Monday, December 17, 2012

A SHORT STORY IN GERMANY : AUGSBURG PART 2



Day 3 in Augsburg (Friday, 09 November 2012)

“…Good morning and good night, I wake up at twilight It’s gonna be alright We don’t even have to try It’s always a good time ..”

Beberapa petikan lirik lagu yang selalu aku mainkan dari handphone. Selamat Pagi !!! lagi-lagi aku bangun terlebih dahulu dari adik kecilku yang masih terlelap tidur. Badan masih terasa pegal dan kaki terasa kaku karena kedinginan, jadi teringat kejadian semalam setelah pulang Dinner bersama Prof.Popp kita sempat salah posisi menunggu Tram akibatnya kita berlari-larian agar tidak ketinggalan Tram.. kebayang banget lari-larian pakai sepatu boot yang ada hak nya whahaha.. tidak sampai di situ untuk kembali ke hotel pun masih harus memutar jalan karena jalan yang tadi pagi kita lewati sudah di tutup. Satu.. dua.. satu.. dua.. berjalan atau berlari sama saja tidak menghilangkan rasa dingin brrbrbrbr.

Pagi yang sama seperti sebelumnya, saat membuka jendela masih gelap padahal jam sudah menunjukkan pukul 05:30 am dan masih saja kebingungan untuk menunaikan solat subuh. Memang selama kami di sini, jadwal solat kami banyak kecolongan terutama untuk solat juhur dan ashar karena saat itu kami sedang melakukan kegiatan di kampus dimana tidak ada tempat untuk solat, jangankan untuk solat ketika ke toilet pun pasti akan kebingungan bagaimana cara mau ambil wudhu nya. Bismillah yang terpenting niat karena Allah SWT, kali ini aku mandi yang terlebih dahulu dan tidak tidur lagi looh karena takut kesiangan nantinya. Aku dan ula bersiap-siap sambil di temani lantunan lagi dari televise OMG !! seketika teriak histeris .. ULAA.. ada MTV EUROPE MUSIC AWARDS di Frankfurt beberapa hari lagi dan itu akan di hadiri beberapa artis ternama .. (aaa Taylor Swift, One Direction, Katy Perry, and many more) huhuhu kota itu tidak begitu jauh dari kami. 

Breakfast dengan menu yang sama saat ini, Morning Carin.. setiap pagi berpapasan dengan Tour Guide kami dan dia selalu menyapa kami dengan ramah, wahh Carin ini punya selera makan yang sangat besar kalau diperhatikan dia selalu membawa makanan yang penuh di nampannya dan itu pasti habis,, great !!! pantas saja ketika dia memperhatikan kami makan selalu keheranan kenapa makanan kami tidak pernah habis, (People in here selalu menghabiskan makanannya di meja makan jarang sekali meninggalkan sisa-sisa makanannya, dan ada pula aku memergoki beberapa orang memasukkan makanannya ke dalam tasnya entah untuk bekal makan siann atau malu jika ketahuan tidak habis hihihi lucu). Selamat pagi pak !! sapaan yang mulai terdengar familiar di telingaku, satu sama lain teman-teman kami memanggil sapaan dengan bapak atau ibu (mungkin abis di tampar dinginnya cuaca, jadi agak kacau haha). Kegiatan kita hari ini di awali dengan mengunjungi salah satu sekolah yang ada di Jerman, sebelumnya mungkin teman-teman sudah ada yang tahu kalau system pendidikan di Jerman dengan di Indonesia itu berbeda secara umum aku jelaskan.

Pendidikan PraPerguruan Tinggi

Berbeda dengan di Indonesia yang menganut sistem pendidikan tiga jenjang SD-SLTP-SLTA, Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule atau Berufschule). Jenjang Pendidikan Pra Perguruan Tinggi di Jerman memerlukan waktu tempuh normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonesia, dimana pendidikan SD-SLTP-SLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun). Pendidikan sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1 - 6, dan setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium, Realschule atau Berufschule.

Gymnasium diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai yang dianggap mampu melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai dari kelas 7 – 13, dan setelah lulus mereka diberi ijazah yang dikenal sebagai “Abitur“. Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang siswa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah selama 13 tahun. Berufschule diperuntukkan bagi siswa-siswa yang langsung dipersiapkan memasuki dunia kerja dan tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau dianggap bagus, siswa dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja.

Pendidikan Tinggi

Setelah mendapatkan Abitur, siswa langsung bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis (UMPTN), disini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas lamarannya, dan universitas akan langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh Jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama. Untuk menjamin kualitas yang merata di semua sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah (Bila memilih untuk belajar di sekolah selain yang telah ditunjuk, maka orang tuanya harus mengajukan permintaan khusus disertai dengan alasan-alasannya). Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan guru-guru dan fasilitas pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota besar maupun di pelosok yang jauh dari kota.

Universitas dan Fachhochschule
Ada dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universität (universit, selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya disingkat FH).

Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut:
1) Materi perkuliahan.UNI lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek di UNI berkisar 60:40. Sebaliknya, FH (sesuai dengan namanya) lebih menitik beratkan ke aspek terapan, dengan komposisi teori dan terapan 40:60.

2)  Jadwal perkuliahan. Jadwal perkuliahan di UNI adalah Okt-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Sommer Semester). Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu Agustus-Januari untuk musim dingin (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas (SS).

3)  Waktu melamar. Karena perbedaan waktu kuliah sebagaimana disebutkan pada 2), maka jadwal untuk proses seleksi pun juga berbeda. Pendaftaran di FH ditutup lebih cepat dibandingkan dengan di UNI.

Berdasarkan Kesepakatan Bologna tahun 1999, semua negara EU bersepakat untuk menyesuaikan sistem pendidikan antara satu negara dengan negara lainnya di kawasan EU. Hal ini perlu dilakukan karena Kesepakatan Maastricht tahun 1992 menjamin bahwa semua negara EU harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara EU lainnya.

Dari Kesepakatan Bologna 1999 tersebut, salah satu isinya adalah semua negara EU akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang Bachelor-Master-Doktor. Disepakati pula bahwa Bachelor (dengan waktu tempuh 3-4 tahun) adalah gelar kesarjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja. Program pendidikan Master adalah pendidikan lanjutan setelah bachelor dan diberikan selama 2 tahun. Berdasarkan kesepakatan Bologna 1999 tersebut, UNI dan FH di Jerman telah mulai mengkonversi sistem lamanya Diplom-Doktor ke sistem baru Bachelor-Master-Doktor. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika saat ini telah ada jengang Bachelor-Master di ahmpir semua UNI dan FH. Paling lambat tahun 2010 semua UNI dan FH di Jerman harus sudah mengadopsi sistem Bachelor-Master-Doktor seratus persen. Di Feie Universität Berlin dan Humboldt Universität zu Berlin bahkan sistem ini sudah akan diadopsi penuh paling lambat tahun 2007.(kalau ada yang mau tahu lebih lanjut bisa searching dari sumber yang berkaitan http://www.bidikbud.de/studi/st0102.htm )

 Pädagogische Hochschulen (PH)

Pendidikan tinggi yang dilaksanakan dalam perguruan tinggi jenis ini terutama diarahkan untuk menghasilkan guru-guru untuk Primary Education dan Secondary Education. Studi biasanya diakhiri dengan suatu ujian negara (Staatsexamen), dimana mereka diharuskan membuat semacam tesis yang disebut Staatsexamen - Arbeit. Pendidikan ini biasanya di tempuh berkisar antara 8- 10 semester, jangan lupa ternyata PH juga memiliki standarisasi untuk program pengalaman lapangan di sekolah selama 1,5 years. (waaw.. kalau aku PPL 6 bulan aja udah menggeurtunya minta ampun hehehe) tapi walaupun mereka teacher training selama itu mereka tetapi mendapatkan salary walaupun tidak terlalu besar.

            Visiting a German School for teaching history in Holbein Gymnasium Augsburg, dari hotel jarak ke sekolah ini pun tidak terlalu jauh dan dapat di tempuh dengan jalan kaki. Menyusuri jalanan Augsburg di pagi hari sangatlah sepi, hanya beberapa orang yang terlihat lalu-lalang di jalanan dengan menggunakan sepeda. Bangunan-bangunan disini sangat terlihat tua dengan gaya khas eropa kuno (seperti kuliah sejarah eropa kuno kembali, hey !! kami melihat bangunan itu sekarang yang masih berdiri megah dan kokoh dari abad pertengahan) this is it Holbein Gymnasium, dari luar gedung ini sangat terlihat menyeramkan tapi setelah masuk ke dalam malah tambah menyeramkan hohoho, gedung sekolah ini terlihat sangat kecil tapi jika kalian masuk kedalamnya dan melihat sekelilingnya ternyata sangatlah luas, kami bertemu dengan Mr.Peter Lengsle. Bapak guru yang satu ini memang sudah sangat terlihat tua dengan banyak rambut putih di kepalanya, dia menyambut kami dengan ramah dan mengajak kami untuk ke dalam ruangan supaya bisa menghangatkan tubuh and you know ruangan apa yang kami masuki.. ternyata ruangan pengakuan dosa wow!!! Pantes aja bukan merasa hangat malah terasa makin dingin ups. Mr.Lengsle menjelaskan bahwa dia adalah seorang guru agama di sekolah ini, dan hari ini dia akan mengajar di kelas (entah apa nama tingkatannya apa, mungkin setara dengan SMA jika di Indonesia) untuk masuk ke kelas tersebut perjuangan kami tidaklah mudah hahaha karena kita harus mengangkat kursi dari gedung utama ini menuju kelas Mr.Lengsle and you know !! naik turun beberapa lantai sambil membawa sebuah kursi dari masing-masing kami menyusuri jalan raya untuk sampai ke gedung seberang. Sumpah !!! that’s crazy but we enjoyed it ..hahaha ternyata masih harus naik tangga lagi OMG zZzZzzZ.. olahraga dheeaaaa olahraga !!! hah.. akhirnya sampai jugaa, aku pikir ini kelas anak-anak kuliahan karena langsung shock melihat murid-muridnya berbadan tinggi besar seperti setara dengan kami (yaa maklumlah ras mereka berbeda dengan kita) kyaaaaaaa banyak brownies loh .. brondong manis, anak-anak seusia mereka kalau ke Indonesia bisa jadi artis dadakan xixixixxi.

        Kami seketika menjadi pusat perhatian mereka, duduk berbaris dengan rapi di belakang mereka untuk memperhatikan kegiatan belajar mereka dengan Mr. Lengsle, Halo !!! mereka menyapa kami .. Mr.Lengsle memulai kegiatan belajarnya dengan menjelaskan materi belajar hari ini tentang sejarah keagamaan, kegiatan belajar ini menggunakan bahasa Jerman jadi kita agak sedikit ngga ngudeng juga hehehe tapi untungnya Carin bersedia untuk menjadi translator kami (dankeschoen Carin !!). Di dalam kelas ini tidak terlalu banyak siswa, jadi suasana kelas sangat bisa di control oleh pak guru ini ,  anak-anak sudah memiliki buku cetak yang disediakan oleh sekolah jadi mereka tidak perlu membeli. Media pembelajaran yang digunakan oleh Mr.Lengsle sangat sederhana hanya menggunakan OHP tapi yang unik adalah dia masih menulis dengan kapur dan papan tulisnya bisa digerakkan keatas dan kebawah.. di geser ke kiri dan  ke kanan hahhaa, juga bisa dilipat , waaa multifungsi banget yaaa, efesiensi dan ramah lingkungan. Mr.Lengsle mulai menjelaskan materi pelajaran dan sesekali bertanya kepada siswa, interaksi antara guru dan murid sangat aktif itu terlihat dari banyaknya siswa yang mengangkat tangannya ketika akan menjawab dan mengajukan pertanyaan (aduh senangnya melihat keaktifan mereka di kelas, berharap anak-anak di kelas nanti seperti itu). Setelah kelas Mr.Lengsle selesai kita beranjak kembali ke gedung utama sambil membawa kursi yang maki bawa whahhaa.. satu dua satu dua, baru kali ini jadi pusat perhatian lagi di jalan raya karena pada saat itu adalah waktu istirahat jadi cukup banyak siswa yang berlalu lalang di jalanan. Di ruang pengakuan dosa *ops kita bukan mengaku dosa loh hahah tapi kita diskusi dengan Mr.Lengsle membicarakan tentang system pendidikan di jerman (sudah di ceritakan di atas ya), ketika mendengar cerita pendidikan di Indonesia dia berkomentar “so, Indonesia have a similar system with USA .. hahahah” dengan trial dan error dan bergantung kepada teknologi. Pasti kalian lebih paham situasi pendidikan di Indonesia di lihat dari kenyataannya saat ini, terutama bagi teman-teman yang berkecimpung di dunia pendidikan. AYO SEMANGAT MEMAJUKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA !!!

     Its time to Coffe Break, kami semua diundang untuk minum coffe bersama di ruang guru, awalnya sih agak ragu.. karena ruang guru gitu loh.. tapi ternyata atmosfernya berbeda.. kalian tahu kan kalau secara penampilan guru-guru di Indonesia punya seragam khas yang formal, tapi kalau di sini mereka sangat berpakaian dengan santai jadi jauh dari kesan yang formal. Sambil minum coffee dan teh hangat kami bertemu beberapa guru di sana, wah.. ternyata coffe tadi tidak gratis loh seperti di sekolah-sekolah kita dimana setiap ruang guru sudah disediakan makanan dan minuman. Di sini mereka harus membayar sendiri semacam kantin kejujuran deh, aduh.. jadi ngga enak sama Mr.Lengsle, lanjut ke tempat berikutnya sambil kembali ke ruang pengakuan dosa Mr.Lengsle menceritakan beberapa bangunan sejarah yang ada di sekolah ini sampai sekarang masih ada dan dirawat. Ini saatnya giliran Ms.Angela Hoefer yang akan menemani kita berkunjung ke kelasnya (sepertinya grade ini untuk tahapan SMP), Ms.Hoefer adalah guru sejarah yang mengajar di Grade selevel SMP. Aahhh ternyata kita masih harus membawa kursi ini ke dalam kelas, satu dua satu dua.. dari kejauhan sudah terlihat anak-anak kecil berlarian kesana-kemari, berhenti sejenak di depan sebuah kelas dimana terdapat banyak anak-anak lucu yang bergegas kembali ke tempat duduknya, reaksi mereka lebih nyata ketika melihat kami saling berbisik satu sama lain (mungkin mereka bertanya-tanya dari mana mereka? Siapa mereka??) posisi kami berada adalah di samping mereka, sebelumnya Ms. Hoefer memeperkenalkan kami kepada murid-muridnya, say Hallo !!! mengamati cara mengajar Ms.Hoefer lebih menyenangkan karena di kelas ini terasa lebih ramai dan sewajarnya anak-anak seusia mereka masih banyak tingkah. Bahkan ada anak yang duduk di sebelah kami, aku lupa namanya siapa, dia bertanya kepada faisal “are you from India?” whahahaha kita langsung tersentak tertawa, kelihatannya anak ini keturunan dari timur tengah dan benar saja ketika ditanya “are you moeslim?” dia menjawab “yes !!” ada juga yang bertanya kepada kami “where is Indonesia?” dan salah satu anak yang bertanya “Indonesia is near from Egypt whaaaa ..” ini anak-anak kelewat lucu deh. Kembali ke Ms.Hoefer, dia mengajar dengan sabar sekali walaupun anak-anak ada yang tidak focus dan mengobrol, namun ketika Tanya-jawab mereka sangat antusias banyak murid yang mengangkat tangannya untuk bertanya dan menjawab. Kali ini Ms.Hoefer mengajarkan materi yang cukup berat menurut kami, tapi bagi mereka itu wajib sama hal nya ketika kita mempelajari Sejarah Nasional Indonesia mereka pun mempelajari Sejarah Eropa khususnya Sejarah Abad Pertengahan. Metode pembelajaran yang digunakan Ms.Hoefer masih menggunakan cara ceramah dan picture dimana anak-anak diminta menjelaskan gambar yang sudah Ms.Hoefer siapakan, ibu guru yang satu ini masih tetap semangat dengan menampilkan beberapa gambar di layar OHP dan menuliskan penjelasannya di papan tulis. Tidak terasa waktu belajar memang singkat, anak-anak memasuki jam istirahat. Selagi kami masih ada di ruangan tersebut, ada beberapa anak yang menghampiri kami dan mengajaka mengobrol. Salah satu temanku Donna sangat antusias mengobrol dengan mereka, dan ada satu pertanyaan menggelitilk dari mereka “do you know Gangnam Style?” whhaaa ternyata Kpop sudah merambah ke remaja di Jerman. Xixixixixi sentak aku menjawab “yes, I know, and PSY is  kpop artist who introduced to the world Gangnam Style” hahahha .

           Waktu kami berkunjung di Holbein Gymnasium Augsburg sudah hampir habis, saatnya mengucapkan Terimakasih dan perpisahan dengan Mr.Lengsle dan Ms.Hoefer yang bersedia menyempatkan waktunya untuk menemani kami dan diberikan kesempatan ikut berpartisipasi di kelas saat mereka mengajar. Setelah selesai dari Gymnasium kegiatan kita selanjutnya adalah mengunjungi sebuah Synagogue (tempat ibadah yahudi) yang ternyata sangat dekat sekali dari hotel kami. Seharusnya kami mengunjungi sinagog ini pada hari sabtu tapi karena setiap hari sabtu ada perayaan sabat untuk para Jhewis maka sinagog ditutup oleh karena itu kami mengunjungi sinagog di hari ini. Tidak banyak waktu yang kami miliki untuk berkunjung ke tempat ini, setelah sampai di depan sinagog pantas saja kami tidak sadar akan keberadaan tempat itu karena tertutup dengan konstruksi jalan yang sedang di bangun. Setelah Carin mengurus tiket masuk, kami dipersilahkan masuk dengan meninggalkan barang-barang serta tidak diperkenankan untuk mendokumentasikan. Wah !!! sayang sekali, kami ditemani oleh seorang tour guide yang bernama David, seorang mahasiswa yang bekerja disini tentunya dia juga seorang Jhewis. Kesan pertama masuk ke tempat ini adalah bulu kuduk langsung merinding, banyak aroma khas yang selalu kami cium ketika memasuki setiap ruangan entah wangi apa itu tapi aku selalu rasa seperti wangi pasta hahaha. David memperkenalkan sebuah mahkota suci dan kitab yahudi yang asli, ada beberapa pameran foto dan penjelasan mengenai sejarah Jhewis di Augsburg (beberapa bagian ini menyangkut tentang kehidupan para penganut Jhewis yang konon katanya sangat tertutup saat itu) setelah memperhatikan satu per satu penjelasan dari David kami beranjak ke sebuah tempat yang sangat luas sebuah aula seperti gereja yang sangat menyeramkan dengan di dominasi warna hitam, suasanan di dalam ruangan ini sangat dingin ketika kami masuk, beberapa relief sangat menyeramkan. (tiba-tiba inget adegan resident evil 2 saat Jill Valentine melawan zombie di gereja) sumpah, tidak ingin berlama-lama di dalam sana dan segera ingin keluar. Untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang Sinagog di Augsburg aku sudah punya beberapa file informasi yang aku dapatkan dari resepsionis, jadi nanti aku akan posting lebih lanjut lagi yaa mengenai sinagog ini . cuss david, danke for short guiding by you !!!

       Lunch in the city, Carin memberikan beberapa alternatif untuk makan siang baik itu di restaurant dekat stasiun, pusat kota, atau kembali ke hotel. Beberapa temanku memutuskan untuk pergi ke restaurant di stasiun sedangkan aku, win, dan dona memilih untuk kembali dan makan hotel dimana kami bisa istirahat dan akhirnya bisa solat juhur. Waktu kami tidak begitu lama untuk makan siang, karena jam 14:45pm kita harus kembali ke kampus Augsburg untuk kuliah bersama Mr.Matthias Lessing. Setelah istirahat sejenak dan makan siang, kami berkumpul di lobby tapi ternyata Carin sudah menunggu kami di tempat pemberhentian Tram kemarin, karena waktu sudah semakin mendesak akhirnya kami berlari-lari menuju tempat pemberhentian Tram sambil menengok ke belakang jika ada teman kami yang tertinggal.. nahh benar saja kan ternyata sena dan beberapa temannya ada di belakang ayooo cepet sebelum kita tertinggal lagi. Wuzz.. tepat waktu juga walaupun masih bernafas dengan setengah-setengah sambil menaiki Tram menuju Augsburg University. Kami hari ini ditemani oleh Tan Ja ynag kebetulan hari ini berulang tahun loh.. serentak kami menyanyikan sebuah lagu ulang tahun untuk Tan Ja, Tan Ja yang hari ini terlihat berbeda karena rambutnya yang di kepang xixixixi, kuliah hari ini dengan Mr.Lessing dengan tema “History Teaching in Secondary School” ternyata bapak dosen yang satu ini tidak begitu fasih dengan bahasa Inggris jadi lagi-lagi kita mendengarkan native kita Tan Ja yang menterjemahkannya. Kalau kuliah dengan Mr.Lessing ini hampir mirip dengan kuliah Ibu Dosen kita yaitu Ibu Corry seperti Strategi Pembelajaran Sejarah, mahasiswa yang ada di kelas ini pun rata-rata di atas semester 5. Ada salah satu mahasiswa yang menarik perhatian kami dengan gayanya yang nyentrik banget, rambutnya itu gaya vokalisnya roxette dengan tindikan di hidungnya.. waaa ini calon guru gaul men .. dan menurut Tan Ja hal seperti itu biasa di sini jadi ngga perlu heran kalau banyak calon guru yang dandanannya hampir di bilang aneh yang penting isi otaknya !!! wihh wihhh mantap banget yaaa. Setelah kuliah dengan Mr.Lessing dan diskusi senja bersama German Students kita sudah di jemput oleh nona Jessica yang akan menemani kita di acara terakhir hari ini. Tapi sayangnya Tan Ja tidak bisa ikut menemani kita hari ini karena ada beberapa tugas kuliah yang harus dia selesaikan.

   Visiting a charming students pub at “unikum” together with German Students. Namanya saja sudah keren yaa charming students zzzz, tapi ternyata yang berkesempatan hadir saat itu hanya felix. Walaupun namanya Pub tapi tempat ini sama seperti restaurant biasa, namun kebanyakan siswa yang mengunjungi tempat ini, bahkan mereka membawa peliharaan mereka ke tempat ini untuk makan.. wuuuuu Anjing Bulldog yang di bawa untungnya anjing ini ngga teriak-teriak di dalam restaurant. Hal ini memang sudah biasa dimana majikan membawa ikut serta anjingnya ke dalam restaurant, wuidih kalau di indonesia sih udah di lempar itu anjing. Jadi ngga semangat buat makan nih T.T , order apa nih yang menurut kalian enak hmm ternyata menu andalannya adalah pasta dan pizza juga pork brbrbrbrbr.. (oiyaa harga makanan disini sekitar diatas 3 euro dan minuman diatas 2 euro, masih terjangkau kan? jadi untuk sekali makan kita bisa menghabiskan sekitar 7 euro) tadinya ingin mencoba sesuatu hal yang baru mendengar namnay noddle saat jessie menjelaskan makanan ini kepasa aku, win dan bimo kita pikir noddle layaknya mie biasa di indonesia. Whahah ternyata aku salah, mie di sini itu bentunya seperti cimol di campur dengan sup keju,yaa tuhan blenger banget deh ini.. kita semua makan-makanan yang porsinya BIG lagii,, jadi ngga enak sama tamu yang mengudang kita melihat makanan kita tidak habis.
            Malam ini kami merasa hidup kembali karena minuman yang membuat kami semangat lagi xixixi tapi bukan beer yaa, semua tertawa lepas sampai Carin pun kebingungan dengan apa yang kami bicarakan, maklum kita bercanda pake bahasa Indonesia apalagi Riski yang kocak banget kalau lagi ngelawak. Ditambah lagi ada ula sama felix yang jadi bahan becandaan Cinlok xixixixi, Carin pun ikut kepo mau tahu aja kalau ula sama riski itu ex-boyfriend hahahha dan Carin memberi sebuah postcard yang bertuliskan kalau ngga salah tentang status single. Suasana kami dengan Carin, Felix dan Jessie sangat menyenangkan. Walaupun aku teringat akan sesuatu yang tertinggal di Indonesia, saya harap semuanya baik-baik saja.. dan hari ini aku menuliskan sebuah postcard untuk sahabatku tersayang yang tidak bisa ikut menemaniku di sini. Tampaknya waktu sudah semakin larut dan kami harus segera pulang, tidak mau lagi untuk ketinggalan Tram. Hari ini pun hari terakhir aku bertemu dengan Jessica karena besok yang menemani kami adalah Tan Ja, Jessie Terimakasih atas semua bantuan dan dukungannya selama ini seakan mimpi yang jadi kenyataan bisa bertemu dengan kamu dari awal yang coba-coba untuk berkomunikasi dengan seseorang di Augsburg tenyata aku  bertemu dengan kamu yang juga Asisten dari Dr.Michael Wobring.

        Farewell !!! rasanya agak sedih meninggalkan kampus Augsburg dengan kenangan yang singkat. Dankeschoen !!! kembali ke hotel dengan perasaan yang masih setengah hati, tapi beberapa hari ke depan masih harus menyiapkan stamina. Semangat

“Cheer up and dry your damp eyes and tell me when it rains
And I’ll blend up that rainbow above you and shoot it through your veins
Cuz your heart has a lack of color and we should’ve known
That we’d grow up sooner or later cuz we wasted all our free time alone”

           
 Next : Augsburg Part 4
           

2 comments:

Unknown said...

Mbak, boleh koreksi sedikit? sistem sekolah di Jerman berbeda di tiap Bundesländer dan agak rumit menerangkannya. Sistem yang Mbak tulis di atas lebih mengarah ke beberapa Bundesländer lain misalnya di Berlin. Augsburg termasuk Bayern (Bavaria) yang berarti menganut sistem sekolah Grundschule hanya 4 tahun, lalu masuk Mittelreife (Gymnasium, Realschule, dan Mittelschule, bukan Berufschule).
Thanks for sharing the story :)

Dhea Maria Suryawan said...

Terimakasih Kaka Aity Meivers atas koreksiannya :)

Iya saya menuliskan seperti cerita saja, awalnya dari mau curhat jadi blogging :)

sekali lagi terimakasih yaaa :)