1
Maret 2014
“I
could make a story with my new experience and i could learning how to
be brave and show your self .. and here i am with The Community of
Indonesia History and Culture for the first time i have an amazing
tour with Alliance Independence Journalisme”
Lets
Start ...
Ayo
GG !! omo.. disetiap malam menjelang sidang skripsi itu rasanya tidak
pernah bisa tidur nyenyak dan selalu tidak bisa lepas dengan kerjaan
baru di kantor dan online dari social media, mencari info-info
menarik tentang dunia fashion dan musik namun aku agak miris ketika
mengingat “Hey
girl.. did you remember about your background education?”
yup tentunya aku ingat untuk selalu mengupgrade istilahnya tentang
isi otakku. Beberapa situs yang sering aku kunjungi adalah websitenya
metro TV, twitternya sejarah indonesia dan akhir-akhir ini aku sering
intip-intip blognya KHI as Komunitas Historia Indonesia yang selalu
ikuti beritanya lewat twitter. Hoala !! once upon a time hihi
ternyata ada lowongan untuk menjadi tour guide di KHI dengan
syarat-syarat tertentu hmmm tertarik banget karena pada dasarnya yang
buat aku kekeh (bahasa sunda) untuk belajar jadi tour guide adalah
ngga mau kehilangan ilmu sejarahnya, selama belum menjadi ibu guru
kembali dan masih menjalani kerjaan baru aku awalnya ingin menyambi
belajar jadi tour guide.. yaa hitung-hitung freelance dapat ilmu,
jalan-jalan dan punya kenalan lebih banyak :)
Damn..Damn..what
should i do?
Ternyata disalah satu persyaratannya haruslah menjadi tour guide
kontrak, yasudahlah pupus harapan aku. Hanya ingin sekedar menanggapi
informasi tersebut aku kirim email ke alamat yang tercantum
dipendaftaran tersebut yang isinya hanya menjelasakan ketertarikan
aku terhadap kegiatan komintas historia indonesia. Sudah lama aku
mendengar KHI ini bahkan dimulai dari pertama masuk kuliah dimana
senior-senior selalu bercerita dengan bangganya kepada seorang sosok
almuni sejarah UNJ Asep Khambali yang menjadi pendiri komunitas ini,
saat itu dan beberapa semester kedepan aku hanya mendengar nama
beliau sering disebut-sebut untuk undangan di acara rutin jurusan
kami yaitu Tetukarasa Ikasa, dan beberapa kali aku pun menyaksikan
komunitas ini diliput beberapa TV swasta kegiatannya. Dari seringnya
aku mendengarnya aku sangat tertarik namun apa daya untuk mengenal
komunitas ini aku masih jauh untuk melangkah yupp mahasiswa
semester-semester sibuk hehe dan akhirnya beberapa teman angkatan aku
pun yang sudah terjun di dalam komunitas ini terlebih dahulu sebagai
volunteer yaitu Dimas dan Rendi untuk anak-anak sejarah UNJ yang
lainnya aku pun masi belum tahu. Dari mereka berdua aku melihat
gambaran kegiatan komunitas ini secara dekat.. hihi stalking
sedikit lah kegiatannya dimas bersama KHI dan dari pembicaraan Rendi
sang motivator ini yang selalu menggebu-gebu semangatnya kalau
berbicara tentang sosialisasi sejarah. “aku diam-diam suka KHI...”
haha a.k.a sejarah, dan pernah ada kesempatan ketemu langsung dengan
Kang Asep saat acara Tetukarasa Ikasa ke-30 tapi yaa hanya sekedar
bertemu tanpa sharing apapun poor
me .
Next
story,
sepulang kerja masih baris di antrian transjakarta yang panjangnya
minta ampun, sambil mendengarkan musik tiba-tiba bbm berkali-kali
masuk, yaa aku sih santai aja dalam keadaan seperti ini biasanya aku
ngga akan pernah buka-buka hp sampai nanti masuk kedalam
transjakarta. Yeay..
dapat
posisi aman langsung duduk dan buka hp hmm sedikit kaget tumben dimas
bbm.. dan isinya dimas menawarkan aku untuk menjadi tour gouide di
KHI tanggal 1 maret dan dia butuh yang bisa bahasa inggris. “oh
my god !!! this is a chance but i am afraid about my skill and you
should know everything about history . .”
diantara mau menolak dan terima itu adalah penggaluan terbesar selama
perjalanan pulang apalagi ketika dimas bilang akan mendampingi turis
mancanegara dari beberapa belahan dunia yang notabene adalah JURNALIS
Wowwww...
udah kebayang pasti harus smart banget itu. Dengan berbaik hati dimas
memberikan beberapa nasihat untuk mencoba dan belajar lagi serta yang
terpenting ketemu kang asep dulu untuk kesepakatan lebih lanjut, yupp
akhirnya aku memutuskan untuk mengambilnya dengan catatan besar DON’T
STOP READING !!!
Beberapa
hari kemudian aku bertemu kang Asep ditemani oleh Reni.. yupp kenapa
aku mengajak dia karena ini adalah salah satu kesempatan Reni untuk
mengenal sesuatu yang baru terlebih lagi Reni kuliah dijurusan
Hubungan Internasional. Bertempat di Jl. Mesjid 2 No.6B Bendungan
Hilir basecamp KHI, aku bertemu kang Asep dan tanpa basa-basi
langsung membicarakan kegiatan tersebut karena saat itu kang Asep
dalam keadaan kurang sehat jadi akut idak mau mengganggu waktu
istirahatnya. Dalam pertemuan tersebut kang asep menjelaskan job desc
dan memberi gambaran umum bagaimana pelakasanaannya dan yang
terpenting selama 2 minggu kedepan aku harus mempersiapkan materi
lebih matang, hampir tidak bisa berkata apa-apa mau mundur selangkah
tetapi sudah maju tiga langkah sayang sekali jika kesempatan ini
dilewatkan. Selama 2 minggu ini aku baca-baca kembali yaa walaupun
tidak rajin ke perpustakaan saat waktu free di kantor aku searching
materi dan mencari beberapa film di youtube mengenai beberapa temapat
bersejarah yang akan aku kunjungi.
“and..
I will
tell you
something about Jefferson Fellowships program
: Jefferson
Fellowships program will explore democratic transition and
nation-building in two Asian countries at different stages of
democratic transition: Indonesia and Myanmar. Indonesia ended 32
years of authoritarian rule by driving out President Suharto in 1998
following widespread protests and economic paralysis caused by the
1997 Asian financial crisis. The country has undergone meaningful
democratic reform but challenges remain such as battling corruption,
strengthening bureaucratic institutions, and ensuring judicial
independence. Like Indonesia, Myanmar has turned away from decades of
authoritarian rule and embarked upon a bold process of democratic
transition, but Myanmar also faces challenges, including: formulating
and administering new policies, rebuilding a moribund economy, and
consolidating peace in ethnic areas.”
And
they are the winners ...
- Ahmady, Freelance, Harian Rakyat Aceh, Medan, Indonesia
- Frank M. DENTON, Editor, The Florida Times-Union and Jacksonville.com, Jacksonville, Florida, USA
- Fatai FAINGA'A, Senior News Reporter and Presenter, Tonga Broadcasting Commission (TBC), Fasi-Moe-Afi, Tonga
- Max FISHER, Foreign Affairs Blogger, The Washington Post, Washington DC, USA
- Tzu Chiang HUANG, Deputy, Central News Agency (CNA), Taipei, Taiwan
- Moayyed Ali JAFRI, Correspondent, The News International Daily, Lahore, Pakistan
- Anupma KHANNA, Senior Feature Writer, The Pioneer, Dehradun, India
- Hashmatullah KOHISTANI, News Manager, Bokhdi News Agency, Kabul, Afghanistan
- Hein Min LATT, Senior Editor, Eleven Media Group, Yangon, Burma
- Chang LIU, Senior Reporter, Global Times, Beijing, China
- Saw Yan NAING, Senior Reporter, Irrawaddy Magazine, Yangon, Burma
- Jena STURGIS, Line Producer, Shepard Smith Reporting, Fox News/21st Century Fox, New York City, New York, USA
- Hannah TORREGOZA, Reporter, Manila Bulletin Publishing Corp, Manila, Philippines
- Shakir ULLAH, Senior Producer, Pakistan Broadcasting Corporation, Islamabad, Pakista
- Holly YAN, Newsdesk Editor, CNN, Atlanta, Georgia, USA.
Note : program
ini sedikit mengingatkan aku kepada kegiatan study seminar ke Jerman
yang di dukung oleh DAAD dan itu yang menjadikan salah satu motivasi
aku untuk mendapatkan pengalaman baru dengan mengikuti kegiatan ini.
“ Let’s
arround the world again ...”
To be
continue...
No comments:
Post a Comment