Hi Dear,
Sudah berapa lama rasanya tidak berbicara banyak lewat kata-kata, begiru banyak yang ingin aku sampaikan terkadang semuanya ingin meledak dalam satu waktu. Entah mulai kapan semua kegundahan itu datang kembali setelah berbulan-bulan rasanya aku seperti bergerak tidak berarti. Berada diantara rasa suka dan tidak suka, salah dan benar bahkan hidup dan mati. Terdengar sangat berlebihan bukan? Tapi itu yang aku rasakan hingga hari ini. Sebenarnya apa tujuan hidupku selanjutnya.. membahagiakan diri sendiri? Membahagiakan orang tua? Mengejar harta atau cinta? Atau hidup tenang jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Imajinasi ku memang menyenangkan, tapi realitanya sangat menyedihkan bagaimana bertahan hidup diantara banyak tuntutan dan kebutuhan yang banyak orang bilang semua itu akan tercapai jika ada kemauan untuk berusaha. Tentu saja itu hal yang pasti, namun sekeras apapun berusaha banyak hal yang tidak terduga membuat aku ingin menyerah terutama menghadapi manusia.
Sore ini aku hanya bisa memandangi layer hanphoneku dengan notifikasi pesan yang tidak henti masuk. Setelah 2 hari yang lalu menjalani operasi pemasangan bone graft aku pikIr bisa beristirahat sejenak karena luka bengkak dibagian pipi kiri dan rahang yang semakin membesar karena proses penanaman tulang yang berakibat sulit berbicara dan membuka mulut saat makan belum lagi rasa pusing seperti sakit migrain. Semua itu harus aku lalui untuk proses penyembuhan agar apa yang aku rencanakan bisa selesai tepat waktu. Alih-alih untuk mempercepat proses pelepasan behel namun masih banyak step yang harus diselesaikan tentu nya membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit juga. Semua aku putuskan bukan hanya untuk sekedar perawatn aesthetic tapi juga untuk kesehatan jangka panjang yang akhirnya pasti menunjang pekerjaan yang aku lakukan. Namun dalam proses ini aku memang harus banyak bersabar terutama menghadapi segala hal yang aku lakukan sendiri, thanks untuk teman-teman aku yang memberikan support dan semangat agar segera sembuh juga tidak apa untuk sedikit berpikir egois tidak memikirkan pekerjaan saat masa pemulihan namun nyatanya tidak semudah itu. Hal itu yang membuat aku sedih dan tidak bisa berpikir jernih untuk meyalahkan banyak orang.
Hal ini juga yang tidak akan aku lupakan setelah kejadian sakit covid tahun lalu, ketika dimana aku sedang berada diruang operasi untuk tindakan banyak telepon dan pesan yang masuk padahal sebelumnya aku sudah informasi sedang dalam kondisi operasi. Tapi memang aku yang salah, karena tidak memutuskan mengambil cuti tapi lagi-lagi aku yang masih memikirkan banyak hal terutama mendekati akhir pekan banyak revisi, approval yang harus dikerjakan. Apakah bisa menunggu sebentar? Iya mungkin bisa tapi mungkin banyak hal yang akan tidak tersampaikan, terkadang informasi yang hanya sampai disitu saja, atau kesalahan yang harus diperbaiki karena tidak ada yang menggantikan aku untuk memantaunya akhirnya juga berantakan. Aku benci hal seperti itu ! Semudah mereka yang berbicara, kalau tidak sanggup tinggalkan saja bagaimana rasa tanggung jawab terhadap diri kamu sendiri. Ahhh sumpah menetas banget air mata tak tertahankan, rasanya menyalahkan diri sendiri pun salah karena aku berhak untuk mengeluh. Permasalahan yang selalu tidak menemukan titik terang atas apa yang aku pikirkan, merasa mereka paling beruntung, saat ini aku hanya bisa melakukan apa yang bisa aku lakukan jika dengan waktu yang aku punya. Jika semua itu karena time management yang tidak baik, apakah tidak kurang aku memberikan waktu pribadi aku untuk menyelesaikan semuanya. Mereka yang yang hanya berpikir pekerjaan aku hanya sebatas menerima dan mengerjakan apa yang orang lain minta bukankah sedikit bijak jika semua itu aku lakukan sendiri untuk menyampaikan itu kepada yang lainnya juga? Sesak rasanya dianggap seperti itu, memikirkan bagaimana semua berjalan 360 sempurna tanpa ada yang terlewat itu tidak mudah. Seberapa banyak orang yang bisa melakukan hal itu semua dengan benar? Sedangkan aku harus melawan waktu yang setiap hari berkurang dengan menunggu keputusan banyak orang. Dilihat dari realita nya semua itu akan kembali lagi bagaimana mengejar traffic dan sales, aku yang hanya anak bawang dalam dunia seperti ini mungkin tidak akan di dengar. Sangat disayangkan begitu banyak hal yang kusukai tapi kini berubah menjadi hal yang tidak aku mengerti lagi.
Aku berjuang dan mencari alasan untuk hidup
Saat cahaya yang menyilaukan tidak aku lihat lagi kemarin
Sehingga aku berlari tanpa tujuan untuk mengisi ruang yang kosong
Aku mencarinya seperti sebuah kalimat penyemangat
Apakah terlalu banyak yang kupinta? Sehingga aku tak mendapatkan apapun
Kenapa… semua berakhir dengan kegagalan?
Aku menatap langit yang mendung hari ini
Jawaban yang kuinginkan sudah tak ada lagi di hari kemarin
Kemudian aku membuat halaman baru
Sebuah “Alasan untuk Hidup” tersusun dalam diriku yang putus asa
Aku berada di antara garis kebohongan dan kebenaran
Aku ingin melarikan diri dari hal yang tak bisa kukendalikan
Mungkin ini hanya celotehan disaat hatiku terasa tidak nyaman, entah bagaimana aku menjalani hari-hari selanjutnya namun aku tidak akan menyerah.
With Love,
DM