Showing posts with label Augsburg. Show all posts
Showing posts with label Augsburg. Show all posts

Tuesday, December 18, 2012

A SHORT STORY IN GERMANY : AUGSBURG PART 4


Day 4 in Augsburg (Saturday, 10 November 2012)

“I know it's 5 in the morning, morning not sure who I'm calling, calling You haven't heard from me in some time, I hope you want it, want it, When you hear me talking, talking you know I've been out and is it OK I stop by..”
(Theme song : Lukas Graham – Drunk in The Morning)

Pagi yang lebih menyenangkan di banding hari sebelumnya, karena sepertinya hari ini kita tidak terlalu di kejar oleh jadwal yang padat. Masih tetap bangun pagi dan melaksanakan sholat subuh lanjut tidur kembali, tarik selimut sambil mendengarkan channel favorit VIVA Germany yang selalu bikin envy dengan acara yang membahas MTV EMA Frankfurt 2012. Ternyata kita hampir terlupakan untuk breakfast yang batas waktunya hanya sampai jam 09:30 am, akhirnya aku dan ula segera bergegas untuk bersiap-siap. Aaaaa tidaak !!! apa yang terjadi pada wajahku .. sudah beberapa hari ini memang terasa perih ketika terkena air, sepertinya iritasi karena setelah dari cuaca dingin yang cetar membahana kemudian mandi dengan air hangat, hampir semuanya teman-temanku merasakan hal yang sama. Pakaian yang digunakan hari ini sangatlah lumayan tebal karena kegiatan kali ini di lakukan di out door, semuanya sudah siap dari mulai sarung tangan, penutup telinga, mantel dan syal yang tidak pernah terlupakan. Waktunya sarapan pagi, nafsu makan yang selalu besar di sini tapi tidak pernah merasa kenyang, karena aku rindu masakan Indonesia yang kaya akan bumbu-bumbu spicy.. sambil mencoba untuk menyambungkan koneksi wi-fi yang ada di hotel agar bisa sedikit stalking di jejaring sosial, done !! sign in twitter dan facebook, cek time line serta update status.. tadinya sih sempat ragu mau sharing di jejaring sosial ..tapi whatever deh, apa yang mereka bilang dan apa yang mereka pikirkan, IT’S MY WORLD, what dou you want??? Sekitar 6 jam perbedaan Indonesia-Jerman, jadi ketika aku di sini sedang menikmati sarapan pagi di Jakarta sedang sibuk-sibuknya di siang hari. Tidak sedikit teman yang memberikan semangat dan motivasi kepada kami, Thanks yaa semoga tidak banyak yang bermuka dua #ops , aku rindu kaliaaaann ..

Guided tour Historical places of the city of Augsburg with Ms. Tan Ja Koeble, she pick me up at the hotel !!! you are so kind Tan Ja. Eins , Zwei, Drei , Vier, Fünf, Sechs, Sieben, Acht, Neun, Zehn, Elf .. as you know itu adalah kebiasaan Carin ketika kita akan mulai melakukan aktivitas atau apa pun hahaha lucu yaa, mungkin Carin khawatir jika ada salah satu dari kami yang tertinggal (I really miss that moment). I Know you were trouble febry, kamu menghilangkan kartu mensa card yang dipinjamkan oleh Jessica. Tan Ja juga sempat kebingungan namun setelah mendapat info dari temannya dia memberi tahu febry harus membayar 5 euro untuk mengganti kehilangan kartu tersebut, dan febry pun mau tidak mau harus menggantinya tapi ternyatabelum sempat membayar kartu tersebut ternyata terbawa oleh Sena di dompetnya, you are safe now. Berjalan di pagi hari di kota Augsburg sambil sedikit merelaksasikan badan, seperti yang sudah aku ceritakan bangunan di sini sangat indah dan arsitekturnya gaya khas Eropa punya hahah, melewati beberapa pertokoan yang sudah mulai buka satu per satu, toko roti yang menggugah selera dan wangi harumnya coffe dimana-mana serta kadang mata melirik ke area pertokoan aksesoris dan pakaian hmm dasar wanita
Tram- Tram yang lalu lalang masih tampak terlihat sepi, banyak orang yang berlalu lalang di jalanan dengan sepeda. Akhirnya kami berhenti di depan sebuah patung yang di sebut dengan The Three Magnificent Fountainsyang berada di  Maximilianstrasse patung ini juga dikenal sebagai "The Mile Imperial " dimana terdapat monumen air mancur indah dan patung perunggu berharga Augustus Fountain serta Mercury Hercules Fountain. Tidak jauh dari patung ini terdapat sebuah tempat ber sejarah lainnya yaitu “Schaezler Palace (1765-1770)” Sebuah kediaman dari seorang bangsawan dan bankir Liebert von Liebenhofen, di dalamnya terdapat ruang pesta kaya yang bergaya rococo (Rococo merupakan gaya Baroque abad ke  XVIII memiliki kesadaran estetika yang tinggi , dimana artistik lebih penting daripada lainnya kualitas manusia) yang paling penting saat ini di dalamnya terdapat sebuah galeri Barok Jerman yang masuk ke Galeri Negara Bavaria dimana terdapat banyak Lukisan indah Old Masters seperti Duerer, Holbein dan Cranach. Aku juga menyebut tempat ini sebagai Istana Pelangi karena di dalam istana ini banyak ruangan yang tembonya di lukis dengan warna-warni yang indah seperti Rainbow Cake, lukisan-lukisan karya pelukis ternama dan yang paling menakjubkan adalah ruang pesta yang memiliki ukiran di dinding serta atapnya yang berkesan mewah (katanya dulu ruang pesta ini sering di jadikan tempat berkumpulnya para bangsawan-bangsawan kaya dari Bavaria, haduhh jadi inget video klipnya Taylor Switf : Love Story seandainya ada pangeran yang mengajak dansa disini zZzZzz).

Berlanjut ke tempat berikutnya hanya ditempuh dengan berjalan kaki yaitu Fuggerei Museum: The Oldest Social Settlement in the world”  tempat ini didirikan pada tahun 1521 oleh Jacob Fugger seorang bangsawan yang kaya raya untuk rajin, seorang penganut Katolik Roma. Tempat ini merupakan perumahan sosial tertua  di dunia di dalamnya terdapat  67 rumah dengan 140 flat. Sewa tahunan adalah 1 Rhenish Gulden saat itu  ( sekarang harga sewanya kurang dari 1 euro). Di museum Fuggerei terdapat perabot asli yang dipamerkan dan menampilkan gaya hidup jaman dulu, di tiga kamar yang terdpat di Fuggerei ada barang yang telah diawetkan dalam kondisi aslinya. Pada tahun 2006 daerah ini dijadikan modern museum di mana kisah Fugger dan Fuggerei didokumentasikan dalam film, dengan papan teks dan gambar serta pameran. Ada satu tempat bersejarah lagi di dalam Fuggerei yaitu “Bunker of World War II” tak lama setelah Perang Dunia II dimulai, tempat penampungan serangan udara didirikan di Fuggerei. Banyak peninggalan bersejarah yang menggambarkan kondisi Fuggerei yang sempat hancur saat Perang Dunia II, sebuah pameran yang berjudul "The Fuggerei dalam Perang Dunia II - Destruction dan Rekonstruksi" menunjukkan nasib Fuggerei dan penduduknya pada masa Sosialisme Nasional dan dalam tahap rekonstruksi pasca-perang. Teks dan foto-foto, film dan suara serta pameran semua dokumen pemboman Augsburg selama Perang Dunia II juga ditampilkan ditambah dengan rekonstruksi Fuggerei dan kota Augsburg. Sampai saat ini The Fuggerei masih menjadi tempat tinggal bagi penduduk Augsburg terutama yang kurang mampu.
OMG !!! Tiba-tiba donna dan wintarsih teriak histeris “ Prof.Popp is here …!!” aku terkejut mendengar mereka dan melihat ternyata Prof.Popp juga datang ke tempat ini, aku kira pertemuan kami terjadi secara tidak sengaja. Tapi ternyata Prof.Popp memang sengaja meluangkan waktunya untuk menemui kami dan menemani kami jalan-jalan di Kota Augsburg. Setelah selesai mengunjungi The Fuggerei, kita berjalan menuju pusat kota bersama Prof.Popp dan Tan Ja, kami mampir sejenak ke sebuah Gereja yang disarankan oleh Prof.Popp. Gereja ini merupakan Gereja yang tertua di Augsburg dan kalian tahu suasana di gereja ini sangat menyeramkan dengan wewangian yang khas hehehe lantainya pun sangat dingin sekali ketika kita mencoba untuk berjalan tanpa sepatu wohooooo membeku kaku kaku deh. Untuk menuju tempat selanjutnya kami menyusuri beberapa jalan kecil dan besar yang ternyata sekarang sudah mulai cukup banyak orang berlalu-lalang, kami juga menemukan sebuah sungai atau lebih tepatnya kali kecil yang ada di antara gang kecil. Air yang mengalir masih sangat jernih dan bersih, wahh padahal ini di pusat kota yaa tapi kalinya masih bersih sekali. 

Tempat selanjutnya akhirnya sampai juga City Hall and Golden Hall  yang dibangun oleh Elias Holl antara 1615-1620 di sebut juga Renaissance City Hall. The Golden Hall terkenal megah, portal dimana langit-langit di tutup dengan lapisan emas dan lukisan mural. Tempat ini buka dari 10 am hingga 6 pm kecuali ketika ada acara pribadi, Gedung ini merupakan peninggalan sejarah pemerintahan Kota Augsburg. Perlu menaiki 3 lantai untuk mencapai ruang utama yang di sebut dengan Golden Hall, ketika kami sedang berada di sana kita bertemu dengan supporter bola Borussia Dortmund yang semalam baru saja menyaksikan pertandingan. Mereka sangat ramai sekali sampai menjadi pusat perhatian, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini kami pun foto bersama dengan mereka termasuk Prof.Popp. Kriuk ..Kriuk we are hungry, Carin mengingatkan kami untuk makan siang tapi karena waktu yang tidak begitu banyak kami disarankan untuk makan siang di Restaurant City Hall. Prof.Popp sudah menyediakan tempat untuk kami, dan dengan senang hati kami menerimanya. Carin yang menyarankan kami untuk memilih menu yang sama , you know menunya adalah menu anak-anak hahahah eitss bukan berarti makanannya bubur tapi hanya porsinya yang lebih small di bandingkan porsi makanan pada umumnya. Sayangnya kami duduk terpisah dengan Prof.Popp dan Tan Ja jadi tidak bisa sedikit pedekate hah??? Ups just kidding. Prof.Popp sangat baik dan perhatian sekali, dia menghapiri kami untuk bertanya apakah makanannya enak? Atau ada sesuatu yang kami butuhkan?? Huhuhuuu so sweet .. setelah itu dia juga memberi kami cinderamata yang manis dan makan siang kali ini sangat menyenangakan.

Farewell with Prof.Susanne Popp and Tan Ja Koeble, sedikit berat untuk berpisah dengan mereka yang sangat baik hati. Kami pun memberikan keduanya cinderamata dan mengucapkan terimakasih atas jamuannya selama di Augsburg. Take a Picture !!!! semoga bisa menjadi kenangan yang tidak terlupakan. Setelah berpisah dengan mereka di City Hall ini waktunya Free Time in The Afternoon, Carin memberikan kami pilihan untuk menghabiskan waktu di sore hari, berbelanja di pusat kota, mengujungi katedral, atau beristirahat kembali ke hotel. Beberapa dari kami memilih pilihan yang berbeda. Donna, Sena dan Win pergi ke Katedral. Madito, Bimmo, Faisal dan Riski berjalan-jalan ke pusat kota. Aku, Ula , Febry dan Ibu Nia pergi berbelanja di Pusat Kota sedangkan Carin entahlah dia pergi kemana. Tapi yang jelas kita akan kembali berkumpul jam 19:00 pm di hotel untuk kegiatan selanjutnya. Pusat Perbelanjaan di Augsburg sangat ramai sekali dan banyak toko-toko yang cukup tidak asing namanya seperti Espirit, Zara, Guess, de el el. Satu hal yang membuatku tertarik adalah coat yang ada di H&M, tadinya udah mau beli itu coat tapi karena ingat perjalanan masih panjang jadi diurungkan dan mungkin bisa menemukan yang lebih bagus lagi di kota lain. Walaupun tidak jadi membeli Coat akhirnya malah jadi beli baju hangat yang lumayan cukup bagus, kami membelinya untuk di pakai disini atau pun ada juga yang di bawa pulang untuk oleh-oleh. Setelah beberapa toko yang kami datangi, aku pikir harganya memang hampir sama di Indonesia tetapi mata uangnya saja yang berbeda misalnya sepatu boots di Jerman berkisar harganya 30 euro keatas atau sekitar Rp.400.000,- sama hal nya ketika belanja di Indonesia sepatu boots harganya hampir sama. Memang kalau kita mau membeli sesuatu dan selalu di banding-bandingkan dengan kurs di Indonesia, aku rasa pasti akan selalu ada kata “ah.. mahal..” tapi memang begitu kenyataannya , SO ENJOY YOUR SHOPING hihihii. Sambil menunggu teman yang lain selesai berbelanja, kami menunggunya di Theater Augsburg yang ternyata ini adalah tempat yang akan kita datangi malam nanti. (Back to Hotel – Take a Rest – Prepare for watch Ballet and Mozart Orchestra).
Divertomento4Amadeus, A Ballet evening by, for and with Wolfgang Amadeus Mozart. Choregraphy by Kevin o’day at Augsburg Philharmonic Orchestra. Malam ini kami akan memnonton pertunjukkan Ballet dan Konser Mozart, sempat bingung juga sih dresscode nya apa? Tapi Carin bilang yang penting rapih dan sopan. Akhirnya beberapa dari kami memutuskan untuk memakai batik tapi aku lebih memilih menggunakan kemeja yang casual. Seharusnya kita sudah berada di gedung teater jam 7 karena di sini jika kita akan menyaksikan sebuah pertunjukkan Ballet dan Orkestra kita bisa menghadiri Pengenalan Jalan Cerita yang akan dimulai 30 menit sebelumnya. Hmmm.. lari-larian di malam hari menuju Teater Augsburg setelah sampai cukup kaget karena pertunjukkan ini banyak dihadiri oleh para lansia T.T whuaaaaa,, setelah mendapatkan tiket masuk kita langsung masuk ke dalam ruangan pertunjukkan. Ketika kita masuk ke dalam ruangan belum banyak orang yang hadir dan para pemain orchestra masih berlatih tapi setelah 15 menit kemudian mulai banyak orang yang berdatangan masuk. Shutzzz.. pertunjukkan segera di mulai, layaknya kita menonton di bioskop lampu perlahan redup dan ruangan menjadi gelap. Mulailah seorang penari muncul dan music pun mulai bermain, penari ballet yang lainnya muncul secara bersamaan.. mereka menari dengan indah dan luwes ditambah dengan penyanyi seriosa dan lantunan music Mozart. 30 menit kemudia sudah mulai mengantuk, 45 menit kemudian, hampir tertidur , 60 menit kemudian hoaaaam, 90 menit kemudian akhirnya berakhir. Standing Applause for all !!!! prokk..prokk..

Setelah Pertunjukkan selesai kami masuk ke ruang Gala Dinner yang ternyata semua isinya Oma dan Opa, whaaaaa.. ngga bisa cuci mata deh. Setelah hampir 15 menit kita di dalam ruangan tersebut, kami pikir pertunjukkan telah selesai tapi ternyata masih ada sesi pertunjukkan yang kedua aaarrrrgghh tidaaakkk, hahahha rasanya nano-nano wuihiii. Setelah masuk kembali, raut muka wajah teman-temanku sangat tidak karuan heheh, untngnya permainan sesi kedua ini tidak terlalu lama mungkin sekitar 45-60 menit. Pertunjukkan Ballet ini merupakan kegiatan yang sangat sering di tonton oleh warga Augsburg, karena mereka memang sangat menyukainya dan menghargai semua yang ditampilkan dalam pertunjukan itu baik drama, music dan traian sebagai bagian dari budaya mereka. Sama hal nya dengan kita mngkin, ketika kita menyaksikan ludruk, jaipongan, teater atau kesenian music angklung. Pertunjukkan ini sangat memberikan kami pengetahuan yang baru, belum tentu loh di Indonesia kita bisa menonton pertunjukkan seperti ini dengan harga yang tidak cukup murah alias mahal pastinya. Alhamdulillah , How Lucky I am here. Pertunjukkan selesai kami pun kembali ke hotel, ini adalah malam terakhir kami menginap di Augsburg dan besok kami akan menuju kota berikutnya yaitu Heidelberg. It’s time to Packing !! Packing ..

“I regarded the world as such a sad sight until I viewed it in black and white. Then I reviewed every frame and basic shape and sealed the exits with caution tape. Don’t refocus your eyes in the darkness and don’t remember this place unless. I describe all the things that you cannot see and we’ll unravel the mystery”

Next : Heidelberg "The Romantic City"

Monday, December 17, 2012

HISTORICAL PLACES IN AUGSBURG


Augsburg, the region and the year 2012


Augsburg, the third largest city in Bavaria, was founded by the Romans and is one of the oldest cities in Germany. This city, located on the Romantic Road, offers numerous places of interest, the most well known being the Augsburger Puppenkiste marionette theatre, the Fuggerei social housing complex (we are here :)), the Renaissance City Hall (A beautiful building with Gold everywhere ) and the Cathedral (Donna was here). 


Connected to the splendid history of Augsburg are the names Fugger and Welser, Mozart, Bertold Brecht and Rudolf Diesel. The Augsburg Confession is known around the world. Today, Augsburg is not just a popular destination for city and culture tourists but also a location for exhibitions and conventions as well as a university town. The green neighbours of this Bavarian-Swabian city are (in the direction of Munich) the Landkreis (administrative district) Aichach-Friedberg as well as (in the direction of Stuttgart) the Landkreis Augsburg.xixixixi , so next i will explain about our tour with Ms.Tan Ja Koeble yeeeeaaayy ...


This is Preview some of places it we had visited by our :)


City Hall and Golden Hall

The City Hall that was built by Elias Holl between 1615 to 1620 is the landmark of the city and it is also said to be the most significant secular Renaissance building north of the Alps. The restored Golden Hall is famous for its magnificent, pompous portals, coffered ceiling and mural paintings. Open from 10 a. m. to 6 p.m. except when there are private events.



Fuggerei

Founded in 1521 by Jacob Fugger the Rich for industrious, innocently impoverished Augsburg citizens of Roman Catholic faith. The world’s oldest social housing: it encompasses 67 houses with 140 council flats. The annual rent is 1 Rhenish gulden (an equivalent of 1 euro). In the Fuggerei museum original furnishings are exhibited.



Fuggerei museum

The Fuggerei museum displays the lifestyle of earlier times in three rooms found in the only apartment of the Fuggerei which has been preserved in its original condition. In 2006 a modern didactic area of the museum was newly opened where the story of the Fuggers and the Fuggerei is documented on film, with text and picture boards as well as with exhibits. Signs on a number of the Fuggerei houses point out building information and historic details.



Bunker of WWII (World War II )

Shortly after World War II began, an air-raid shelter was erected in the Fuggerei. Here a permanent exhibition entitled “The Fuggerei in WWII – Destruction and Reconstruction” shows the fate of the Fuggerei and its residents during the time of National Socialism and in the phase of post-war reconstruction. Texts and photographs, film and sound as well as exhibits all document the bombing of Augsburg during WWII plus the reconstruction of both the Fuggerei and the city of Augsburg. 


The Cathedral

Romanesque and Gothic St. Mary’s Cathedral with impressive frescos, a Romanesque crypt, windows from the 12th century displaying the prophets as well as four panel paintings by Hans Holbein the Elder. Many finds from the Roman era to be seen on the square.



The three magnificent fountains

From around 1600 in Maximilianstrasse – also known as "The Imperial Mile," there are splendid fountain monuments and precious bronze sculptures: Augustus Fountain, Mercury fountain and Hercules Fountain.




Schaezler Palace (I Called Rainbow palace hihihihhi)

City residence of the banker Liebert von Liebenhofen with a richly furnished rococo banqueting hall (1765-1770), today Germany’s most important baroque gallery. Entrance to the State Gallery of Bavaria with paintings by the Old Masters such as Duerer, Holbein and Cranach.



The Synagogue (Holly Place for Jewish)

Built by Heinrich Lömpel and Fritz Landauer from 1914 to 1917 as cupola building with Art Nouveau furnishing. Moreover, it is home of the Museum of Jewish Culture.





A SHORT STORY IN GERMANY : AUGSBURG PART 2



Day 3 in Augsburg (Friday, 09 November 2012)

“…Good morning and good night, I wake up at twilight It’s gonna be alright We don’t even have to try It’s always a good time ..”

Beberapa petikan lirik lagu yang selalu aku mainkan dari handphone. Selamat Pagi !!! lagi-lagi aku bangun terlebih dahulu dari adik kecilku yang masih terlelap tidur. Badan masih terasa pegal dan kaki terasa kaku karena kedinginan, jadi teringat kejadian semalam setelah pulang Dinner bersama Prof.Popp kita sempat salah posisi menunggu Tram akibatnya kita berlari-larian agar tidak ketinggalan Tram.. kebayang banget lari-larian pakai sepatu boot yang ada hak nya whahaha.. tidak sampai di situ untuk kembali ke hotel pun masih harus memutar jalan karena jalan yang tadi pagi kita lewati sudah di tutup. Satu.. dua.. satu.. dua.. berjalan atau berlari sama saja tidak menghilangkan rasa dingin brrbrbrbr.

Pagi yang sama seperti sebelumnya, saat membuka jendela masih gelap padahal jam sudah menunjukkan pukul 05:30 am dan masih saja kebingungan untuk menunaikan solat subuh. Memang selama kami di sini, jadwal solat kami banyak kecolongan terutama untuk solat juhur dan ashar karena saat itu kami sedang melakukan kegiatan di kampus dimana tidak ada tempat untuk solat, jangankan untuk solat ketika ke toilet pun pasti akan kebingungan bagaimana cara mau ambil wudhu nya. Bismillah yang terpenting niat karena Allah SWT, kali ini aku mandi yang terlebih dahulu dan tidak tidur lagi looh karena takut kesiangan nantinya. Aku dan ula bersiap-siap sambil di temani lantunan lagi dari televise OMG !! seketika teriak histeris .. ULAA.. ada MTV EUROPE MUSIC AWARDS di Frankfurt beberapa hari lagi dan itu akan di hadiri beberapa artis ternama .. (aaa Taylor Swift, One Direction, Katy Perry, and many more) huhuhu kota itu tidak begitu jauh dari kami. 

Breakfast dengan menu yang sama saat ini, Morning Carin.. setiap pagi berpapasan dengan Tour Guide kami dan dia selalu menyapa kami dengan ramah, wahh Carin ini punya selera makan yang sangat besar kalau diperhatikan dia selalu membawa makanan yang penuh di nampannya dan itu pasti habis,, great !!! pantas saja ketika dia memperhatikan kami makan selalu keheranan kenapa makanan kami tidak pernah habis, (People in here selalu menghabiskan makanannya di meja makan jarang sekali meninggalkan sisa-sisa makanannya, dan ada pula aku memergoki beberapa orang memasukkan makanannya ke dalam tasnya entah untuk bekal makan siann atau malu jika ketahuan tidak habis hihihi lucu). Selamat pagi pak !! sapaan yang mulai terdengar familiar di telingaku, satu sama lain teman-teman kami memanggil sapaan dengan bapak atau ibu (mungkin abis di tampar dinginnya cuaca, jadi agak kacau haha). Kegiatan kita hari ini di awali dengan mengunjungi salah satu sekolah yang ada di Jerman, sebelumnya mungkin teman-teman sudah ada yang tahu kalau system pendidikan di Jerman dengan di Indonesia itu berbeda secara umum aku jelaskan.

Pendidikan PraPerguruan Tinggi

Berbeda dengan di Indonesia yang menganut sistem pendidikan tiga jenjang SD-SLTP-SLTA, Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule atau Berufschule). Jenjang Pendidikan Pra Perguruan Tinggi di Jerman memerlukan waktu tempuh normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonesia, dimana pendidikan SD-SLTP-SLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun). Pendidikan sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1 - 6, dan setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium, Realschule atau Berufschule.

Gymnasium diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai yang dianggap mampu melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai dari kelas 7 – 13, dan setelah lulus mereka diberi ijazah yang dikenal sebagai “Abitur“. Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang siswa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah selama 13 tahun. Berufschule diperuntukkan bagi siswa-siswa yang langsung dipersiapkan memasuki dunia kerja dan tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau dianggap bagus, siswa dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja.

Pendidikan Tinggi

Setelah mendapatkan Abitur, siswa langsung bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis (UMPTN), disini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas lamarannya, dan universitas akan langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh Jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama. Untuk menjamin kualitas yang merata di semua sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah (Bila memilih untuk belajar di sekolah selain yang telah ditunjuk, maka orang tuanya harus mengajukan permintaan khusus disertai dengan alasan-alasannya). Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan guru-guru dan fasilitas pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota besar maupun di pelosok yang jauh dari kota.

Universitas dan Fachhochschule
Ada dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universität (universit, selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya disingkat FH).

Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut:
1) Materi perkuliahan.UNI lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek di UNI berkisar 60:40. Sebaliknya, FH (sesuai dengan namanya) lebih menitik beratkan ke aspek terapan, dengan komposisi teori dan terapan 40:60.

2)  Jadwal perkuliahan. Jadwal perkuliahan di UNI adalah Okt-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Sommer Semester). Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu Agustus-Januari untuk musim dingin (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas (SS).

3)  Waktu melamar. Karena perbedaan waktu kuliah sebagaimana disebutkan pada 2), maka jadwal untuk proses seleksi pun juga berbeda. Pendaftaran di FH ditutup lebih cepat dibandingkan dengan di UNI.

Berdasarkan Kesepakatan Bologna tahun 1999, semua negara EU bersepakat untuk menyesuaikan sistem pendidikan antara satu negara dengan negara lainnya di kawasan EU. Hal ini perlu dilakukan karena Kesepakatan Maastricht tahun 1992 menjamin bahwa semua negara EU harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara EU lainnya.

Dari Kesepakatan Bologna 1999 tersebut, salah satu isinya adalah semua negara EU akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang Bachelor-Master-Doktor. Disepakati pula bahwa Bachelor (dengan waktu tempuh 3-4 tahun) adalah gelar kesarjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja. Program pendidikan Master adalah pendidikan lanjutan setelah bachelor dan diberikan selama 2 tahun. Berdasarkan kesepakatan Bologna 1999 tersebut, UNI dan FH di Jerman telah mulai mengkonversi sistem lamanya Diplom-Doktor ke sistem baru Bachelor-Master-Doktor. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika saat ini telah ada jengang Bachelor-Master di ahmpir semua UNI dan FH. Paling lambat tahun 2010 semua UNI dan FH di Jerman harus sudah mengadopsi sistem Bachelor-Master-Doktor seratus persen. Di Feie Universität Berlin dan Humboldt Universität zu Berlin bahkan sistem ini sudah akan diadopsi penuh paling lambat tahun 2007.(kalau ada yang mau tahu lebih lanjut bisa searching dari sumber yang berkaitan http://www.bidikbud.de/studi/st0102.htm )

 Pädagogische Hochschulen (PH)

Pendidikan tinggi yang dilaksanakan dalam perguruan tinggi jenis ini terutama diarahkan untuk menghasilkan guru-guru untuk Primary Education dan Secondary Education. Studi biasanya diakhiri dengan suatu ujian negara (Staatsexamen), dimana mereka diharuskan membuat semacam tesis yang disebut Staatsexamen - Arbeit. Pendidikan ini biasanya di tempuh berkisar antara 8- 10 semester, jangan lupa ternyata PH juga memiliki standarisasi untuk program pengalaman lapangan di sekolah selama 1,5 years. (waaw.. kalau aku PPL 6 bulan aja udah menggeurtunya minta ampun hehehe) tapi walaupun mereka teacher training selama itu mereka tetapi mendapatkan salary walaupun tidak terlalu besar.

            Visiting a German School for teaching history in Holbein Gymnasium Augsburg, dari hotel jarak ke sekolah ini pun tidak terlalu jauh dan dapat di tempuh dengan jalan kaki. Menyusuri jalanan Augsburg di pagi hari sangatlah sepi, hanya beberapa orang yang terlihat lalu-lalang di jalanan dengan menggunakan sepeda. Bangunan-bangunan disini sangat terlihat tua dengan gaya khas eropa kuno (seperti kuliah sejarah eropa kuno kembali, hey !! kami melihat bangunan itu sekarang yang masih berdiri megah dan kokoh dari abad pertengahan) this is it Holbein Gymnasium, dari luar gedung ini sangat terlihat menyeramkan tapi setelah masuk ke dalam malah tambah menyeramkan hohoho, gedung sekolah ini terlihat sangat kecil tapi jika kalian masuk kedalamnya dan melihat sekelilingnya ternyata sangatlah luas, kami bertemu dengan Mr.Peter Lengsle. Bapak guru yang satu ini memang sudah sangat terlihat tua dengan banyak rambut putih di kepalanya, dia menyambut kami dengan ramah dan mengajak kami untuk ke dalam ruangan supaya bisa menghangatkan tubuh and you know ruangan apa yang kami masuki.. ternyata ruangan pengakuan dosa wow!!! Pantes aja bukan merasa hangat malah terasa makin dingin ups. Mr.Lengsle menjelaskan bahwa dia adalah seorang guru agama di sekolah ini, dan hari ini dia akan mengajar di kelas (entah apa nama tingkatannya apa, mungkin setara dengan SMA jika di Indonesia) untuk masuk ke kelas tersebut perjuangan kami tidaklah mudah hahaha karena kita harus mengangkat kursi dari gedung utama ini menuju kelas Mr.Lengsle and you know !! naik turun beberapa lantai sambil membawa sebuah kursi dari masing-masing kami menyusuri jalan raya untuk sampai ke gedung seberang. Sumpah !!! that’s crazy but we enjoyed it ..hahaha ternyata masih harus naik tangga lagi OMG zZzZzzZ.. olahraga dheeaaaa olahraga !!! hah.. akhirnya sampai jugaa, aku pikir ini kelas anak-anak kuliahan karena langsung shock melihat murid-muridnya berbadan tinggi besar seperti setara dengan kami (yaa maklumlah ras mereka berbeda dengan kita) kyaaaaaaa banyak brownies loh .. brondong manis, anak-anak seusia mereka kalau ke Indonesia bisa jadi artis dadakan xixixixxi.

        Kami seketika menjadi pusat perhatian mereka, duduk berbaris dengan rapi di belakang mereka untuk memperhatikan kegiatan belajar mereka dengan Mr. Lengsle, Halo !!! mereka menyapa kami .. Mr.Lengsle memulai kegiatan belajarnya dengan menjelaskan materi belajar hari ini tentang sejarah keagamaan, kegiatan belajar ini menggunakan bahasa Jerman jadi kita agak sedikit ngga ngudeng juga hehehe tapi untungnya Carin bersedia untuk menjadi translator kami (dankeschoen Carin !!). Di dalam kelas ini tidak terlalu banyak siswa, jadi suasana kelas sangat bisa di control oleh pak guru ini ,  anak-anak sudah memiliki buku cetak yang disediakan oleh sekolah jadi mereka tidak perlu membeli. Media pembelajaran yang digunakan oleh Mr.Lengsle sangat sederhana hanya menggunakan OHP tapi yang unik adalah dia masih menulis dengan kapur dan papan tulisnya bisa digerakkan keatas dan kebawah.. di geser ke kiri dan  ke kanan hahhaa, juga bisa dilipat , waaa multifungsi banget yaaa, efesiensi dan ramah lingkungan. Mr.Lengsle mulai menjelaskan materi pelajaran dan sesekali bertanya kepada siswa, interaksi antara guru dan murid sangat aktif itu terlihat dari banyaknya siswa yang mengangkat tangannya ketika akan menjawab dan mengajukan pertanyaan (aduh senangnya melihat keaktifan mereka di kelas, berharap anak-anak di kelas nanti seperti itu). Setelah kelas Mr.Lengsle selesai kita beranjak kembali ke gedung utama sambil membawa kursi yang maki bawa whahhaa.. satu dua satu dua, baru kali ini jadi pusat perhatian lagi di jalan raya karena pada saat itu adalah waktu istirahat jadi cukup banyak siswa yang berlalu lalang di jalanan. Di ruang pengakuan dosa *ops kita bukan mengaku dosa loh hahah tapi kita diskusi dengan Mr.Lengsle membicarakan tentang system pendidikan di jerman (sudah di ceritakan di atas ya), ketika mendengar cerita pendidikan di Indonesia dia berkomentar “so, Indonesia have a similar system with USA .. hahahah” dengan trial dan error dan bergantung kepada teknologi. Pasti kalian lebih paham situasi pendidikan di Indonesia di lihat dari kenyataannya saat ini, terutama bagi teman-teman yang berkecimpung di dunia pendidikan. AYO SEMANGAT MEMAJUKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA !!!

     Its time to Coffe Break, kami semua diundang untuk minum coffe bersama di ruang guru, awalnya sih agak ragu.. karena ruang guru gitu loh.. tapi ternyata atmosfernya berbeda.. kalian tahu kan kalau secara penampilan guru-guru di Indonesia punya seragam khas yang formal, tapi kalau di sini mereka sangat berpakaian dengan santai jadi jauh dari kesan yang formal. Sambil minum coffee dan teh hangat kami bertemu beberapa guru di sana, wah.. ternyata coffe tadi tidak gratis loh seperti di sekolah-sekolah kita dimana setiap ruang guru sudah disediakan makanan dan minuman. Di sini mereka harus membayar sendiri semacam kantin kejujuran deh, aduh.. jadi ngga enak sama Mr.Lengsle, lanjut ke tempat berikutnya sambil kembali ke ruang pengakuan dosa Mr.Lengsle menceritakan beberapa bangunan sejarah yang ada di sekolah ini sampai sekarang masih ada dan dirawat. Ini saatnya giliran Ms.Angela Hoefer yang akan menemani kita berkunjung ke kelasnya (sepertinya grade ini untuk tahapan SMP), Ms.Hoefer adalah guru sejarah yang mengajar di Grade selevel SMP. Aahhh ternyata kita masih harus membawa kursi ini ke dalam kelas, satu dua satu dua.. dari kejauhan sudah terlihat anak-anak kecil berlarian kesana-kemari, berhenti sejenak di depan sebuah kelas dimana terdapat banyak anak-anak lucu yang bergegas kembali ke tempat duduknya, reaksi mereka lebih nyata ketika melihat kami saling berbisik satu sama lain (mungkin mereka bertanya-tanya dari mana mereka? Siapa mereka??) posisi kami berada adalah di samping mereka, sebelumnya Ms. Hoefer memeperkenalkan kami kepada murid-muridnya, say Hallo !!! mengamati cara mengajar Ms.Hoefer lebih menyenangkan karena di kelas ini terasa lebih ramai dan sewajarnya anak-anak seusia mereka masih banyak tingkah. Bahkan ada anak yang duduk di sebelah kami, aku lupa namanya siapa, dia bertanya kepada faisal “are you from India?” whahahaha kita langsung tersentak tertawa, kelihatannya anak ini keturunan dari timur tengah dan benar saja ketika ditanya “are you moeslim?” dia menjawab “yes !!” ada juga yang bertanya kepada kami “where is Indonesia?” dan salah satu anak yang bertanya “Indonesia is near from Egypt whaaaa ..” ini anak-anak kelewat lucu deh. Kembali ke Ms.Hoefer, dia mengajar dengan sabar sekali walaupun anak-anak ada yang tidak focus dan mengobrol, namun ketika Tanya-jawab mereka sangat antusias banyak murid yang mengangkat tangannya untuk bertanya dan menjawab. Kali ini Ms.Hoefer mengajarkan materi yang cukup berat menurut kami, tapi bagi mereka itu wajib sama hal nya ketika kita mempelajari Sejarah Nasional Indonesia mereka pun mempelajari Sejarah Eropa khususnya Sejarah Abad Pertengahan. Metode pembelajaran yang digunakan Ms.Hoefer masih menggunakan cara ceramah dan picture dimana anak-anak diminta menjelaskan gambar yang sudah Ms.Hoefer siapakan, ibu guru yang satu ini masih tetap semangat dengan menampilkan beberapa gambar di layar OHP dan menuliskan penjelasannya di papan tulis. Tidak terasa waktu belajar memang singkat, anak-anak memasuki jam istirahat. Selagi kami masih ada di ruangan tersebut, ada beberapa anak yang menghampiri kami dan mengajaka mengobrol. Salah satu temanku Donna sangat antusias mengobrol dengan mereka, dan ada satu pertanyaan menggelitilk dari mereka “do you know Gangnam Style?” whhaaa ternyata Kpop sudah merambah ke remaja di Jerman. Xixixixixi sentak aku menjawab “yes, I know, and PSY is  kpop artist who introduced to the world Gangnam Style” hahahha .

           Waktu kami berkunjung di Holbein Gymnasium Augsburg sudah hampir habis, saatnya mengucapkan Terimakasih dan perpisahan dengan Mr.Lengsle dan Ms.Hoefer yang bersedia menyempatkan waktunya untuk menemani kami dan diberikan kesempatan ikut berpartisipasi di kelas saat mereka mengajar. Setelah selesai dari Gymnasium kegiatan kita selanjutnya adalah mengunjungi sebuah Synagogue (tempat ibadah yahudi) yang ternyata sangat dekat sekali dari hotel kami. Seharusnya kami mengunjungi sinagog ini pada hari sabtu tapi karena setiap hari sabtu ada perayaan sabat untuk para Jhewis maka sinagog ditutup oleh karena itu kami mengunjungi sinagog di hari ini. Tidak banyak waktu yang kami miliki untuk berkunjung ke tempat ini, setelah sampai di depan sinagog pantas saja kami tidak sadar akan keberadaan tempat itu karena tertutup dengan konstruksi jalan yang sedang di bangun. Setelah Carin mengurus tiket masuk, kami dipersilahkan masuk dengan meninggalkan barang-barang serta tidak diperkenankan untuk mendokumentasikan. Wah !!! sayang sekali, kami ditemani oleh seorang tour guide yang bernama David, seorang mahasiswa yang bekerja disini tentunya dia juga seorang Jhewis. Kesan pertama masuk ke tempat ini adalah bulu kuduk langsung merinding, banyak aroma khas yang selalu kami cium ketika memasuki setiap ruangan entah wangi apa itu tapi aku selalu rasa seperti wangi pasta hahaha. David memperkenalkan sebuah mahkota suci dan kitab yahudi yang asli, ada beberapa pameran foto dan penjelasan mengenai sejarah Jhewis di Augsburg (beberapa bagian ini menyangkut tentang kehidupan para penganut Jhewis yang konon katanya sangat tertutup saat itu) setelah memperhatikan satu per satu penjelasan dari David kami beranjak ke sebuah tempat yang sangat luas sebuah aula seperti gereja yang sangat menyeramkan dengan di dominasi warna hitam, suasanan di dalam ruangan ini sangat dingin ketika kami masuk, beberapa relief sangat menyeramkan. (tiba-tiba inget adegan resident evil 2 saat Jill Valentine melawan zombie di gereja) sumpah, tidak ingin berlama-lama di dalam sana dan segera ingin keluar. Untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang Sinagog di Augsburg aku sudah punya beberapa file informasi yang aku dapatkan dari resepsionis, jadi nanti aku akan posting lebih lanjut lagi yaa mengenai sinagog ini . cuss david, danke for short guiding by you !!!

       Lunch in the city, Carin memberikan beberapa alternatif untuk makan siang baik itu di restaurant dekat stasiun, pusat kota, atau kembali ke hotel. Beberapa temanku memutuskan untuk pergi ke restaurant di stasiun sedangkan aku, win, dan dona memilih untuk kembali dan makan hotel dimana kami bisa istirahat dan akhirnya bisa solat juhur. Waktu kami tidak begitu lama untuk makan siang, karena jam 14:45pm kita harus kembali ke kampus Augsburg untuk kuliah bersama Mr.Matthias Lessing. Setelah istirahat sejenak dan makan siang, kami berkumpul di lobby tapi ternyata Carin sudah menunggu kami di tempat pemberhentian Tram kemarin, karena waktu sudah semakin mendesak akhirnya kami berlari-lari menuju tempat pemberhentian Tram sambil menengok ke belakang jika ada teman kami yang tertinggal.. nahh benar saja kan ternyata sena dan beberapa temannya ada di belakang ayooo cepet sebelum kita tertinggal lagi. Wuzz.. tepat waktu juga walaupun masih bernafas dengan setengah-setengah sambil menaiki Tram menuju Augsburg University. Kami hari ini ditemani oleh Tan Ja ynag kebetulan hari ini berulang tahun loh.. serentak kami menyanyikan sebuah lagu ulang tahun untuk Tan Ja, Tan Ja yang hari ini terlihat berbeda karena rambutnya yang di kepang xixixixi, kuliah hari ini dengan Mr.Lessing dengan tema “History Teaching in Secondary School” ternyata bapak dosen yang satu ini tidak begitu fasih dengan bahasa Inggris jadi lagi-lagi kita mendengarkan native kita Tan Ja yang menterjemahkannya. Kalau kuliah dengan Mr.Lessing ini hampir mirip dengan kuliah Ibu Dosen kita yaitu Ibu Corry seperti Strategi Pembelajaran Sejarah, mahasiswa yang ada di kelas ini pun rata-rata di atas semester 5. Ada salah satu mahasiswa yang menarik perhatian kami dengan gayanya yang nyentrik banget, rambutnya itu gaya vokalisnya roxette dengan tindikan di hidungnya.. waaa ini calon guru gaul men .. dan menurut Tan Ja hal seperti itu biasa di sini jadi ngga perlu heran kalau banyak calon guru yang dandanannya hampir di bilang aneh yang penting isi otaknya !!! wihh wihhh mantap banget yaaa. Setelah kuliah dengan Mr.Lessing dan diskusi senja bersama German Students kita sudah di jemput oleh nona Jessica yang akan menemani kita di acara terakhir hari ini. Tapi sayangnya Tan Ja tidak bisa ikut menemani kita hari ini karena ada beberapa tugas kuliah yang harus dia selesaikan.

   Visiting a charming students pub at “unikum” together with German Students. Namanya saja sudah keren yaa charming students zzzz, tapi ternyata yang berkesempatan hadir saat itu hanya felix. Walaupun namanya Pub tapi tempat ini sama seperti restaurant biasa, namun kebanyakan siswa yang mengunjungi tempat ini, bahkan mereka membawa peliharaan mereka ke tempat ini untuk makan.. wuuuuu Anjing Bulldog yang di bawa untungnya anjing ini ngga teriak-teriak di dalam restaurant. Hal ini memang sudah biasa dimana majikan membawa ikut serta anjingnya ke dalam restaurant, wuidih kalau di indonesia sih udah di lempar itu anjing. Jadi ngga semangat buat makan nih T.T , order apa nih yang menurut kalian enak hmm ternyata menu andalannya adalah pasta dan pizza juga pork brbrbrbrbr.. (oiyaa harga makanan disini sekitar diatas 3 euro dan minuman diatas 2 euro, masih terjangkau kan? jadi untuk sekali makan kita bisa menghabiskan sekitar 7 euro) tadinya ingin mencoba sesuatu hal yang baru mendengar namnay noddle saat jessie menjelaskan makanan ini kepasa aku, win dan bimo kita pikir noddle layaknya mie biasa di indonesia. Whahah ternyata aku salah, mie di sini itu bentunya seperti cimol di campur dengan sup keju,yaa tuhan blenger banget deh ini.. kita semua makan-makanan yang porsinya BIG lagii,, jadi ngga enak sama tamu yang mengudang kita melihat makanan kita tidak habis.
            Malam ini kami merasa hidup kembali karena minuman yang membuat kami semangat lagi xixixi tapi bukan beer yaa, semua tertawa lepas sampai Carin pun kebingungan dengan apa yang kami bicarakan, maklum kita bercanda pake bahasa Indonesia apalagi Riski yang kocak banget kalau lagi ngelawak. Ditambah lagi ada ula sama felix yang jadi bahan becandaan Cinlok xixixixi, Carin pun ikut kepo mau tahu aja kalau ula sama riski itu ex-boyfriend hahahha dan Carin memberi sebuah postcard yang bertuliskan kalau ngga salah tentang status single. Suasana kami dengan Carin, Felix dan Jessie sangat menyenangkan. Walaupun aku teringat akan sesuatu yang tertinggal di Indonesia, saya harap semuanya baik-baik saja.. dan hari ini aku menuliskan sebuah postcard untuk sahabatku tersayang yang tidak bisa ikut menemaniku di sini. Tampaknya waktu sudah semakin larut dan kami harus segera pulang, tidak mau lagi untuk ketinggalan Tram. Hari ini pun hari terakhir aku bertemu dengan Jessica karena besok yang menemani kami adalah Tan Ja, Jessie Terimakasih atas semua bantuan dan dukungannya selama ini seakan mimpi yang jadi kenyataan bisa bertemu dengan kamu dari awal yang coba-coba untuk berkomunikasi dengan seseorang di Augsburg tenyata aku  bertemu dengan kamu yang juga Asisten dari Dr.Michael Wobring.

        Farewell !!! rasanya agak sedih meninggalkan kampus Augsburg dengan kenangan yang singkat. Dankeschoen !!! kembali ke hotel dengan perasaan yang masih setengah hati, tapi beberapa hari ke depan masih harus menyiapkan stamina. Semangat

“Cheer up and dry your damp eyes and tell me when it rains
And I’ll blend up that rainbow above you and shoot it through your veins
Cuz your heart has a lack of color and we should’ve known
That we’d grow up sooner or later cuz we wasted all our free time alone”

           
 Next : Augsburg Part 4