Monday, March 24, 2014

Amazing Experience : “ Let’s Make A Great History !!”


1 Maret 2014
I could make a story with my new experience and i could learning how to be brave and show your self .. and here i am with The Community of Indonesia History and Culture for the first time i have an amazing tour with Alliance Independence Journalisme”
Lets Start ...
Ayo GG !! omo.. disetiap malam menjelang sidang skripsi itu rasanya tidak pernah bisa tidur nyenyak dan selalu tidak bisa lepas dengan kerjaan baru di kantor dan online dari social media, mencari info-info menarik tentang dunia fashion dan musik namun aku agak miris ketika mengingat “Hey girl.. did you remember about your background education?” yup tentunya aku ingat untuk selalu mengupgrade istilahnya tentang isi otakku. Beberapa situs yang sering aku kunjungi adalah websitenya metro TV, twitternya sejarah indonesia dan akhir-akhir ini aku sering intip-intip blognya KHI as Komunitas Historia Indonesia yang selalu ikuti beritanya lewat twitter. Hoala !! once upon a time hihi ternyata ada lowongan untuk menjadi tour guide di KHI dengan syarat-syarat tertentu hmmm tertarik banget karena pada dasarnya yang buat aku kekeh (bahasa sunda) untuk belajar jadi tour guide adalah ngga mau kehilangan ilmu sejarahnya, selama belum menjadi ibu guru kembali dan masih menjalani kerjaan baru aku awalnya ingin menyambi belajar jadi tour guide.. yaa hitung-hitung freelance dapat ilmu, jalan-jalan dan punya kenalan lebih banyak :)
Damn..Damn..what should i do? Ternyata disalah satu persyaratannya haruslah menjadi tour guide kontrak, yasudahlah pupus harapan aku. Hanya ingin sekedar menanggapi informasi tersebut aku kirim email ke alamat yang tercantum dipendaftaran tersebut yang isinya hanya menjelasakan ketertarikan aku terhadap kegiatan komintas historia indonesia. Sudah lama aku mendengar KHI ini bahkan dimulai dari pertama masuk kuliah dimana senior-senior selalu bercerita dengan bangganya kepada seorang sosok almuni sejarah UNJ Asep Khambali yang menjadi pendiri komunitas ini, saat itu dan beberapa semester kedepan aku hanya mendengar nama beliau sering disebut-sebut untuk undangan di acara rutin jurusan kami yaitu Tetukarasa Ikasa, dan beberapa kali aku pun menyaksikan komunitas ini diliput beberapa TV swasta kegiatannya. Dari seringnya aku mendengarnya aku sangat tertarik namun apa daya untuk mengenal komunitas ini aku masih jauh untuk melangkah yupp mahasiswa semester-semester sibuk hehe dan akhirnya beberapa teman angkatan aku pun yang sudah terjun di dalam komunitas ini terlebih dahulu sebagai volunteer yaitu Dimas dan Rendi untuk anak-anak sejarah UNJ yang lainnya aku pun masi belum tahu. Dari mereka berdua aku melihat gambaran kegiatan komunitas ini secara dekat.. hihi stalking sedikit lah kegiatannya dimas bersama KHI dan dari pembicaraan Rendi sang motivator ini yang selalu menggebu-gebu semangatnya kalau berbicara tentang sosialisasi sejarah. “aku diam-diam suka KHI...” haha a.k.a sejarah, dan pernah ada kesempatan ketemu langsung dengan Kang Asep saat acara Tetukarasa Ikasa ke-30 tapi yaa hanya sekedar bertemu tanpa sharing apapun poor me .
Next story, sepulang kerja masih baris di antrian transjakarta yang panjangnya minta ampun, sambil mendengarkan musik tiba-tiba bbm berkali-kali masuk, yaa aku sih santai aja dalam keadaan seperti ini biasanya aku ngga akan pernah buka-buka hp sampai nanti masuk kedalam transjakarta. Yeay.. dapat posisi aman langsung duduk dan buka hp hmm sedikit kaget tumben dimas bbm.. dan isinya dimas menawarkan aku untuk menjadi tour gouide di KHI tanggal 1 maret dan dia butuh yang bisa bahasa inggris. “oh my god !!! this is a chance but i am afraid about my skill and you should know everything about history . .” diantara mau menolak dan terima itu adalah penggaluan terbesar selama perjalanan pulang apalagi ketika dimas bilang akan mendampingi turis mancanegara dari beberapa belahan dunia yang notabene adalah JURNALIS Wowwww... udah kebayang pasti harus smart banget itu. Dengan berbaik hati dimas memberikan beberapa nasihat untuk mencoba dan belajar lagi serta yang terpenting ketemu kang asep dulu untuk kesepakatan lebih lanjut, yupp akhirnya aku memutuskan untuk mengambilnya dengan catatan besar DON’T STOP READING !!! 
 
Beberapa hari kemudian aku bertemu kang Asep ditemani oleh Reni.. yupp kenapa aku mengajak dia karena ini adalah salah satu kesempatan Reni untuk mengenal sesuatu yang baru terlebih lagi Reni kuliah dijurusan Hubungan Internasional. Bertempat di Jl. Mesjid 2 No.6B Bendungan Hilir basecamp KHI, aku bertemu kang Asep dan tanpa basa-basi langsung membicarakan kegiatan tersebut karena saat itu kang Asep dalam keadaan kurang sehat jadi akut idak mau mengganggu waktu istirahatnya. Dalam pertemuan tersebut kang asep menjelaskan job desc dan memberi gambaran umum bagaimana pelakasanaannya dan yang terpenting selama 2 minggu kedepan aku harus mempersiapkan materi lebih matang, hampir tidak bisa berkata apa-apa mau mundur selangkah tetapi sudah maju tiga langkah sayang sekali jika kesempatan ini dilewatkan. Selama 2 minggu ini aku baca-baca kembali yaa walaupun tidak rajin ke perpustakaan saat waktu free di kantor aku searching materi dan mencari beberapa film di youtube mengenai beberapa temapat bersejarah yang akan aku kunjungi.
“and.. I will tell you something about Jefferson Fellowships program : Jefferson Fellowships program will explore democratic transition and nation-building in two Asian countries at different stages of democratic transition: Indonesia and Myanmar. Indonesia ended 32 years of authoritarian rule by driving out President Suharto in 1998 following widespread protests and economic paralysis caused by the 1997 Asian financial crisis. The country has undergone meaningful democratic reform but challenges remain such as battling corruption, strengthening bureaucratic institutions, and ensuring judicial independence. Like Indonesia, Myanmar has turned away from decades of authoritarian rule and embarked upon a bold process of democratic transition, but Myanmar also faces challenges, including: formulating and administering new policies, rebuilding a moribund economy, and consolidating peace in ethnic areas.
And they are the winners ...
  • Ahmady, Freelance, Harian Rakyat Aceh, Medan, Indonesia
  • Frank M. DENTON, Editor, The Florida Times-Union and Jacksonville.com, Jacksonville, Florida, USA
  • Fatai FAINGA'A, Senior News Reporter and Presenter, Tonga Broadcasting Commission (TBC), Fasi-Moe-Afi, Tonga
  • Max FISHER, Foreign Affairs Blogger, The Washington Post, Washington DC, USA
  • Tzu Chiang HUANG, Deputy, Central News Agency (CNA), Taipei, Taiwan
  • Moayyed Ali JAFRI, Correspondent, The News International Daily, Lahore, Pakistan
  • Anupma KHANNA, Senior Feature Writer, The Pioneer, Dehradun, India
  • Hashmatullah KOHISTANI, News Manager, Bokhdi News Agency, Kabul, Afghanistan
  • Hein Min LATT, Senior Editor, Eleven Media Group, Yangon, Burma
  • Chang LIU, Senior Reporter, Global Times, Beijing, China
  • Saw Yan NAING, Senior Reporter, Irrawaddy Magazine, Yangon, Burma
  • Jena STURGIS, Line Producer, Shepard Smith Reporting, Fox News/21st Century Fox, New York City, New York, USA
  • Hannah TORREGOZA, Reporter, Manila Bulletin Publishing Corp, Manila, Philippines
  • Shakir ULLAH, Senior Producer, Pakistan Broadcasting Corporation, Islamabad, Pakista
  • Holly YAN, Newsdesk Editor, CNN, Atlanta, Georgia, USA.


Note : program ini sedikit mengingatkan aku kepada kegiatan study seminar ke Jerman yang di dukung oleh DAAD dan itu yang menjadikan salah satu motivasi aku untuk mendapatkan pengalaman baru dengan mengikuti kegiatan ini. “ Let’s arround the world again ...”


To be continue...

No comments: