Sunday, March 29, 2015

Midnight Memories

Malam menjelang pagi..

Sabtu malam yang jarang aku temui untuk bisa sedikit menghibur diri..
Setelah menikmati lantunan beberapa lagu Raisa aku bergegas pulang mengantar seorang sahabat kerumahnya, entah sesaat aku ingin mampir ke suatu tempat untuk bertemu dengan seseorang. Saat itu aku ingin sekali hadir dihadapannya tanpa aku beritahu sebelumnya tapi keadaan berkata lain semua portal sudah ditutup dan aku kembali mengarahkan bapak supir untuk berkeliling sebentar di daerah tersebut. Beberapa tempat yang aku lewati membuat hatiku tiba-tiba sedih dan tak kuasa aku menahan tangis.. aku meminta turun disebuah minimarket untuk sekedar menikmati kopi hangat, kugenggam erat gelas kopi tersebut dan bayangan itu muncul.. semua yang aku harapkan, semua yang sudah terjadi.. inginku segera menuliskan sesuatu di sebuah kertas seperti meluapkan perasaan dan kata hati yang ingin aku rekam.

Dini hari yang sendu..

Suatu hal yang aku lakukan untuk membuatku sedikit lega dan terbebas dari rasa penasaran, dan aku menemukan jawabannya. mungkin ini sudah kesekian kalinya aku padamkan api kecil itu namun ternyata semakin lama semakin membesar.. kupadamkan kembali sekarang dengan menghela napas berat berharap agar semakin lama apinya redup dan benar-benar padam.. seketika tak kuasa aku melakukannya, walau hanya janji yang terucap namun terasa berat melihat kenyataannya.

Tuhan..

Kepada siapa lagi aku meminta untuk menentramkan hati ini, hanya kepadamu aku berserah diri, rasa ragu..takut..sedih seketika menghilang setelah air wudhu itu membasuh mukaku.. aku bersujud kepadamu untuk memohon petunjuk agar menjadi seorang yang lebih baik, ikhlas dan sabar.

Wednesday, March 11, 2015

A Story from Wisma Kosgoro



Senin pukul 03.30 aku masih terjaga tidak bisa memejamkan mata..

Aku niatkan untuk melaksanakan puasa sunah Senin dan Kamis seperti biasa yang aku lakukan, setelah melahap 2 slice roti gandum dan susu coklat hangat berharap bisa memejamkan mata namun ternyata tak kunjung bisa aku berusaha tidur sampai adzan subuh pun berkumandang. Aku bergegas untuk melaksanakan sholat subuh dan kembali mencoba untuk tidur sejenak karena pagi ini banyak pekerjaan yang ingin aku selesaikan dikantor. Berharap tidak menjadi zombie dikantor spaya segala pekerjaan selesai walaupun hanya bisa tidur sekitar 2 jam kurang karena seitar jam 06.45 pagi aku terbangun “hisssh calon telat lagi sih, belum mandi, nunggu busway, macetntya dan bye sampai wisma kosgoro bisa jam 09.30 kalau berangkat dari kosan jam 07.45” aku sudah yakin datang ke kantor pasti telat dan berpikiran untuk menghubungi Mba Rossa yang biasanya setiap pagi dia lewat jalur Pramuka untuk berangkat ke kantor tapi aku juga tidak mau merepotkan dia karena sudah terlalu sering hehehehe.

Perjalanan pagi ini ternyata lumayan lancar dan tidak terganggu sama sekali, padahal biasanya gangguan perjalanan pagi tidak lain dan tidak bukan adalah lama waktu menunggu transjakarta, macet dan mogok. Memang agak sedikit mepet perkiraan waktu yang aku estimasikan bisa sampai kantor dan absen sebelum jam 09.00, setelah smpai sarinah biasanya aku melihat jam digital yang terpasang di billboard Mcdonald Sarinah waktu itu sekitar pukul 08.55 dan aku berjalan agak cepat menuju wisma kosgoro “haduh.. maksud hati mau jalan cepat bahkan lari ngejar absen supaya ngga telat ternyata di depan aku ada manager keuangan Herworld wahahahah serba salah nih mau nyapa tapinya gimana gitu..” aku berjalan agak lambat dibelakangnya sekitar 10 langkah tapi lama-kelamaan bisa jadi 5 langkah di depannya “ ahhhh jalannya lama banget nih, apa gue jalan duluan sambil nunduk yaaa pura-pura ngga lihat hmm ..”  tapi ternyata beliau mengambil jalan pintas menuju kantor lewat plaza sinarmas land dan aku langsung berlari duluan untuk sampai di depan lift wisma kosgoro “hih.. lift nya lama dan ternyata ketemu juga sama pak manager ini..” sambil senyum mengucapkan Selamat Pagi. Seperti biasa rutinitas absen pagi yang dilakukan karyawan MRA itu di lantai 6 sebelum absen biasanya security menanyakan ID Card jika Idtersebut tidak ada kita tidak diperkenankan absen.

Pagi yang sangat berat dengan mata yang memerah karena tidur yang cukup singkat, saat itu aku mengeluh pada Yenika drama tidur semalam yang menyebalkan. Sesaat sampai di lantai 19 kondisi ruangan memang masih sepi terlihat security dan costumer service yang sudah stand by di Front Office. “Assalammualaikum..” Pak Tori Office Boy di lantai 19 biasanya menjawab salam itu, ternyata ketika ditengok di pantry sedang mencuci piring sambil menggunakan earphone “hih.. Pak Tori sekarang Hits loohh..” di ruangan ternyata sudah datang manager aku Mba pipit dengan kondisinya yang terlihat kecapean dan tertidur. Hal yang pertama aku lakukan ketika sampai dikantor adalah menyalakan Mac Artistik MB #fakirwifi hahaha lalu setelah itu mulai beres-beres dan make up. Dari kejauhan sudah terdengar gedebak-gedebuk sepatu dan yang datang ternyata Rani, akhir-akhir ini dia udah ngga pernah telah loh secara rumahnya dibeda planet kalau kata anak-anak genk bekasi ops !

Hey Girls Talk, sedikit pembicaraan wanita di pagi hari sambil ala-ala make up sosialita padahal sih DISITU SAYA MERASA SEDIH karena ada sedikit kejadian yang membuat Bad Mood hmmm..
 yuhuu.. hari ini celebrating birthday Raynaldy” tapi sayangnya ngga bisa ikut makan-makan deh bareng mereka, masih terbawa bad mood sepertinya kerjaan yang sebelumnya sudah direncanakan tidak berjalan baik. Tapi seorang teman mengatakan kalau dibawa bad mood terus emosi puasaya jadi percuma, astagfirullah dari situ banyak-banyak baca Istighfar dan ikhlas.
Timeflies beberapa pekerjaan sudah bayak deadline, tahukah kamu FPPB? Hah itu pekerjaan bulanan yang dikerjakan hanya sekali tapi revisinya bisa berkali-kali, next follow up pembayaran event, spk sponsorship dan follow up booth “ hoaaaahhh tugas tambahan menjelang GH Fair 2015, ganbatteee !!!”  Hari ini kita sedang free tidak ada meeting keluar kantor, jadi semua fokus di meja masing-masing.

MarComm Lantai 19 itu terdiri dari 5 bagian.
1.       MarComm Harpers Bazaar, Bravacasa, LP, Hello
2.       MarComm Male Magazine
3.       MarComm Cosmopolitan, FFM
4.       MarComm Herworld dan GH
5.       MarComm Cosmogirl, Mother&Baby, Pregnancy

Dengan total jumlah kurang lebih hampir 65 orang dan kita berada diruangan yang terpisahkan dengan sekat kecuali marcomm MBCGPREG dan GHHW dalam satu ruangan,dilantai ini jugaterdapat redaksi Hello, FHM dan Esquire. Waktu makan siang dan zuhur pun berlalu, ruangan saat itu terasa sangat dingin dan beberapa teman pun masih menikmati waktu free timr walaupun masih banyak yang dikejar deadline. Memasuki waktu shalat Ashar kita dapat rejeki berlebih hehehe ngga ikut traktiran sama Ray ternyata dia membawakan team lain lasana gulung dan cake keju yang super enak, tidak menyia-nyiakan kesempatan aku mengambil tempat makan dan menyisihkannya untuk buka puasa #tetepnggamaurugi hahaha. 

Sore itu tidak biasanya Ibu Kosan aku menelepon dua kali, aku khawatir apa ada yang terjadi dikosan. Saat itu entah kenapa yang dipikirkan takut adanya konsleting listrik dan terbakar atau ada kiriman barang untuk aku yang perlu dikonfirmasi. Lalu aku menelepon ibu kembali namun tidak diangkat kemudian aku juga mencoba menelepon nurul dan tria tapi tidak diangkat juga, aku semakin khawatir kemudian mencoba lewat SMS menanyakan ada apa. 30 menit kemudian ibu membalasnya dan tenyata ibu salah pencet nomor telepon #jleb #paniktingkatdewa #alhamdulillahnggaadapaapa xoxo.

Baby Joo Hungry.. Johan artistik male magazine yang satu ini senang sekali mengajak keluar kantor sore-sore hahaha beli makanan lebih tepatnya, “hih... gimana tahan, tapi harus tahan walau seenak apapun makanannya.. tapi sok-sok an mengobati diri cobain ah satu nanti malam kan gym” Dilema kan yaaa... saat itu aku sedikit jalan-jalan keluar dengan tujuan menghiru udara segar hahahha #alasan padahal pusing diteleponin terus sama departemen lain ops ! Sambil menunggu buka puasa aku asik memantau beberapa sosial media yang aku punya hahahaha dan menghampiri rani yang sedang mengerjakan tugasnya yang deadline karena ATASAN BESAR kita mau cuti huhuhuhu alamat dokumen pasti tertunda. 

Adzan Maghrib pun berkumandang, segera aku membatalkan puasa dengan air putih hangat dan melahap cake serta lasagna gulung yang lezat karena malam ini rencana mau gym apa salahnya makan berat hehehe. Setelah itu mba rossa masih menawarkan camilannya kepadaku dan bilang “aku mau sholat dulu ah..”  aku yang saat itu masih melahap lasagna spontan berkata “mba masih jam stengah 7 kurang aku makan dulu yaa sedikit baru sholat”  dan mba rossa balas “iyaa, tapi nanti ngga kerasa dan ngga ada waktu lagi”  hmm “oke mba ross..”

Dari obrolan aku terakhir aku menghabiskan makanan ku dan johan bertanya mau berangkat gym kapan lalu aku jawab setelah sholat maghrib. Namun tidak lama kemudian ada rumor-rumor seperti ada bau asap dan kebakaran, tapi kita semua masih belum percaya karena tidak ada alaram bunyi dan saat itu aku pikir ini bohong karena team MB akan buat surprise kecil untu Raynaldy. Aku yang saat itu berniat untuk mengambil air wudhu malah mengganti sandal dan sepatu olahraga juga merapikan tas untuk gym, suasana mulai tegang ketika memang ada asap terlihat dan bau yang mulai menyengat serta kita mulai panik merapikan barang penting yang akan dibawa
Mba Rossa : “haduhh macbook gue, buku meeting, catokan, bawa apa lagi..”
Yunus : “Tupperware gue..”
Mba Pipit : “Sepatu, macbook.. bawa yang perlu cepetan”

Semua orang sudah panik dan berlarian menuju arah lift, Pak Khamdan Security tiba-tiba masuk ke ruangan dan menyuruh kita untuk cepat turun karena ada kebakaran di lantai 16. Saat itu pikiranku masih belum bisa berpikir jernih apa barang yang harus dibawa, aku tinggalkan begitu saja barang pribadi dan berlari mengikuti yang lain keluar melewati pintu exit dari lantai 19 turun menuju ke lantai dasar. Asap mulai terlihat dan baunya mulai tidak enak di lantai 19-18, kemudian di lantai 17-16 Asap sudah menebal, aku dan yang lain hampir tidak bisa bernapas dan melihat jalan, aku terus berdoa dalam hati agar kami selamat dan tidak terjadi apa-apa, dari lantai 15-11 asap semakin memenuhi jalur tangga darurat dan kami mulai mendengar sesuatu yang runtuh.

Suara langkah kaki yang begitu cepat, teriakan panduan orang yang berada didepan mengingatkan kami untk perlahan ambil napas karena asap semakin tebal dan ketika kita sampai di lantai 3 kita diarahkan melalu pintu lain tapi setelah memasuki pintu tersebut ternyata tidak bisa dibuka karena pintunya tertahan reruntuhan kaca dari lantai yang terbakar. Kepanikan mulai melanda kami yang berada di ruang exit tersebut, tempat yang sempit dan asap yang semakin menebal membuat kami sulit bernapas, akhirnya kami diarahkan kembali ke pintu yang pertama dan ketika melewati lift pintu tersebut terbuka dan sontak beberapa teman aku rani dan anto menaiki lift tersebut ketika lift itu tertutup aku baru inget seharusnya mereka jangan menaiki lift tersebut karena resikonya lebih besar. Disepanjang koridor tangga darurat dari lantai 3 menuju lantai dasar aku sudah tidak bisa melihat apapun, asap yang menebal dan sulitnya bernafas hampir membuatku pingsan “pasti bisa keluar sebentar lagi, pasti selamat.. “  serta terpikir keluarga dan orang-orang yang aku sayangi.

Lantai dasar... aku hirup udara bukan asap lagi dan berlari menjauh dari gedung, ketika melihat keatas gedung wisma kosgoro kobaran api terlihat begitu jelas dan reruntuhan kaca berjatuhan yang juga merusak lantai lainnya. Aku terpisah dari yang lain hanya dengan mba rossa sambil memegang tangannya sedih dan bersyukur, terpikir mereka yang lain dimana? Beberapa teman yang tadi menaiki lift? Karena panik kami semua berpisah dan mencari tempat aman. Mobil pemadam kebakaran mulai berdatangan dan lalulintas disekitar macet total. Alhamdulillah mereka yang tadi berbarengan turun dari 19 selamat dan sedang beristirahat dibeberapa tempat.

Mba Rossa memutuskan untuk lebih baik kami segera pulang dan akhirnya kami menuju parkiran mobil di samping wisma kosgoro. Untuk melewatinya teteap saja kami harus ambil jalur belakang wiskos dan disitu kami menyaksikan jelas kebakaran yang terjadi, pada saat itu kebakarannya baru mancapai laniat 16-17 kemudian menjalar ke lantai 18. Setelah di mobil kami mencari tempat untuk beristirahat sebentar dan akhirnya memutuskan untuk berhenti di Masjid Sunda Kelapa, tempat dimana saat itu aku semakin merasa sedih dan merasa ini teguran yang sangat besar terhadap diriku juga yang lainnya.

Malam itu sudah banyak media yang memberitakan kejadian kebakaran Wisma Kosgoro ini dan belum bisa dipastikan penyebab api muncul di lantai 16..

Terimakasih ya Allah kau telah menyelamatkan kami semua..”

Home.. Kucoba untuk memejamkan mata lebih cepat, rasa pegal kaki yang begitu berat, hati yang masih ketakutan, pikiran yang masih belum tenang membuatku menitikan air mata. 1 tahun kenangan bersama mereka diruangan tersebut memang tinggal kenangan dan setiap kenangan itu punya arti yang bermakna. Pagi hari kejadian ini menjadi headline news di hampir semua stasiun TV karena kobaran api menyala kembali di lantai 20 dan itu berarti lantai 19 sudah tidak ada harapan.. 16-20 L
Now, MarComm MRA Printed Media Keep Stronger !!! kami ditempatkan sementara di Wisma Chita Kirana Lantai 5. Selasa pagi seperti menjadi awal baru dari cerita lama.. kami dikumpulkan oleh atasan-atasan kami untuk diberikan arahan bagaimana kita selanjutnya.. Let Will See

Monday, March 9, 2015

Life is like.. Love is like..

Don't know since when you reside in my heart
You exist since the time I have existed
I promise you're the only one for me
My beloved, you're my world

Life is like a long path, where we just keep walking by
Why you're waiting, let's take this journey together until the end
I've been waiting for you here, since the day I met you

In love, we devoted to each other
Let's bestow ourselves to one another
I'll always be by your side
You're everything to me

The wounds on the heart can't be seen
The pain given by your loved ones can't be alleviated
There are some tears that don't shed
He doesn't even say that I love him
Your eyes have started speaking, since the time you become quiet

Friday, March 6, 2015

I Am Only Human

I write a lot of poetry but as of late I’ve been looking at the world through broken windows. They cracked under the pressure of holding things in just like my heart did and no matter how much I write about love, truly I’m afraid of it, afraid of messing up somehow. I have a tendency of making things like this piece of writing longer than they need to be. I guess what I’m trying to say is..

"I’m sorry for being a mess.”