“Seperti mimpi menjadi
kenyataan” adalah respon kami ketika mendengar bahwa tim Jurusan Sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dinyatakan sebagai tim
yang mendapat beasiswa DAAD (German Academic Exchange Service) Jerman
untuk mengikuti program study visit ke Jerman tahun 2012 ini.
Sejak akhir 2011, tim
Sejarah UNJ yang diketuai oleh satu orang dosen yaitu Ibu Kurniawati dan
sepuluh orang mahasiswa yang
telah
bekerja keras membuat
proposal dan menjalin kontak dengan berbagai universitas di Jerman.
Kegiatan study visit dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh
DAAD Jerman sebagai pihak pemberi
beasiswa yaitu 8-18 November 2012. Kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh tim Sejarah
UNJ di Jerman antara lain adalah
mengikuti kuliah di Universitas Augsburg, Universitas Pendidikan Heidelberg, dan Universitas
Pendidikan Ludwigsburg serta melakukan diskusi dengan mahasiswa di
universitas-universitas tersebut. Selain
mengikuti perkuliahan, sebagai calon guru sejarah, mahasiswa Jurusan Sejarah
UNJ juga diberi kesempatan untuk melihat dari dekat proses belajar-mengajar
sejarah di beberapa sekolah di Jerman, melihat objek-objek bersejarah seperti
kamp konsentrasi di Vaihingen, kastil-kastil di Heidelberg dan Ludwigsburg.
Hal-hal
yang dapat dipelajari dari Jerman
Banyak hal yang dapat dipetik oleh
peserta dari kegiatan study visit ini. Sebagai calon guru sejarah, mahasiswa
termotivasi oleh seorang guru sejarah di Vaihingen yang rela bekerja -tanpa
dibayar - di
luar jam kerjanya di sekolah untuk memelihara sisa-sisa kamp konsentrasi yang
merupakan saksi kekejaman masa NAZI pada masa Perang Dunia II. Di sisa-sisa kamp konsentrasi tersebut,
para relawan termasuk sang guru sejarah Mr.Rene Mayer menjelaskan dengan rinci
kamp itu dibangun,
untuk apa kamp dibangun dan bagaimana usaha mereka mencari informasi lewat
arsip-arsip siapa saja yang dikubur dikuburan massal yang terletak tidak jauh
dari kamp konsentrasi tersebut,
sehingga para pelajar di sana sangat antusias belajar sejarah negaranya
sendiri.
Pelajaran lain yang kami dapat adalah suasana belajar
di universitas di Jerman. Sejak memasuki kampus, suasana belajar sudah terasa. Mahasiswa-mahasiswa terlihat belajar di setiap sudut kampus. Kampus yang luas
pun memberikan berbagai fasilitas kepada mahasiswa mulai dari perpustakaan yang
mempunyai sangat banyak koleksi ditunjang oleh pelayanan yang sangat ramah dan
cepat. Ruang perkuliahan pun sangat lengkap
mulai dari ruang yang berukuran kecil untuk 20-30 mahasiswa hingga ruang kuliah
besar yang bisa menampung hingga 500 mahasiswa. Untuk
mahasiswa seni disediakan pula ruang untuk memamerkan hasil karya mereka. Hal lain di luar kegiatan
belajar-mengajar pun ternyata diperhatikan oleh universitas misalkan saja
masalah makan. Untuk urusan
makan mahasiswa atau dosen, satu ruangan makan atau menza dibangun untuk menampung ratusan mahasiswa. Tempat makan yang nyaman dan relatif
murah membuat mahasiswa
dapat menikmati makan
siang sekaligus berbincang
mengenai perkuliahan.
Hal lain yang menarik perhatian kami
selama study visit ini adalah sistem
transportasi massal yang
sangat nyaman di Jerman. Sementara
di Jakarta, pembangunan MRT masih menjadi wacana, di Jerman masyarakat sudah
sangat menikmati layanan transportasi umum yang nyaman, tepat waktu dan relatif
murah. Dengan transportasi massal tersebut semua tempat dapat
diakses dengan mudah termasuk oleh para pendatang atau turis. Di setiap stasiun besar, selalu terdapat
layanan informasi dan peta sehingga seseorang tidak akan tersesat. Pendidikan di Jerman mempunyai relevansi dengan sistem
transportasi yang tepat waktu dan terintegrasi sehingga pelajar di sana tidak
ada lagi alasan untuk terlambat atau bahkan tidak kuliah karena transportasi,
selain transportasi massal seperti tram, para pelajar di sana juga lebih nyaman
menggunakan sepeda untuk pergi ke kampus.
“Kegiatan study visit ini sangat
bermanfaat bagi kami dan berhasil mengubah perpektif kami mengenai banyak hal”
kata Riski Gustiar, salah
satu peserta study visit. Sedangkan Restu Yanuar Ula peserta yang lain
menyatakan bahwa, “Dunia
ini ternyata sangat luas, saya tidak begitu menyadarinya sebelum saya mengikuti
kegiatan ini”. Singkatnya
seluruh peserta merasakan bahwa mengikuti program study visit ke Jerman yang dibiayai DAAD ini merupakan pengalaman
yang berharga sehingga merasa bersyukur dapat
menjadi salah satu pesertanya.
Study Visit DAAD 2012
3 comments:
Hallo ka saya Elmia Mahasiswa UNJ 2012 kebetulan sya dan tmn2 ingin mengajukan beasiswa study visit ke DAAD klo boleh apa sya blh bertanya mengenai pengalaman kka? Terimakasih sebelumnya :)
Hai Elmia, kalau boleh tau kamu jurusan apa ya? sama aku juga anak UNJ koo :) wah bagus sekali kalau kamu berminat ikut seleksi beasiswa DAAD semoga bisa tembus yaaa ..
silahkan mau bertanya apa?
boleh kirim via email ko dhea.suryawan@gmail.com
Post a Comment