A Short Story Into Germany : History
Go To Germany
Semuanya
berawal dari kuliah Sejarah Eropa Kontemporer, dari sebuah harapan , mimpi
sampai menjadi kenyataan. Pengalaman dari seorang dosen yang pernah melanglang
buana ke benua Eropa, sedikit berbagi cerita kepada seorang sahabat Sari Wijaya.
History Go To Germany yang di dukung oleh lembaga pendidikan Jerman DAAD. Dosen
saya Ibu Kurniawati awalnya bercerita kepada sari ternyata ada kesempatan untuk
mengikuti semacam pertukaran pelajaran ke Jerman yang pernah beliau ikuti 6
tahun yang lalu semasa masih kuliah S2 di Universitas Indonesia. Ibu Nia
berharap kalau Jurusan Sejarah bisa melakukan hal itu, di mulai dari Sari yang
kemudian bercerita kepadaku entahlah seiring berjalannya waktu kita sering
berkomunikasi dengan bu nia, kemudian Nuri Tomandoina atau Donna yang dianggap
memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang bagus, Fitria yang memiliki mimpi
sekolah di Jerman, Bimo yang mengidolakan Hitler, Faisal yang memiliki
pengetahuan luas, dan aku hmm yang ingin memiliki pengalaman dan pelajaran hihi.
Kejutan, kita pun memiliki 2 orang Senior yang Ikut bergabung ada Wintarsih dan
Sena. Aku pun tidak terlalu dekat dengan mereka hanya kenal selintas dan tidak
begitu tahu banyak, tapi lama kelamaan ternyata aku pun bisa mengetahui satu
sama lain sifat dan karakter masing-masing dari setiap anggota.
Kelompok
kami pun akhirnya terbentuk dengan anggota awal ada Ibu Kurniawati sebagai
Dosen Pembimbing, Sena Octo sebagai Ketua, Wintarsih sebagai Sekertaris, Fitria
sebagai Bendahara dan anggota yang lain saling mambantu tugas lainnya. Program
dari DAAD ini tentunya sangat menarik dan memiliki syarat serta tantangan yang
begitu besar, kalau dihitung dari sekarang mungkin itu sudah setahun yang lalu
kami berjuang untuk merealisasikan kegiatan kami. Untuk mengukuhkan bahwa kita
sebagai Grup yang satu sama lain akan saling bekerjasama tentunya tidaklah mudah,
Ibu Nia dengan sangat disiplin membimbing kami walaupun pada awalnya aku tidak
cukup yakin ini akan berhasil tapi dengan melihat kenyataan dan motivasi dari
dosen pembimbing ini insya allah.
Ada
hal yang sangat besar menjadi tantangan kami, yaitu kita harus punya LETTER
INVITATION dari Universitas di Jerman yang akan dikunjungi sebagai bukti
bahwa kita memang serius untuk
mengadakan kegiatan ini maka kami sebelumnya harus punya Hubungan Komunikasi
dengan Universitas-Universitas di sana serta Hal yang paling fatal adalah
masalah DANA ternyata kegiatan ini tidak sepenuhnya di sponsori oleh DAAD hanya
Biaya Akomodasi yang harus di tanggung sendiri yaitu Biaya Pesawat Pulang Pergi
untuk ke Jermannya L
hmm itu adalah hal yang paling bikin galau. Kedua hal ini sudah kami bicarakan
sejak awal kepada masing-masing anggota sehingga kami harus menerima
konsekuensinya masing-masing dan harus sanggup bekerjasama untuk mewujudkan
kegiatan ini.
Program
dari DAAD ini memiliki 3 Tahapan seleksi dan 3 kali pemberangkatan dalam 1
Periode (Alhamdulillah kita berangkat di Periode ke 2 setelah Aplikasi Pertama
gagal dan Universitas Indonesia yang berangkat) Tahapan Seleksi pertama yaitu
Januari 2012 awal dengan seleksi pemberkasan Jakarta sampai tahapan
Internasional di Bonn. Di Periode pertama kita gagal karena pemberkasan yang
masih kurang lengkap dan Letter Invitation dari Pihak Universitas belum juga
diberikan. Dibalik persiapan pemberkasan ini banyak cerita yang kami lalui
bersama. Dalam seminggu kita selalu mengadakan pertemuan setidaknya untuk
membahas persiapan proposal, itenary dan hubungan komunikasi dengan universitas
di Jerman. Kak Wintarsih menurutku orang yang sangat ulet, dia orang yang
selalu berhubungan intens dengan bu nia untuk membahas persiapan kegiatan ini
mulai dari balas membalas surat untuk para Profesor di Universitas Jerman,
mengkonsepkan surat untuk ke pihak Universitas, dan selalu komunikasi dengan
mba Muji dari DAAD di Indonesia. Kak Sena pun memiliki tugas yang sama dengan
kak win, kedua senior ini pada awalnya sangat menyenangkan dan selalu
memberikan kami bimbingan juga tapi kalau galau sama skripsi dan kerjaannya
muncul kadang kita kena imbas bad moodnya hehehe. Keseriusan kami tentunya
diimbangi dengan canda tawa, saat seorang sari yang memang memiliki sifat yang
terbuka selalu adu mulut dengan wintarsih tapi itu hanya sementara dan setelah
itu kita kembali berdiskusi kembali. WAKTU adalah hal yang sangat penting,
waktu itu aku masih kuliah semester 5 dan mata kuliah saat itu memang lagi
padat-padatnya sekali ditambah dengan ternyata si mamah yang lagi hamil lagi
haduuhhh.. #skip aja. Kami khususnya aku, sari, dona, fitri, bimo, dan faisal
yang notabene satu kelas kalau ngga bisa rapat pasti ngga rapat semua. Alhasil paling
yang tersisa untuk rapat dengan bu nia ya kak win dan ka sena L sehingga hal tersebut pun menjadi
kerikil kerikil kecil yang bisa bikin drop grup kita, belum lagi kalau ada
anggota-anggota kelompok yang ijin untuk kerja (termasuk aku yang masih sibuk
ngajar di bimbel hehe) dan anggota yang sakit pokoknya ujian terberat kita
adalah menyamakan waktu untuk melakukan rapat bersama sangatlah sulit L kangeen sekali masa-masa itu …
“Saat
ini, sama seperti saat-saat yang lain, merupakan waktu yang berharga. Jika kita
tahu apa yang harus kita lakukan dengan waktu yang ada saat itu.”
Dear,
perpecahan memang tidak dapat dihindari. Salah seorang dari kami ternyata
mundur untuk melanjutkan langkahnya Fitria memang dalam kondisi yang tidak
memungkinkan karena kesehatannya mudah terganggu atas saran seorang dosen lebih
baik dipikirkan kembali mengingat cuaca dan kondisi di Eropa akan memasuki
Winter sehingga pasti akan dingin sekali. Entah ada apa dan mengapa teman kami
yang satu lagi pun ikut mundur yaitu Donna sangat di sayangkan, dan mungkin
pada saat itu kedua temanku ini memiliki alas an dan pertimbangannya
masing-masing untuk mengambil keputusan tersebut. Usut punya usut kegiatan kami
sudah mulai terdengar dari jurusan sampai kalangan teman-teman, entah apa yang
aku rasa tapi aku memang merasa biasa saja walaupun banyak orang yang mencibir
bahwa kegiatan kami itu sangat impossible sekali tapi kami tetap berusaha dan Alhamdulillah
mulai dari Jurusan, Fakultas sampai Universitas kami mendukung kegiatan kami
tentunya dengan usaha yang sangat besar dan cukup lama untuk meyakinkan mereka.
Sempat
ada beberapa yang singgah sebentar dalam grup kami, ada Rendi yang bergabung
dengan grup kami namun baru beberapa saat kemudian dia mengundurkan diri
kembali karena pada saat itu dia baru memiliki tanggung jawab baru yaitu menjabat
sebagai wakli ketua BEM FIS. Setelah aplikasi pertama gagal akhirnya kami
memutuskan untuk mencoba kembali di periode yang kedua untuk keberangkatan
bulan November 2012. Happy New Year 2012 awal yang baik untuk memulai sesuatu
yang baru, di mulai dari perombakkan kembali anggota, proposal dan persiapan
DANA !!! Welcome new member in our Group, kedatangan anggota baru yaitu Bara
dan Dimas. Aku pun tidak begitu paham bagaimana semua ini terjadi dan criteria penilaian
apa yang dibutuhkan karena semua masih berjalan dengan apa adanya, dengan
saling terbuka kami berbagi cerita untuk mempersiapkan aplikasi kedua kami ke
DAAD. Saat itu kami bekerja dalam pembagian kelompok untuk mempermudah semuanya
namun ternyata tidak semudah itu juga L
Wintarsih dan Ibu Nia mengurus hubungan komunikasi dengan pihak Universitas di
Jerman yang Alhamdulillah sudah Fix Letter Invitation nya yaitu Universitas
Augsburg, PH Heidelberg dan PH Ludwigsburg. Sena mengurus komunikasi dengan mba
Muji dari DAAD Indonesia, dan kami mempersiapkan Proposal untuk beberapa
perusahaan untuk mensponsori kegiatan kami totalnya 21 perusahaan tapi ternyata
tidak ada yang gol satu pun, seddddiiiihhhh nyaaaaaaa ….
Berita-Berita
mendebarkan datang silih berganti, dari mulai diterimanya proposal kami di
Jakarta dan sudah diterima di Bonn. Kami selalu bertanya-tanya akan kah kami
berhasil nanti? Tak pernah putus doa yang selalu kupanjatkan kepada Allah SWT,
semoga kami selalu diberikan kemudahan.. memang tidak terasa saat itu tapi jika
diingat kembali begitu banyak waktu dan usaha yang kami curahkan untuk kegiatan
ini. Kami yang selalu mementingkan egoism masing-masing kadang terlupakan bahwa
ini adalah kerja tim, aku pun sama seperti itu kadang rasa percaya diri yang
sedikit demi sedikit terkikis membuat ragu. Tapi Alhamdulillah tidak pernah
berniat untuk mundur namun ketika sesuatu hal yang merubah pandanganku sejenak
aku pun bimbang antara sahabat, impian, dan kenyataan. Ketika aku harus
kehilangan 2 sahabatku yang mundur dari kegiatan ini Sari yang diputuskan untuk
OFF dan Bara juga, sempat terpikir untuk mundur juga karena aku bimbang, aku merasa
sendiri dan banyak pikiran-pikiran negative menghantuiku. Tapi mereka menguatkan
aku untuk terus maju, pada saat itu aku selalu menangis menghadapi kenyataan
ini, selalu merasa bersalah dan tidak berguna sama sekali.
Allah
mungkin menunjukkan jalan yang berbeda untuk umatnya, entah bagaimana nanti
jadinya, seperti apa kenyataannya tapi itu adalah jalan terbaik. Aku memutuskan
untuk menjalaninya dan yakin bahwa kami akan berhasil. Terlepas dari
permasalahan yang ada di dalam Group kami, aku hanya bisa menjadi seorang yang
penurut saat itu. Dan memang benar Allah mendengar doa kami, setelah insiden
itu Ibu Kurniawati memberikan kabar bahwa kami diterima dan lolos seleksi untuk
mengikuti kegiatan STUDY VISIT TO GERMANY . Setelah berita ini kita hanya punya
waktu kurang lebih 1 bulan untuk mempersiapkan semuanya paspor, tiket pesawat,
dan list anggota yang fix. Ini merupakan ketiga kalinya kami melakukan
penyusunan ulang Grup mulai dari struktur anggota dan penerimaan anggota baru
lewat seleksi yang di buka secara umum di Jurusan Sejarah. Untuk anggota yang
sudah ada sebelumnya kita mempersiapkan paspor dan dana yang diberikan oleh
Universitas digunakan sebagai awal modal kas kami, anggota baru kami menjadi
lengkap setelah melewati beberapa seleksi WE ARE DELEGATION FROM DEPARTMENT OF
HISTORY STATE UNIVERSITY OF JAKARTA : Ibu Kurniawati, Sena Octo, Wintarsih,
Dhea Maria, Raden Bimo, Faisal Firdaus, Nuri Tomandoina (She is Back), Febry
Satya, Madito, Restu Yanuar,dan Riski Gustiar.
Persiapan
menjelang hari keberangkatan kami di isi dengan diskusi materi, belajar bahasa
inggris, mempersiapkan akomodasi (we are flying with Emirates), mengumpulkan
dana tambahan dengan menjual kaos kepada alumni dan teman-teman. Alhamdulillah
pengurusan akomodasi berjalan dengan lancar berkat bantuan dari Ibunda Febry, hari
demi hari semakin dekat dan persiapan kami semakin banyak apalagi soal
perlengkapan yang akan kita bawa kesana. Mulai dari perlengkapan pribadi,
perlengkapan kelompok, perlengkapan souvenir, dan persiapan materi diskusi
disana. Perhatian banyak orang semakin tertuju kepada kami setelah Banner besar
terpampang di depan Fakultas Ilmu Sosial, terlapas dari orang yang mendukung
atau mencibir kami kami ucapkan TERIMAKASIH. Persiapan semakin dekat semakin
besar pula rasa takut dalam hati (ngetik ini sambil nangis huhuhuhuhu) saat itu
banyak pikiran yang terlintas dalam benakku. Aku tidak pernah bercerita kepada
siapapun tentang kegiatan ini maka dari itu ketika kegiatan ini GOAL aku rasa
seperti Mimpi bahkan untuk member tahu keluarga ku saja baru aku ceritakan
sekitar 1 bulan sebelum berangkat, dan berat rasanya ketika cerita akomodasi
tidak ditanggung oleh pihak DAAD. Alhamdulillah ternyata orang tua sangat
mendukung sekali namun sayangnya saat itu aku tidak bisa bercerita kepada
Almarhumah nenek yang paling aku sayangi karena beliau lah yang selalu
memotivasi aku untuk menjadi orang yang bisa membuat orang tua bangga hihi .
Ini sih Jujur-Jujuran aja kalau buat yang baca ini semoga termotivasi yaaaa,
ALHAMDULILLAH LAGI.. rejeki itu ngga kemana loh selalu berdoa, berusaha dan
bersyukur tentunya.. biaya Akomodasi itu sekitar 12,5 Juta dan mungkin saya
sudah menghabiskan 13 Juta waktu itu. Untuk membuat paspor dan segala-galanya
aku urus sendiri tanpa meminta kepada orang tua, dan aku pun mengusahakan semua
aku biayai sendiri tapi apa daya memang tak mampu hehehe.. akhirnya tante aku
mendonasikan dananya sebesar 8 Juta dan sisanya aku yang bayar.. memang awalnya
ketika ditanga “memang berapa biaya akomodasinya ?” aku bilang 8 Juta tapi
sebenarnya 12,5juta hehehe.. ketika semuanya selesai aku baru bilang deh yang
sebenarnya PISS !!!! Rejeki itu Allah sudah mengatur dan aku percaya itu … insya
allah jangan pernah berkata kurang.. kurangg… berkatalah cukup dan Alhamdulillah.
Selama itu pekerjaan lancar, PPL lancar dan Kegiatan kami Lancar.
“Rezeki
itu bukan hanya uang. Rezeki itu meliputi semua rahmat Tuhan bagi kita, yang
bisa berupa kesehatan, kedamaian, ilmu, keluarga yang sejahtera dan berbahagia,
nama baik, dan pengaruh yang besar untuk memajukan kebaikan dan mencegah
terjadinya keburukan.”
Menjelang hari keberangkatan di
adakan acara pelepasan mahasiswa oleh Jurusan dan itu menjadi awal moment yang
terbuka sekali, dimana semua orang khususnya di FIS tahu kalau kami akan
berangkat ke Jerman hihi. Alhamdulillah
sampai detik ini pun aku selalu bersyukur karena telah mendapat kesempatan dan
pengalaman yang berharga untuk semua ini kepada Allah SWT, Keluarga,
Teman-teman, Dosen Sejarah, Alumni dan Semua yang selalu mendukung kami hihi.
Notes : Catatan ini hanya sedikit
cerita untuk mengingat apa yang telah aku dan teman-teman aku lakukan untuk menggapai
semua ini. Jika ada yang berlebihan mohon maaf yaaa hihihihihih
To be Continue …
Next : “A short Journey in Germany “
Dankeschoen hihi
3 comments:
danke !!!!! jaa :)
Permisi, saya anak UNJ juga mau nanya2 nih soal DAAD study visit ini nih hehe :) Kira-kira boleh minta contact nya kak Dhea? Terimakasih sebelumnya :)
Hai Avinta, silahkan hubungi saya lewat email dhea.suryawan@gmail.com
Post a Comment