Day
3 in Augsburg (Friday, 09 November 2012)
“…Good morning and good night,
I wake up at twilight It’s gonna be alright We don’t even have to try
It’s always a good time ..”
Beberapa
petikan lirik lagu yang selalu aku mainkan dari handphone. Selamat Pagi !!!
lagi-lagi aku bangun terlebih dahulu dari adik kecilku yang masih terlelap
tidur. Badan masih terasa pegal dan kaki terasa kaku karena kedinginan, jadi
teringat kejadian semalam setelah pulang Dinner bersama Prof.Popp kita sempat
salah posisi menunggu Tram akibatnya kita berlari-larian agar tidak ketinggalan
Tram.. kebayang banget lari-larian pakai sepatu boot yang ada hak nya whahaha..
tidak sampai di situ untuk kembali ke hotel pun masih harus memutar jalan
karena jalan yang tadi pagi kita lewati sudah di tutup. Satu.. dua.. satu..
dua.. berjalan atau berlari sama saja tidak menghilangkan rasa dingin
brrbrbrbr.
Pagi
yang sama seperti sebelumnya, saat membuka jendela masih gelap padahal jam
sudah menunjukkan pukul 05:30 am dan masih saja kebingungan untuk menunaikan
solat subuh. Memang selama kami di sini, jadwal solat kami banyak kecolongan
terutama untuk solat juhur dan ashar karena saat itu kami sedang melakukan
kegiatan di kampus dimana tidak ada tempat untuk solat, jangankan untuk solat
ketika ke toilet pun pasti akan kebingungan bagaimana cara mau ambil wudhu nya.
Bismillah yang terpenting niat karena Allah SWT, kali ini aku mandi yang
terlebih dahulu dan tidak tidur lagi looh karena takut kesiangan nantinya. Aku
dan ula bersiap-siap sambil di temani lantunan lagi dari televise OMG !!
seketika teriak histeris .. ULAA.. ada MTV EUROPE MUSIC AWARDS di Frankfurt
beberapa hari lagi dan itu akan di hadiri beberapa artis ternama .. (aaa Taylor
Swift, One Direction, Katy Perry, and many more) huhuhu kota itu tidak begitu
jauh dari kami.
Breakfast
dengan menu yang sama saat ini, Morning Carin.. setiap pagi berpapasan dengan
Tour Guide kami dan dia selalu menyapa kami dengan ramah, wahh Carin ini punya
selera makan yang sangat besar kalau diperhatikan dia selalu membawa makanan
yang penuh di nampannya dan itu pasti habis,, great !!! pantas saja ketika dia
memperhatikan kami makan selalu keheranan kenapa makanan kami tidak pernah
habis, (People in here selalu menghabiskan makanannya di meja makan jarang
sekali meninggalkan sisa-sisa makanannya, dan ada pula aku memergoki beberapa
orang memasukkan makanannya ke dalam tasnya entah untuk bekal makan siann atau
malu jika ketahuan tidak habis hihihi lucu). Selamat pagi pak !! sapaan yang
mulai terdengar familiar di telingaku, satu sama lain teman-teman kami
memanggil sapaan dengan bapak atau ibu (mungkin abis di tampar dinginnya cuaca,
jadi agak kacau haha). Kegiatan kita hari ini di awali dengan mengunjungi salah
satu sekolah yang ada di Jerman, sebelumnya mungkin teman-teman sudah ada yang
tahu kalau system pendidikan di Jerman dengan di Indonesia itu berbeda secara
umum aku jelaskan.
Pendidikan
PraPerguruan Tinggi
Berbeda
dengan di Indonesia yang menganut sistem pendidikan tiga jenjang SD-SLTP-SLTA,
Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi, yaitu
pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule
atau Berufschule). Jenjang Pendidikan Pra Perguruan Tinggi di Jerman memerlukan
waktu tempuh normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonesia, dimana
pendidikan SD-SLTP-SLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun).
Pendidikan sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1 - 6, dan setelah
itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium, Realschule
atau Berufschule.
Gymnasium
diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai yang dianggap mampu melanjutkan
pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai dari
kelas 7 – 13, dan setelah lulus mereka diberi ijazah yang dikenal sebagai “Abitur“.
Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang siswa menyelesaikan pendidikan
dasar dan menengah selama 13 tahun. Berufschule diperuntukkan bagi siswa-siswa
yang langsung dipersiapkan memasuki dunia kerja dan tidak bisa melanjutkan ke
perguruan tinggi. Sedangkan Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau
dianggap bagus, siswa dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk
mendapatkan Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja.
Pendidikan
Tinggi
Setelah
mendapatkan Abitur, siswa langsung bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi.
Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis
(UMPTN), disini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi.
Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas lamarannya, dan universitas akan
langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur. Hal tersebut bisa dilakukan
karena pendidikan di seluruh Jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan
tinggi, memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama. Untuk menjamin kualitas
yang merata di semua sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat yang
telah ditunjuk oleh pemerintah (Bila memilih untuk belajar di sekolah selain
yang telah ditunjuk, maka orang tuanya harus mengajukan permintaan khusus
disertai dengan alasan-alasannya). Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan
guru-guru dan fasilitas pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota
besar maupun di pelosok yang jauh dari kota.
Universitas
dan Fachhochschule
Ada
dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universität (universit, selanjutnya
disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya
disingkat FH).
Perbedaan
antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut:
1)
Materi perkuliahan.UNI lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan
tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan
praktek di UNI berkisar 60:40. Sebaliknya, FH (sesuai dengan namanya) lebih
menitik beratkan ke aspek terapan, dengan komposisi teori dan terapan 40:60.
2)
Jadwal perkuliahan. Jadwal perkuliahan di UNI adalah Okt-Maret untuk
musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Sommer
Semester). Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu
Agustus-Januari untuk musim dingin (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas
(SS).
3)
Waktu melamar. Karena perbedaan waktu kuliah sebagaimana disebutkan pada
2), maka jadwal untuk proses seleksi pun juga berbeda. Pendaftaran di FH
ditutup lebih cepat dibandingkan dengan di UNI.
Berdasarkan
Kesepakatan Bologna tahun 1999, semua negara EU bersepakat untuk menyesuaikan
sistem pendidikan antara satu negara dengan negara lainnya di kawasan EU. Hal
ini perlu dilakukan karena Kesepakatan Maastricht tahun 1992 menjamin bahwa
semua negara EU harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan
oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara EU lainnya.
Dari
Kesepakatan Bologna 1999 tersebut, salah satu isinya adalah semua negara EU
akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang
Bachelor-Master-Doktor. Disepakati pula bahwa Bachelor (dengan waktu tempuh 3-4
tahun) adalah gelar kesarjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana
pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja. Program
pendidikan Master adalah pendidikan lanjutan setelah bachelor dan diberikan
selama 2 tahun. Berdasarkan kesepakatan Bologna 1999 tersebut, UNI dan FH di
Jerman telah mulai mengkonversi sistem lamanya Diplom-Doktor ke sistem baru
Bachelor-Master-Doktor. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika saat ini telah
ada jengang Bachelor-Master di ahmpir semua UNI dan FH. Paling lambat tahun
2010 semua UNI dan FH di Jerman harus sudah mengadopsi sistem
Bachelor-Master-Doktor seratus persen. Di Feie Universität Berlin dan Humboldt Universität
zu Berlin bahkan sistem ini sudah akan diadopsi penuh paling lambat tahun 2007.(kalau
ada yang mau tahu lebih lanjut bisa searching dari sumber yang berkaitan http://www.bidikbud.de/studi/st0102.htm
)
Pädagogische
Hochschulen (PH)
Pendidikan
tinggi yang dilaksanakan dalam perguruan tinggi jenis ini terutama diarahkan
untuk menghasilkan guru-guru untuk Primary Education dan Secondary
Education. Studi biasanya diakhiri dengan suatu ujian negara (Staatsexamen),
dimana mereka diharuskan membuat semacam tesis yang disebut Staatsexamen -
Arbeit. Pendidikan ini biasanya di tempuh berkisar antara 8- 10 semester,
jangan lupa ternyata PH juga memiliki standarisasi untuk program pengalaman
lapangan di sekolah selama 1,5 years. (waaw.. kalau aku PPL 6 bulan aja udah
menggeurtunya minta ampun hehehe) tapi walaupun mereka teacher training selama
itu mereka tetapi mendapatkan salary walaupun tidak terlalu besar.
Visiting a German School for
teaching history in Holbein Gymnasium Augsburg, dari hotel jarak ke sekolah ini
pun tidak terlalu jauh dan dapat di tempuh dengan jalan kaki. Menyusuri jalanan
Augsburg di pagi hari sangatlah sepi, hanya beberapa orang yang terlihat
lalu-lalang di jalanan dengan menggunakan sepeda. Bangunan-bangunan disini
sangat terlihat tua dengan gaya khas eropa kuno (seperti kuliah sejarah eropa
kuno kembali, hey !! kami melihat bangunan itu sekarang yang masih berdiri
megah dan kokoh dari abad pertengahan) this is it Holbein Gymnasium, dari luar
gedung ini sangat terlihat menyeramkan tapi setelah masuk ke dalam malah tambah
menyeramkan hohoho, gedung sekolah ini terlihat sangat kecil tapi jika kalian
masuk kedalamnya dan melihat sekelilingnya ternyata sangatlah luas, kami
bertemu dengan Mr.Peter Lengsle. Bapak guru yang satu ini memang sudah sangat
terlihat tua dengan banyak rambut putih di kepalanya, dia menyambut kami dengan
ramah dan mengajak kami untuk ke dalam ruangan supaya bisa menghangatkan tubuh
and you know ruangan apa yang kami masuki.. ternyata ruangan pengakuan dosa
wow!!! Pantes aja bukan merasa hangat malah terasa makin dingin ups. Mr.Lengsle
menjelaskan bahwa dia adalah seorang guru agama di sekolah ini, dan hari ini
dia akan mengajar di kelas (entah apa nama tingkatannya apa, mungkin setara
dengan SMA jika di Indonesia) untuk masuk ke kelas tersebut perjuangan kami
tidaklah mudah hahaha karena kita harus mengangkat kursi dari gedung utama ini
menuju kelas Mr.Lengsle and you know !! naik turun beberapa lantai sambil membawa
sebuah kursi dari masing-masing kami menyusuri jalan raya untuk sampai ke
gedung seberang. Sumpah !!! that’s crazy but we enjoyed it ..hahaha ternyata
masih harus naik tangga lagi OMG zZzZzzZ.. olahraga dheeaaaa olahraga !!! hah..
akhirnya sampai jugaa, aku pikir ini kelas anak-anak kuliahan karena langsung
shock melihat murid-muridnya berbadan tinggi besar seperti setara dengan kami
(yaa maklumlah ras mereka berbeda dengan kita) kyaaaaaaa banyak brownies loh ..
brondong manis, anak-anak seusia mereka kalau ke Indonesia bisa jadi artis
dadakan xixixixxi.
Kami seketika menjadi pusat
perhatian mereka, duduk berbaris dengan rapi di belakang mereka untuk
memperhatikan kegiatan belajar mereka dengan Mr. Lengsle, Halo !!! mereka
menyapa kami .. Mr.Lengsle memulai kegiatan belajarnya dengan menjelaskan
materi belajar hari ini tentang sejarah keagamaan, kegiatan belajar ini
menggunakan bahasa Jerman jadi kita agak sedikit ngga ngudeng juga hehehe tapi
untungnya Carin bersedia untuk menjadi translator kami (dankeschoen Carin !!).
Di dalam kelas ini tidak terlalu banyak siswa, jadi suasana kelas sangat bisa
di control oleh pak guru ini , anak-anak
sudah memiliki buku cetak yang disediakan oleh sekolah jadi mereka tidak perlu
membeli. Media pembelajaran yang digunakan oleh Mr.Lengsle sangat sederhana
hanya menggunakan OHP tapi yang unik adalah dia masih menulis dengan kapur dan
papan tulisnya bisa digerakkan keatas dan kebawah.. di geser ke kiri dan ke kanan hahhaa, juga bisa dilipat , waaa
multifungsi banget yaaa, efesiensi dan ramah lingkungan. Mr.Lengsle mulai
menjelaskan materi pelajaran dan sesekali bertanya kepada siswa, interaksi
antara guru dan murid sangat aktif itu terlihat dari banyaknya siswa yang
mengangkat tangannya ketika akan menjawab dan mengajukan pertanyaan (aduh
senangnya melihat keaktifan mereka di kelas, berharap anak-anak di kelas nanti
seperti itu). Setelah kelas Mr.Lengsle selesai kita beranjak kembali ke gedung
utama sambil membawa kursi yang maki bawa whahhaa.. satu dua satu dua, baru kali
ini jadi pusat perhatian lagi di jalan raya karena pada saat itu adalah waktu
istirahat jadi cukup banyak siswa yang berlalu lalang di jalanan. Di ruang
pengakuan dosa *ops kita bukan mengaku dosa loh hahah tapi kita diskusi dengan
Mr.Lengsle membicarakan tentang system pendidikan di jerman (sudah di ceritakan
di atas ya), ketika mendengar cerita pendidikan di Indonesia dia berkomentar
“so, Indonesia have a similar system with USA .. hahahah” dengan trial dan
error dan bergantung kepada teknologi. Pasti kalian lebih paham situasi
pendidikan di Indonesia di lihat dari kenyataannya saat ini, terutama bagi
teman-teman yang berkecimpung di dunia pendidikan. AYO SEMANGAT MEMAJUKAN
PENDIDIKAN DI INDONESIA !!!
Its time to Coffe Break, kami semua
diundang untuk minum coffe bersama di ruang guru, awalnya sih agak ragu..
karena ruang guru gitu loh.. tapi ternyata atmosfernya berbeda.. kalian tahu
kan kalau secara penampilan guru-guru di Indonesia punya seragam khas yang
formal, tapi kalau di sini mereka sangat berpakaian dengan santai jadi jauh
dari kesan yang formal. Sambil minum coffee dan teh hangat kami bertemu
beberapa guru di sana, wah.. ternyata coffe tadi tidak gratis loh seperti di
sekolah-sekolah kita dimana setiap ruang guru sudah disediakan makanan dan minuman.
Di sini mereka harus membayar sendiri semacam kantin kejujuran deh, aduh.. jadi
ngga enak sama Mr.Lengsle, lanjut ke tempat berikutnya sambil kembali ke ruang
pengakuan dosa Mr.Lengsle menceritakan beberapa bangunan sejarah yang ada di
sekolah ini sampai sekarang masih ada dan dirawat. Ini saatnya giliran
Ms.Angela Hoefer yang akan menemani kita berkunjung ke kelasnya (sepertinya
grade ini untuk tahapan SMP), Ms.Hoefer adalah guru sejarah yang mengajar di
Grade selevel SMP. Aahhh ternyata kita masih harus membawa kursi ini ke dalam
kelas, satu dua satu dua.. dari kejauhan sudah terlihat anak-anak kecil
berlarian kesana-kemari, berhenti sejenak di depan sebuah kelas dimana terdapat
banyak anak-anak lucu yang bergegas kembali ke tempat duduknya, reaksi mereka
lebih nyata ketika melihat kami saling berbisik satu sama lain (mungkin mereka
bertanya-tanya dari mana mereka? Siapa mereka??) posisi kami berada adalah di
samping mereka, sebelumnya Ms. Hoefer memeperkenalkan kami kepada
murid-muridnya, say Hallo !!! mengamati cara mengajar Ms.Hoefer lebih
menyenangkan karena di kelas ini terasa lebih ramai dan sewajarnya anak-anak
seusia mereka masih banyak tingkah. Bahkan ada anak yang duduk di sebelah kami,
aku lupa namanya siapa, dia bertanya kepada faisal “are you from India?”
whahahaha kita langsung tersentak tertawa, kelihatannya anak ini keturunan dari
timur tengah dan benar saja ketika ditanya “are you moeslim?” dia menjawab “yes
!!” ada juga yang bertanya kepada kami “where is Indonesia?” dan salah satu anak
yang bertanya “Indonesia is near from Egypt whaaaa ..” ini anak-anak kelewat
lucu deh. Kembali ke Ms.Hoefer, dia mengajar dengan sabar sekali walaupun
anak-anak ada yang tidak focus dan mengobrol, namun ketika Tanya-jawab mereka
sangat antusias banyak murid yang mengangkat tangannya untuk bertanya dan
menjawab. Kali ini Ms.Hoefer mengajarkan materi yang cukup berat menurut kami,
tapi bagi mereka itu wajib sama hal nya ketika kita mempelajari Sejarah
Nasional Indonesia mereka pun mempelajari Sejarah Eropa khususnya Sejarah Abad
Pertengahan. Metode pembelajaran yang digunakan Ms.Hoefer masih menggunakan
cara ceramah dan picture dimana anak-anak diminta menjelaskan gambar yang sudah
Ms.Hoefer siapakan, ibu guru yang satu ini masih tetap semangat dengan menampilkan
beberapa gambar di layar OHP dan menuliskan penjelasannya di papan tulis. Tidak
terasa waktu belajar memang singkat, anak-anak memasuki jam istirahat. Selagi
kami masih ada di ruangan tersebut, ada beberapa anak yang menghampiri kami dan
mengajaka mengobrol. Salah satu temanku Donna sangat antusias mengobrol dengan
mereka, dan ada satu pertanyaan menggelitilk dari mereka “do you know Gangnam
Style?” whhaaa ternyata Kpop sudah merambah ke remaja di Jerman. Xixixixixi
sentak aku menjawab “yes, I know,
and PSY is kpop artist who
introduced to the world Gangnam
Style” hahahha .
Waktu kami berkunjung di Holbein Gymnasium Augsburg sudah
hampir habis, saatnya mengucapkan Terimakasih dan perpisahan dengan Mr.Lengsle
dan Ms.Hoefer yang bersedia menyempatkan waktunya untuk menemani kami dan
diberikan kesempatan ikut berpartisipasi di kelas saat mereka mengajar. Setelah
selesai dari Gymnasium kegiatan kita selanjutnya adalah mengunjungi sebuah
Synagogue (tempat ibadah yahudi) yang ternyata sangat dekat sekali dari hotel
kami. Seharusnya kami mengunjungi sinagog ini pada hari sabtu tapi karena
setiap hari sabtu ada perayaan sabat untuk para Jhewis maka sinagog ditutup
oleh karena itu kami mengunjungi sinagog di hari ini. Tidak banyak waktu yang
kami miliki untuk berkunjung ke tempat ini, setelah sampai di depan sinagog
pantas saja kami tidak sadar akan keberadaan tempat itu karena tertutup dengan
konstruksi jalan yang sedang di bangun. Setelah Carin mengurus tiket masuk,
kami dipersilahkan masuk dengan meninggalkan barang-barang serta tidak
diperkenankan untuk mendokumentasikan. Wah !!! sayang sekali, kami ditemani
oleh seorang tour guide yang bernama David, seorang mahasiswa yang bekerja
disini tentunya dia juga seorang Jhewis. Kesan pertama masuk ke tempat ini
adalah bulu kuduk langsung merinding, banyak aroma khas yang selalu kami cium
ketika memasuki setiap ruangan entah wangi apa itu tapi aku selalu rasa seperti
wangi pasta hahaha. David memperkenalkan sebuah mahkota suci dan kitab yahudi
yang asli, ada beberapa pameran foto dan penjelasan mengenai sejarah Jhewis di
Augsburg (beberapa bagian ini menyangkut tentang kehidupan para penganut Jhewis
yang konon katanya sangat tertutup saat itu) setelah memperhatikan satu per
satu penjelasan dari David kami beranjak ke sebuah tempat yang sangat luas
sebuah aula seperti gereja yang sangat menyeramkan dengan di dominasi warna
hitam, suasanan di dalam ruangan ini sangat dingin ketika kami masuk, beberapa
relief sangat menyeramkan. (tiba-tiba inget adegan resident evil 2 saat Jill
Valentine melawan zombie di gereja) sumpah, tidak ingin berlama-lama di dalam
sana dan segera ingin keluar. Untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang
Sinagog di Augsburg aku sudah punya beberapa file informasi yang aku dapatkan
dari resepsionis, jadi nanti aku akan posting lebih lanjut lagi yaa mengenai
sinagog ini . cuss david, danke for short guiding by you !!!
Lunch in the city, Carin memberikan beberapa alternatif
untuk makan siang baik itu di restaurant dekat stasiun, pusat kota, atau
kembali ke hotel. Beberapa temanku memutuskan untuk pergi ke restaurant di
stasiun sedangkan aku, win, dan dona memilih untuk kembali dan makan hotel
dimana kami bisa istirahat dan akhirnya bisa solat juhur. Waktu kami tidak
begitu lama untuk makan siang, karena jam 14:45pm kita harus kembali ke kampus
Augsburg untuk kuliah bersama Mr.Matthias Lessing. Setelah istirahat sejenak
dan makan siang, kami berkumpul di lobby tapi ternyata Carin sudah menunggu
kami di tempat pemberhentian Tram kemarin, karena waktu sudah semakin mendesak
akhirnya kami berlari-lari menuju tempat pemberhentian Tram sambil menengok ke
belakang jika ada teman kami yang tertinggal.. nahh benar saja kan ternyata
sena dan beberapa temannya ada di belakang ayooo cepet sebelum kita tertinggal
lagi. Wuzz.. tepat waktu juga walaupun masih bernafas dengan setengah-setengah
sambil menaiki Tram menuju Augsburg University. Kami hari ini ditemani oleh Tan
Ja ynag kebetulan hari ini berulang tahun loh.. serentak kami menyanyikan
sebuah lagu ulang tahun untuk Tan Ja, Tan Ja yang hari ini terlihat berbeda
karena rambutnya yang di kepang xixixixi, kuliah hari ini dengan Mr.Lessing
dengan tema “History Teaching in Secondary School” ternyata bapak dosen yang
satu ini tidak begitu fasih dengan bahasa Inggris jadi lagi-lagi kita
mendengarkan native kita Tan Ja yang menterjemahkannya. Kalau kuliah dengan
Mr.Lessing ini hampir mirip dengan kuliah Ibu Dosen kita yaitu Ibu Corry
seperti Strategi Pembelajaran Sejarah, mahasiswa yang ada di kelas ini pun
rata-rata di atas semester 5. Ada salah satu mahasiswa yang menarik perhatian
kami dengan gayanya yang nyentrik banget, rambutnya itu gaya vokalisnya roxette
dengan tindikan di hidungnya.. waaa ini calon guru gaul men .. dan menurut Tan
Ja hal seperti itu biasa di sini jadi ngga perlu heran kalau banyak calon guru
yang dandanannya hampir di bilang aneh yang penting isi otaknya !!! wihh wihhh
mantap banget yaaa. Setelah kuliah dengan Mr.Lessing dan diskusi senja bersama
German Students kita sudah di jemput oleh nona Jessica yang akan menemani kita
di acara terakhir hari ini. Tapi sayangnya Tan Ja tidak bisa ikut menemani kita
hari ini karena ada beberapa tugas kuliah yang harus dia selesaikan.
Visiting a charming students pub at “unikum” together
with German Students. Namanya saja sudah keren yaa charming students zzzz, tapi
ternyata yang berkesempatan hadir saat itu hanya felix. Walaupun namanya Pub
tapi tempat ini sama seperti restaurant biasa, namun kebanyakan siswa yang
mengunjungi tempat ini, bahkan mereka membawa peliharaan mereka ke tempat ini
untuk makan.. wuuuuu Anjing Bulldog yang di bawa untungnya anjing ini ngga
teriak-teriak di dalam restaurant. Hal ini memang sudah biasa dimana majikan
membawa ikut serta anjingnya ke dalam restaurant, wuidih kalau di indonesia sih
udah di lempar itu anjing. Jadi ngga semangat buat makan nih T.T , order apa
nih yang menurut kalian enak hmm ternyata menu andalannya adalah pasta dan
pizza juga pork brbrbrbrbr.. (oiyaa harga makanan disini sekitar diatas 3 euro
dan minuman diatas 2 euro, masih terjangkau kan? jadi untuk sekali makan kita
bisa menghabiskan sekitar 7 euro) tadinya ingin mencoba sesuatu hal yang baru
mendengar namnay noddle saat jessie menjelaskan makanan ini kepasa aku, win dan
bimo kita pikir noddle layaknya mie biasa di indonesia. Whahah ternyata aku
salah, mie di sini itu bentunya seperti cimol di campur dengan sup keju,yaa
tuhan blenger banget deh ini.. kita semua makan-makanan yang porsinya BIG
lagii,, jadi ngga enak sama tamu yang mengudang kita melihat makanan kita tidak
habis.
Malam ini kami merasa hidup kembali karena minuman yang
membuat kami semangat lagi xixixi tapi bukan beer yaa, semua tertawa lepas
sampai Carin pun kebingungan dengan apa yang kami bicarakan, maklum kita
bercanda pake bahasa Indonesia apalagi Riski yang kocak banget kalau lagi
ngelawak. Ditambah lagi ada ula sama felix yang jadi bahan becandaan Cinlok
xixixixi, Carin pun ikut kepo mau tahu aja kalau ula sama riski itu
ex-boyfriend hahahha dan Carin memberi sebuah postcard yang bertuliskan kalau
ngga salah tentang status single. Suasana kami dengan Carin, Felix dan Jessie
sangat menyenangkan. Walaupun aku teringat akan sesuatu yang tertinggal di
Indonesia, saya harap semuanya baik-baik saja.. dan hari ini aku menuliskan
sebuah postcard untuk sahabatku tersayang yang tidak bisa ikut menemaniku di
sini. Tampaknya waktu sudah semakin larut dan kami harus segera pulang, tidak
mau lagi untuk ketinggalan Tram. Hari ini pun hari terakhir aku bertemu dengan Jessica
karena besok yang menemani kami adalah Tan Ja, Jessie Terimakasih atas semua
bantuan dan dukungannya selama ini seakan mimpi yang jadi kenyataan bisa
bertemu dengan kamu dari awal yang coba-coba untuk berkomunikasi dengan
seseorang di Augsburg tenyata aku bertemu dengan kamu yang juga Asisten dari
Dr.Michael Wobring.
Farewell !!! rasanya agak sedih meninggalkan kampus
Augsburg dengan kenangan yang singkat. Dankeschoen !!! kembali ke hotel dengan
perasaan yang masih setengah hati, tapi beberapa hari ke depan masih harus
menyiapkan stamina. Semangat
“Cheer up and dry your damp eyes and tell me
when it rains
And I’ll blend up that rainbow above you and shoot it through your veins
Cuz your heart has a lack of color and we should’ve known
That we’d grow up sooner or later cuz we wasted all our free time alone”
And I’ll blend up that rainbow above you and shoot it through your veins
Cuz your heart has a lack of color and we should’ve known
That we’d grow up sooner or later cuz we wasted all our free time alone”
Next : Augsburg Part 4
2 comments:
Mbak, boleh koreksi sedikit? sistem sekolah di Jerman berbeda di tiap Bundesländer dan agak rumit menerangkannya. Sistem yang Mbak tulis di atas lebih mengarah ke beberapa Bundesländer lain misalnya di Berlin. Augsburg termasuk Bayern (Bavaria) yang berarti menganut sistem sekolah Grundschule hanya 4 tahun, lalu masuk Mittelreife (Gymnasium, Realschule, dan Mittelschule, bukan Berufschule).
Thanks for sharing the story :)
Terimakasih Kaka Aity Meivers atas koreksiannya :)
Iya saya menuliskan seperti cerita saja, awalnya dari mau curhat jadi blogging :)
sekali lagi terimakasih yaaa :)
Post a Comment