu negara. Sehingga kualitas yang dihasilkan bergantung pada kualitas guru itu sendiri. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sistem pendidikan di Jerman. Upaya untuk memberikan kualitas pendidikan yang merata di seluruh negara bagian melalui pemerataan kualitas, fasilitas, dan sistem di masing-masing sekolah perlu juga menjadi perhatian pendidikan di Indonesia. Melalui pendidikan yang merata di wilayah-wilayah Indonesia tentu akan memberikan peningkatan kualitas pendidikan manusianya sendiri yang berdampak bagi kualitas hidup masyarakatnya. Konsistensi Jerman untuk menjaga kualitas pendidikannya dengan cara memberikan perhatian tinggi mulai dari sistem pendidikan dasar dan menengah. Bukan tidak mungkin merekalah yang akan menjadi guru, dokter, insinyur, ataupun profesi lainnya yang akan membangun Jerman kelak. Sehingga perhatian besar Jerman terhadap kualitas pendidikannya akan berdampak bagi kualitas sumber daya manusia yang akan dihasilkan

Learning History in Germany by Wintarsih

Melihat Pembelajaran Sejarah di Jerman (2): Kunjungan ke Holbein Gymnasium Augsburg
Jum’at, 9 Nopember 2012

Augsburg, Bayern – Jerman

Bagaimana siswa di Jerman belajar? Apakah pelajaran sejarah juga dianggap momok disana? Apa saja kebiasaan unik siswa Jerman saat belajar di Sekolah?
Dalam dua belas hari kunjungan studi yang diberikan DAAD, kami berkesempatan mengunjungi salah satu sekolah menengah di kota Augsburg wilayah bagian Bayern, Jerman. Dalam kesempatan itu, kami mengujungi Holbein-Gymnasium Augsburg dan bertemu dengan dua orang guru sejarah yaitu Mr Peter Lengle dan Ms Angela Hoefer, masing-masing mengajar dikelas XII dan VII.

Sekilas Sistem Pendidikan di Jerman

Berbeda dengan Indonesia, sistem pendidikan sekolah di Jerman hanya terbagi menjadi dua, yaitu Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Sebelum memasuki pendidikan di sekolah dasar, anak-anak di Jerman akan dipersiapkan terlebih dahulu melalui pendidikan di Kindergarten atau Taman Kanak-Kanak selama tiga tahun sejak usia 3 hingga 6 tahun. Selanjutnya mereka akan masuk ke Sekolah Dasar atau Grundschule yang ditempuh sejak anak berusia 7-10 tahun dengan menempuh pendidikan selama 4 tahun. Sebelum melanjutkan ke sekolah menengah, siswa harus melalui tahapan Orientasi (Orienterungsstufe). Masa Orientasi tersebut merupakan saat dimana sekolah membantu siswa untuk menentukan tujuan seorang anak selanjutnya khususnya saat memilih jenis sekolah menengah yang mereka inginkan. Berbeda dengan di Indonesia, masa orientasi justru lebih cenderung dijadikan ajang perploncoan.
Sekolah Menengah di Jerman terdiri dari empat pilihan yaitu Hauptschule, Realschule, Gesamtschule dan Gymnasium. Masing-masing jenis sekolah memiliki perbedaan satu sama lain. Untuk Hauptschule dan Realschule misalnya, sekolah tersebut lebih ditekankan kepada anak yang ingin langsung kerja bila telah menyelesaikan sekolah. Lama waktu pendidikan adalah 5-6 tahun terhitung setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar. Selanjutnya mereka akan praktek dan bekerja selama beberapa tahun setelah sebelumnya menyelesaikan pendidikan di “Berufsfachschule” atau “Fachoberschule”. Sedangkan Gymnasium, lama pendidikan adalah 9 tahun. Gymnasium banyak dipilih bagi mereka yang ingin langsung melanjutkan ke Universitas. Bagi siswa yang memilih selain Gymnasium juga dapat melajutkan kuliah di universitas, tetapi harus melalui jalan yang lebih panjang karena harus melakukan praktek kerja terlebih dahulu selama sekian tahun.

Bangunan Peninggalan Masa Abad Pertengahan

Holbein-Gymnasium Augsburg terletak di jalan Hallstraße 10, tepat dipusat kota Augsburg. Sekolah Holbein-Gymnasium Augsburg merupakan sekolah yang berfokus pada bidang ilmiah-teknologi dan linguistik serta merupakan salah satu sekolah terbesar dari sepuluh sekolah di Augsburg. Lebih kurang sebanyak 1200 siswa belajar disana dengan 115 guru pengajar. Sekolah yang dibangun sejak masa Abad Pertengahan tersebut memiliki bangunan yang menyerupai gereja-gereja pada masa Abad Pertengahan. Berawal tahun 1251 dari komunitas biarawati St. Catherina dari Ordo Dominikan yang diberikan sebidang tanah oleh Raja Konrad IV tepat di lokasi saat ini Holbein Gymnasium Augsburg berdiri saat ini. Sejak masa Abad Pertengahan banyak putri-putri bangsawan yang belajar di tempat St. Chatherina. Bangunan biara kemudian direnovasi dan dirancang ulang dengan dibangun gedung kedua oleh Burkhard Engelberg tahun 1498 – 1503. Pada bangunan kedua terdapat enam lukisan cat bergaya Basilika yang masih bisa dilihat didalam sebuah ruangan disekolah tersebut. Seiring sekularisasi yang terjadi di Augsburg, biara St. Catherina dinaturalisasikan dan dijadikan sekolah perdagangan tahun 1833 dan pada tahun 1877 diubah menjadi sekolah tinggi. Nama sekolah Holbein-Gymnasium Augsburg mirip dengan nama Hans Holbein der Ältere (1465 - 1524), seorang pelukis terkenal pada masa antara Abad Pertengahan akhir dan Renaissance. Lukisan cat hasil karyanya bahkan tergambar jelas di salah satu ruang kelas sekolah tinggi tersebut.

Ada banyak jurusan yang dipelajari di Holbein-Gymnasium Augsburg, diantaranya Pendidikan Agama, Bahasa Jerman, Latin, Inggris, Perancis, Spanyol, Cina, Matematika, Ilmu Komputer, Fisika, Kimia, Biologi, Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi, Sejarah, Geografi, Studi Sosial dan Politik, Ekonomi dan Hukum, Musik, Pendidikan Jasmani, Politik dan Sejarah Kontemporer, serta Studi Lingkungan Hidup. Sebagai salah satu sekolah terbaik, Holbein-Gymnasium Augsburg memiliki beberapa alumni siswanya yang menjadi tokoh terkenal. Diantaranya Rudolf Diesl (1858-1913) yang merupakan penemu dari mesin diesel, Johann Deisenhofer pemenang penghargaan Nobel untuk Kimia tahun 1988, selain itu juga banyak anggota bangsawan yang belajar disekolah tersebut.

Indonesia Near Egypt !

Selama mengunjungi Holbein-Gymnasium Augsburg kami berkesempatan melihat proses pembelajaran di dua kelas sejarah yang ada disana. Kami berkesempatan mengikuti kelas sejarah yang diajarkan Mr Peter Lengle dan Ms Angela Hoefer. Kelas pertama yang kami ikuti adalah kelas Mr Peter Lengle. Ia adalah seorang guru sejarah senior yang mengajar dikelas XII dan sudah lebih dari dua puluh tahun ia mengajar disekolah tersebut.Saat memasuki kelas XII yang diajar oleh Mr Lengle, suasana kelas tidak terlalu penuh. Tidak ada fasilitas mewah, hanya satu buah proyektor dan papan tulis kapur yang terbagi tiga. Siswa disana tidak menggunakan seragam layaknya di Indonesia. Karena saat itu sedang musim gugur mereka menggunakan jaket dan sweater hangat. Para siswi perempuan nampak lebih dewasa dengan riasan minimalis mereka. Begitu juga dengan siswa laki-laki yang umumnya memiliki postur tegap dan tinggi. Mereka terlihat bukan seperti anak SMA. Uniknya, hampir semua siswa selalu membawa tempat minum yang umumnya berukuran besar sekitar 1,5 liter.

Mr Lengle membuka pelajaran dengan mengulang materi pelajaran sejarah pertempuan sebelumnya. Ia mencoba berdialog dengan siswa tentang materi Abad Pertengahan yang menjadi salah satu materi sejarah di kelas XII. Suasana kelas cukup aktif, para siswa tidak segan menunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan dari Mr Lengle atau sekedar mengajukan pertanyaan jika ada materi yang mereka tidak mengerti. Budaya aktif dikelas seperti ini yang sepertinya perlu ditumbuhkan di Indonesia.Memasuki kelas kedua yang diajar oleh Ms Angela Hoefer, kami masuk di kelas VII. Berbeda dengan kelas sebelumnya, suasana kelas lebih ramai dengan jumlah siswa yang lebih banyak. Layaknya kelas SMP, suasana dikelas lebih ramai dengan celotehan khas anak-anak ABG. Ms. Angela perlu waktu sepuluh menit sebelum kelas benar-benar bisa kondusif. Meski selama pembelajaran ia cukup kerepotan menghadapi para siswanya, tetapi berkat kemampuan Ms Angela mengelola kelas ia berhasil membuat kelas sejarahnya hidup dan aktif. Seperti dikelas sebelumnya, fasilitas yang disediakan tidak jauh berbeda. Satu buah proyektor dan papan tulis kapur yang terbagi menjadi tiga. Ms. Angela saat itu mencoba menjelaskan kondisi masyarakat Eropa pada masa Abad Pertengahan. Ia menampilkan melalui proyektor kedudukan paus, raja, bangsawan, dan rakyat jelata sebagai bagian dari masyarakat Eropa abad pertengahan. Hal tersebut cukup efektif membuat siswa antuasias mengikuti pelajaran sejarah yang diajarnya.

Setelah kurang lebih empat puluh lima menit, waktunya untuk istirahat. Para murid yang sedari tadi menyadari keberadaan kami didalam kelas nampak malu-malu memperhatikan kami yang berpenampilan berbeda dengan mereka. Kamipun mencoba berinteraksi dengan mereka dan menanyakan beberapa hal. Salah satunya adalah ketika kami menanyakan apakah mereka tahu dimana letak Indonesia. Secara spontan seorang murid laki-laki dari kelas tersebut menjawab : ” Indonesia near Egypt!”. Sontan hal tersebut membuat kami tertawa, sambil mencoba menjelaskan dimana letak Indonesia. Uniknya, para siswa disana sangat mengenal Gangnam Style, lagu yang dinyanyikan oleh Psy artis Korea Selatan itu ternyata juga sangat terkenal disana. Tidak hanya lagu, smartphone yang banyak kami temui digunakan disana justru berlabel merk terkenal dari negeri gingseng tersebut.Sebelum menyudahi kunjungan kami ke Holbein-Gymnasium Augsburg, Mr Peter Lengle mengajak kami untuk minum teh di ruang guru. Berbagai minuman mulai dari teh, kopi, minuman ringan, serta berbagai cemilan kecil tersedia disana. Tetapi itu tidak gratis, mereka harus membayar di kotak yang telah disediakan seperti warung kejujuran tapi ini mungkin lebih tepat kotak kejujuran. Jangan berharap ada Office Boy atau orang yang bisa disuruh untuk membuatkan minuman atau mengambilkan makanan serta membereskan tempat makan atau minum, karena disini semuanya dilakukan sendiri oleh guru. Mendekati jam makan siang, kami mengakhiri kunjungan di Holbein-Gymnasium Augsburg. Sebelum itu kami sempat berfoto bersama dengan Mr Peter Lengle di depan gerbang sekolah. Sungguh pengalaman yang sangat berharga dapat melihat langsung pembelajaran di sekolah Jerman. Meski fasilitas yang tersedia tidak berbeda jauh dari sekolah-sekolah kota di Indonesia, tetapi semangat untuk belajar dan aktif dikelas dari para siswa disana sepertinya harus bisa kita tumbuhkan juga di Indonesia

Sunday, February 3, 2013

Learning History from Germany by Wintarsih

Melihat Pembelajaran Sejarah di Jerman (1): Arti Penting Pembelajaran Sejarah di Jerman
Oleh : Wintarsih

      Bagaimana Jerman mengajarkan sejarahnya kepada generasi selanjutnya setelah ia pernah mengalami sejarah kelam masa lalu? Apakah sejarah menjadi pelajaran penting disana? Bagaimana generasi muda jerman memandang sejarahnya? Adakah pengaruh sejarah masa lalu terhadap perkembangan Jerman saat ini?
      Salah satu tujuan akademis dari program beasiswa Group Visits to Germany by Foreign Students ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa dari negara lain selain Jerman untuk berbagi pengetahuan yang berkaitan dengan subyek yang ingin dipelajari oleh partisipan dengan seminar, kunjungan studi, dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan melalui pertemuan akademis dengan mahasiswa, akademisi dan peneliti di Jerman ini memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar satu sama lain khususnya mengenai pendidikan sejarah sebagai bidang studi kami. Kesempatan ini tentu tidak kami sia-siakan, meski waktu dua belas hari tidaklah cukup untuk mempelajari dan memahami pendidikan sejarah secara keseluruhan di Jerman. Tetapi ada beberapa hal yang kami dapatkan dan mungkin bisa dibagikan.

Pelajaran Sejarah di Jerman
        Jerman tidak memiliki kurikulum nasional. Tanggung jawab pendidikan lebih besar diberikan kepada masing-masing daerah (Länder) dibandingkan pemerintah nasional. Hal tersebut didasarkan kesepakatan dalam Standing Conference of the Ministers of Education and Culture dari 16 Länder yang ada di Jerman pada tahun 2002. Meski demikian standar pendidikan dalam lingkup nasional tetap ada dan terus dikembangkan khususnya dalam pendidikan dasar dan menengah. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas pendidikan yang diberikan dimasing-masing wilayah di Jerman.
      Pelajaran sejarah menjadi salah satu pelajaran wajib yang diajarkan di Jerman. Berdasarkan kesepakatan yang dicapai pada bulan Desember 1993, sebagaimana telah diubah pada bulan Juni 2006, oleh Ministers of Education and Cultural Affairs mengenai jenis sekolah dan program pendidikan di tingkat dasar dan menengah, menetapkan beberapa pelajaran inti tertentu dalam setiap jenis sekolah yaitu: Jerman, matematika, bahasa asing pertama, ilmu alam dan sosial. Sedangkan sejarah pada jenjang tingkat dasar digabung kedalam subjek Sachunterricht¸ yaitu subjek interdisipliner tertentu yang menyediakan pengenalan pada mata pelajaran seperti ekonomi, ilmu sosial, sejarah, geografi, sains (biologi, fisika, kimia dll), dan teknologi. Penekanannya terletak pada daerah sekitar sekolah. Para siswa diharapkan untuk mempelajari rincian tentang sejarah dan geografi kota atau kabupaten mereka tinggal ataupun tentang hewan di daerah mereka yang mana terdapat dalam pelajaran biologi. Tetapi ada beberapa Länder memutuskan untuk memulai sejarah sebagai mata pelajaran tersendiri di kelas 6. Hal tersebut dimungkinkan mengingat pemerintah memberikan kesempatan yang besar kepada masing Länder untuk mengelola pelaksanaan pendidikan.

Bukan hanya sekedar mengahafal tanggal dan nama tetapi menganalisis data
      Umumnya siswa di Jerman menyukai pelajaran sejarah. Mereka tertarik dengan materi-materi sejarah yang mereka anggap penting seperti Mesir kuno, Yunani kuno, dan sejarah modern (jatuhnya tembok berlin pada tahun 1989 atau bahkan 9/11). Tetapi para murid tidak menyukai jika hanya diajarkan bagaimana menghafalkan tanggal, nama dan perjanjian karena hal itu dianggap membosankan bagi mereka. Meski metode seperti itu masih terjadi, tetapi guru-guru disana mencoba untuk tidak hanya mengajarkan tanggal, nama dan perjanjian kepada para siswa. Para siswa pada jenjang Sekolah Dasar (Grundschule) akan diajarkan sejarah yang lebih dasar, seperti sejarah tempat para siswa tinggal/sejarah lokal. Hal tersebut penting agar siswa mengenal sejarah tempat tinggalnya serta menghargai peninggalan-peninggalan sejarah yang masih tersisa disana sebelum mengenal sejarah dalam konteks yang lebih luas.
       Level materi sejarah akan terus lebih diperluas luas sesuai dengan tingkat kelas. Pelajaran sejarah dengan materi yang lebih kompleks biasanya diajarkan pada tingkat 5 atau 6 usia 10 sampai 11 tahun tergantung dari jenis sekolah. Mulai pada tingkat tersebut, siswa diajarkan untuk menganalisis data dari satu sumber sejarah dengan sumber sejarah yang lainnya. Sehingga siswa tidak hanya terpaku pada materi sejarah yang ada dibuku pelajaran, tetapi mampu mengembangkan pemahamannya melalui sumber sejarah yang satu dengan yang lainnya. Uniknya, evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama di sekolah dilakukan dengan jenis soal essai sedangkan di perguruan tinggi mereka menggunakan jenis soal pilihan ganda (multiple choice). Hal tersebut dimaksudkan agar siswa terlatih untuk menulis, menyusun konsep berfikir, menganalisis, serta terbiasa untuk bisa menuangkan pemikiran mereka sendiri.
         Para siswa di Jerman akan mendapatkan materi sejarah dari buku-buku sejarah yang akan dibagikkan sekali setiap tahunnya. Buku-buku tersebut memuat teks materi yang ditulis oleh para sejarawan yang disertai dengan berbagai sumber-sumber asli dari peristiwa-peristiwa sejarah yang disajikan. Sumber-sumber tersebut dapat berupa gambar, teks atau data yang dikumpulkan (seperti pertumbuhan penduduk misalnya). Selain buku-buku pelajaran, siswa dan guru dapat menggunakan bahan-bahan lain sebagai media pembelajaran seperti lembar kerja, bahan audio (misalnya menganalisis pidato yang dibuat oleh Hitler dan membandingkannya dengan pidato politik modern), selain itu ada bahan video atau transparansi pada proyektor. Semakin tinggi kelas yang diajar, maka siswa akan melakukan tugas lebih banyak menggunakan sumber-sumber sejarah otentik sebanyak mungkin.
       Meski pelajaran sejarah wajib di ajarkan disekolah, tetapi pelajaran sejarah juga tidak begitu mendapatkan waktu yang banyak untuk diajarkan di Jerman. Dalam seminggu, pelajaran sejarah hanya diajarkan dua kali, masing-masing diajarkan dalam waktu 45 menit dalam satu kali pertemuan. Berbeda dengan pelajaran lainnya seperti bahasa Jerman (5 kali pertemun), bahasa Inggris atau Matermatika (4 kali pertemuan). Masalah minimnya waktu yang diberikan pada pelajaran sejarah nampaknya menjadi masalah yang sama dihadapi di Jerman. Masalah dengan pendidikan lainnya adalah media yang digunakan di sekolah. Kebanyakan sekolah Jerman tidak semua memiliki proyektor di setiap kelas. Museum sering digunakan untuk media pendidikan untuk memberikan siswa pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan. Selain itu juga digunakan film atau video yang dapat digunakan melalui salah satu proyektor portabel sekolah.
       Berbeda dengan tujuan pembelajaran sejarah Indonesia yang salah satunya adalah berusaha membangun karakter dan kepribadian bangsa dengan memiliki rasa nasionalisme. Pelajaran sejarah di Jerman tidak bertujuan untuk membangun patriotisme. Hal tersebut dikarenakan pelajaran sejarah pernah disalah gunakan oleh orang-orang NAZI untuk membangun apa yang mereka rasakan sebagai perasaan yang benar tentang nasionalisme dan jadi pelajaran sejarah sekarang ini tidak memiliki tujuan semacam itu. Meski sejarah Jerman kita bisa telusuri sejak awal Masehi, tetapi kurun waktu tersebut tidak bisa benar-benar disebut “sejarah Jerman”. Konsep Jerman sebagai negara sendiri baru ada selama 60 tahun dan dipisahkan untuk 40 tahun kemudian berdasarkan Konferensi Postdam (2 Agsutus 1945). Materi mengenai bagaimana Jerman dibentuk juga dipelajari disana, tapi itu hanya salah satu bagian kecil dari kurikulum. Kurikulum tidak fokus pada Jerman saja, melainkan pada“gambaran yang lebih besar” seperti bagaimana Revolusi Perancis berdampak terhadap sejarah Eropa atau dua Perang Dunia yang terjadi disana dan serta diajarkan pula topik yang tidak secara langsung mempengaruhi Jerman seperti Perang Vietnam misalnya.

Mengajarkan Topik Kontroversial Disesuaikan dengan Kematangan Siswa
       Jerman seperti yang kita ketahui pernah memiliki beberapa fase sejarah yang kelam. Sejak terlibat dalam Perang Dunia I (1914-1918) Jerman menjadi bagian dari proses runtuhnya orde lama perang abad ke-19. Munculnya NAZI hingga pecahnya Perang Dunia II (1939-1945), Jerman menjadi negara yang menentukan jalannya sejarah dunia dengan cara traumatis dan merusak. Setelah mengalami masa perang sejak Perang Dunia I hingga II serta sempat merasakan berada di bawah pemerintahan totaliter fasis menyeret negara tersebut kedalam peristiwa-peristiwa sejarah yang mengerikan. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana Jerman mengajarkan sejarahnya kepada generasi selanjutnya setelah ia pernah mengalami sejarah kelam masa lalu?
      Topik kontroversial dalam sejarah tentu selalu ada. Namun terkadang materi ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk bagaimana mengajarkannya secara hati-hati. Supaya siswa tidak melihat peristiwa tersebut hanya dari unsur subyektif yang tidak mungkin akan tetap menjadi pemahaman yang dianggap siswa paling benar sehingga mempengaruhi sikapnya dalam berinteraksi dalam berkehidupan di masyarakat.
       Di sekolah Jerman, topik kontroversial diajarkan melalui perspektif dari beberapa peserta. Contohnya seperti materi Perang Dunia II yang diajarkan di tingkat 9 (14-15 tahun), di sini siswa berfokus pada perspektif Amerika Serikat, Perancis, Rusia dan Jerman. Guru membantu siswa untuk memahami mengapa orang-orang itu (Amerika Serikat, Perancis, Rusia dan Jerman) berpikir perlu untuk memulai Perang Dunia I dan mengapa setelah kurang dari 20 tahun setelah perdamaian akhirnya Perang Dunia II pecah. Topik-topik kontroversial memang disampaikan pada tinggkat kelas tersebut, tetapi karena waktu yang terbatas materi-materi tersebut sebagian besar tidak dilakukan secara terperinci di kelas ini. Pembahasan untuk topik-topik kontroversial lainnya lebih diperdalam pada tingkat kelas 12 (17-18 tahun) dan di sini siswa dan guru akan membahas lebih dekat pada topik yang lebih kontroversial seperti rezim Nazi, kamp-kamp konsentrasi atau kebijakan Hitler terhadap Kaum Yahudi. Selain siswa dianggap cukup umur untuk memahami dampak dari apa yang terjadi di masa lalu, mereka juga dapat membentuk pendapat mereka sendiri tentang bagaimana untuk menangani dengan sejarah peristiwa masa lalu tersebut.
       Jerman pernah menghadapi krisis akibat kalah Perang Dunia I, karena tekanan utang dan inflasi yang tinggi menyebabkan masyarakat tidak puas sehingga terjadi kekisruhan yang menjadikan sistem kekaisaran Kerajaan Jerman runtuh. Setelah itu bangsa Jerman sepakat untuk menganut negara republik dengan sistem demokrasi yang dideklarasikan di Kota Weimar. Namun, karena pengalaman bangsa Jerman dalam demokrasi tidak sematang Prancis atau Amerika, pemerintahan republik itu pun akhirnya menemui kegagalan. Jerman pun mengalamai masalah ekonomi yang serius terutama tahun 1929 saat dunia dilanda krisis keuangan besar-besaran. Adolf Hitler kemudian muncul dengan diusung oleh Nazi sebagai partai politik yang berjanji untuk mengatasi semua masalah rakyat saat itu. terjadi perbaikan hidup masyarakat lewat pemulihan ekonomi. Tapi karena tak ada pengawasan dalam pemerintahan sistem totaliter tersebut, akhirnya membawa Jerman pada kondisi perang lagi, yang ternyata dampaknya lebih dahsyat bagi masyarakat Jerman. Meletuslah Perang Dunia II, Jerman mendapat perlawanan dari banyak negara. Jerman pun kalah perang lagi pada PD II dan harus menghadapi pembagian Jerman menjadi dua Jerman Barat dan Jerman Timur. Jika belajar dari sejarah Jerman, kita akan bertanya mengapa Jerman yang pernah jatuh bangun serta pernah berada pada fase sejarah yang kelam mampu bangkit bahkan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi besar di Eropa. Jerman tentu tidak bisa melepaskan peristiwa dimasa lalu begitu saja yang sedikit atau banyak mempengaruhi Jerman saat ini. Upaya Jerman untuk mengajarkan sejarahnya bukan hanya semata melalui nama, tanggal, tempat dan peristiwa tetapi lebih jauh dari itu yaitu membangun kesadaran sejarahnya. Melalui metode belajar analitif serta menyesuaikan umur pada materi-materi kontroversial mampu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para siswa dalam memandang sejarahnya sendiri.