Thursday, December 13, 2012

A SHORT STORY PART 1

Pelajaran Berharga dari Jerman

                “Seperti mimpi menjadi kenyataan” adalah respon kami ketika mendengar bahwa tim Jurusan Sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dinyatakan sebagai tim yang mendapat beasiswa DAAD (German Academic Exchange Service) Jerman untuk mengikuti  program study visit ke Jerman tahun 2012 ini. Sejak akhir 2011, tim Sejarah UNJ yang diketuai oleh satu orang dosen yaitu Ibu Kurniawati dan sepuluh orang mahasiswa yang telah bekerja keras membuat proposal dan menjalin kontak dengan berbagai universitas di Jerman.

            Kegiatan study visit dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh DAAD  Jerman sebagai pihak pemberi beasiswa yaitu 8-18 November 2012. Kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh tim Sejarah UNJ di Jerman antara lain adalah mengikuti kuliah di Universitas Augsburg, Universitas  Pendidikan Heidelberg, dan Universitas Pendidikan Ludwigsburg serta melakukan diskusi dengan mahasiswa di universitas-universitas tersebut. Selain mengikuti perkuliahan, sebagai calon guru sejarah, mahasiswa Jurusan Sejarah UNJ juga diberi kesempatan untuk melihat dari dekat proses belajar-mengajar sejarah di beberapa sekolah di Jerman, melihat objek-objek bersejarah seperti kamp konsentrasi di Vaihingen, kastil-kastil di Heidelberg dan Ludwigsburg.

Hal-hal yang dapat dipelajari dari Jerman
            Banyak hal yang dapat dipetik oleh peserta dari kegiatan study visit ini. Sebagai calon guru sejarah, mahasiswa termotivasi oleh seorang guru sejarah di Vaihingen yang rela bekerja -tanpa dibayar - di luar jam kerjanya di sekolah untuk memelihara sisa-sisa kamp konsentrasi yang merupakan saksi kekejaman masa NAZI pada masa Perang Dunia II. Di sisa-sisa kamp konsentrasi tersebut, para relawan termasuk sang guru sejarah Mr.Rene Mayer menjelaskan dengan rinci kamp itu dibangun, untuk apa kamp dibangun dan bagaimana usaha mereka mencari informasi lewat arsip-arsip siapa saja yang dikubur dikuburan massal yang terletak tidak jauh dari kamp konsentrasi tersebut, sehingga para pelajar di sana sangat antusias belajar sejarah negaranya sendiri.

            Pelajaran lain yang kami dapat adalah suasana belajar di universitas di Jerman. Sejak memasuki kampus, suasana belajar sudah terasa. Mahasiswa-mahasiswa terlihat belajar di setiap sudut kampus. Kampus yang luas pun memberikan berbagai fasilitas kepada mahasiswa mulai dari perpustakaan yang mempunyai sangat banyak koleksi ditunjang oleh pelayanan yang sangat ramah dan cepat. Ruang perkuliahan pun sangat lengkap mulai dari ruang yang berukuran kecil untuk 20-30 mahasiswa hingga ruang kuliah besar yang bisa menampung hingga 500 mahasiswa. Untuk mahasiswa seni disediakan pula ruang untuk memamerkan hasil karya mereka. Hal lain di luar kegiatan belajar-mengajar pun ternyata diperhatikan oleh universitas misalkan saja masalah makan. Untuk urusan makan mahasiswa atau dosen, satu ruangan makan atau menza dibangun untuk menampung ratusan mahasiswa. Tempat makan yang nyaman dan relatif murah membuat mahasiswa dapat menikmati makan siang sekaligus berbincang mengenai perkuliahan.

            Hal lain yang menarik perhatian kami selama study visit ini adalah sistem transportasi massal yang sangat nyaman di Jerman. Sementara di Jakarta, pembangunan MRT masih menjadi wacana, di Jerman masyarakat sudah sangat menikmati layanan transportasi umum yang nyaman, tepat waktu dan relatif murah. Dengan transportasi massal tersebut semua tempat dapat diakses dengan mudah termasuk oleh para pendatang atau turis. Di setiap stasiun besar, selalu terdapat layanan informasi dan peta sehingga seseorang tidak akan tersesat. Pendidikan di Jerman mempunyai relevansi dengan sistem transportasi yang tepat waktu dan terintegrasi sehingga pelajar di sana tidak ada lagi alasan untuk terlambat atau bahkan tidak kuliah karena transportasi, selain transportasi massal seperti tram, para pelajar di sana juga lebih nyaman menggunakan sepeda untuk pergi ke kampus.

            “Kegiatan study visit ini sangat bermanfaat bagi kami dan berhasil mengubah perpektif kami mengenai banyak hal” kata Riski Gustiar, salah satu peserta study visit. Sedangkan Restu Yanuar Ula peserta yang lain menyatakan bahwa, “Dunia ini ternyata sangat luas, saya tidak begitu menyadarinya sebelum saya mengikuti kegiatan ini”. Singkatnya seluruh peserta merasakan bahwa mengikuti program study visit ke Jerman yang dibiayai DAAD ini merupakan pengalaman yang berharga sehingga merasa bersyukur dapat menjadi salah satu pesertanya.


 Study Visit DAAD 2012



3 comments:

Unknown said...

Hallo ka saya Elmia Mahasiswa UNJ 2012 kebetulan sya dan tmn2 ingin mengajukan beasiswa study visit ke DAAD klo boleh apa sya blh bertanya mengenai pengalaman kka? Terimakasih sebelumnya :)

Dhea Maria Suryawan said...
This comment has been removed by the author.
Dhea Maria Suryawan said...

Hai Elmia, kalau boleh tau kamu jurusan apa ya? sama aku juga anak UNJ koo :) wah bagus sekali kalau kamu berminat ikut seleksi beasiswa DAAD semoga bisa tembus yaaa ..

silahkan mau bertanya apa?

boleh kirim via email ko dhea.suryawan@gmail.com