Wednesday, December 14, 2016

MORE THAN I KNOW



Dear December,

I am asking
Kau tahu apa yang selalu aku takutkan dalam hidupku?

Adalah ketika aku mempercayakan hatiku kepada seseorang namun aku tak bisa memberikan seluruh hatiku kepadanya.

Aku bukanlah orang yang percaya pada cinta awalnya, hanya cinta dari anak kepada orang tuanya dan pasangan suami istri yang aku tahu tidak lebih dari itu.

Aku selalu memandang sebelah mata kepada pasangan belia yang memadu kasih, membuang waktu dimana mereka hanya bisa bermain-main melewatkan hal yang seharusnya banyak mereka lakukan.

Sampai saat dimana aku sadar aku mengenal seseorang yang setiap hari membuatku selalu ingin bertemu dengannya, jantungku berdegup kencang ketika bertemu dengannya bahkan aku tak pernah bisa memejamkan mata dengan cepat setiap malamnya karena selalu terlintas dia dalam bayangan.

Tetap saja hal itu berlalu dengan begitu cepat karena aku lebih mencintai diriku sendiri dan lebih memilih untuk menenggelamkan diriku dalam angan-anganku saja atas perasaan yang aku punya.

Mereka yang pernah singgah dan meminta dibukakan pintu hati, aku sambut dengan baik namun tak pernah kupersilahkan untuk menetap dengan segala penjelasan yang membuat mereka akhirnya timbul tenggelam dan aku tinggalkan.

Mereka yang selalu mempertanyakan banyak hal belum tentu sanggup untuk menjalani kisahnya seperti aku, jika beberapa tahun lalu mereka bertanya apa tujuan hidupku setelah bukan lagi menjadi anak kuliahan atau anak mamah. I’m just say, I want to be a strong woman with a great career and don't have a time for playing with a boy then I never pictured myself being somebody’s girlfriend even wife. (I was on 22 years old)

Dear Judhitya Pitana thanks for remind me, and we have same opinion about that.

Honestly, almost many years ago I gave up on partnership on commitment and love. Terkadang cinta itu merusak pertemanan dan sering kali ketika hal itu terjadi aku lebih menjauh dan menghilang. Yes, maybe I was the worst type of girlfriend anyone could have had. Lebih mengutamakan pekerjaan, quality time and hangout bahkan lebih senang menghabiskan waktu sendiri. Aku rasa itu tidak salah namun lambat laun memang aku merasa kesepian tapi siapa peduli karena mereka yang sering hadir lebih mengganggu hidupku dengan banyak bualan dan harapan. Hey Boy I can do the same thing to you!

I know, I’m no good, I may even be the worse person you can be with, yet I try my best to be the one you want, the one who is worthy of being with you through the end of time.

Hal yang lebih menakutkan adalah ketika aku mulai masuk ke kehidupan orang lain namun aku belum siap untuk mengikuti aturannya, you know I have my own rules for my life.

Dear Dominique Sawi seandainya bisa langsung aku peluk hari ini juga setelah apa yang kamu ceritakan dari awal sampai akhir namun akhirnya berujung bahagia. Tentunya hal yang kamu alami saat ini masih jauh dalam bayangan aku sekarang so far far away.

Kita sama-sama bertemu dengan orang baru walaupun kamu sudah setahap lebih maju dan aku bahagia untuk itu walaupun dibalik itu sedikit cerita tangisan yang membuat aku bergidik merinding ketika kamu bilang ingin kembali ke awal OMG I was shock tapi kesabaran dia memang membuat kamu percaya kalau kamu memang bisa jalan terus sepertinya kalau aku jadi kamu, aku sudah angkat bendera putih.

Sedikit mengingat sewaktu kuliah sejarah Kebudayaan yang membahas tentang pernikahan adat dan itu memang sangat sulit untuk diterima sebagian anak muda yang sekarang sudah menganut paham modernisme bahkan liberal untuk mengikutinya. Well, sebelum aku membahas pernikahan rasanya masih terlalu jauh dengan konsep yang aku pahami saat ini dan ditambah lagi dengan label generasi millenial or something else.

Mudah untuk membicarakan konsep dua orang untuk menjalin hubungan, dimana mereka mencoba saling mengenal satu sama lain dari mulai hal kepribadian, daily activity, your family bahkan membuat rencana untuk kedepannya seperti apa. That’s a process and need so many time, beruntungnya jika kamu menemukan seseorang yang bisa semuanya serba instan and click ! but I am not that person. Memang benar pepatah yang mengatakan biar sambil jalan saja kedepannya, hmm kedepan mana ya? If you’re thinking like that, you were in trouble.

“It's more like you meet someone, and you fall in love and you hope that that person is the one. Then at some point, you have to put down your chips. You just have to make a commitment and hope that you're right.”

Thanks for my two ladies, specially sawi she said "you still have a lot of time to make yourself be what you want".

No comments: