Wednesday, July 21, 2021

STORY TIME : POSITIVE THINKING WHEN YOU GET +COVID 19

Halo semuanya, akhirnya bisa juga memulai tulisan ini dengan diiringi suara rintik hujan yang tiba-tiba datang di sore hari. Hari ini adalah hari ke-4 aku melakukan isoman dirumah karena + Covid-19 setelah PCR hari sabtu tanggal 17 Juni 2021. Jadi semua cerita nya berawal dari awal bulan lalu yang akhirnya membuat aku terdampar di dalam segala kebingungan dan situasi yang tidak menentu tapi kalau semua dirunut kembali semua berawal dari naiknya kasus + covid di Jakarta terlebih lagi setelah lebaran dan munculnya jenis varian virus baru yang bermutasi lebih ganas dan cepat penyebaran infeksinya. Sedikit ingin bercerita, semoga kalian yang mampir untuk sekedar membaca awalnya saja tidak bosan, karena jujur aku lebih nyaman menyampaikan apa yang ada di pikiran di hati ku saat ini lewat tulisan ini.

Sekitar pertengahan bulan Juni lalu memang semua media di gencarkan dengan meluasnya penyebaran Covid 19 di semua wilayah Indonesia tentunya salah satu nya pasti Jakarta yang tingkat mobilitas nya tinggi sekali, mungkin banyak orang mengira karena ada nya vaksinasi membuat mereka akan kebal terkena virus ini sehingga banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. Semua kembali normal? Ya tentu saja siapa yang tidak mengharapkan semua keadaaan kembali normal bisa hang out atau staycation kemana-mana tanpa perlu khawatir terinfeksi bahkan wisata ke luar kota pun ramai di lakukan beberapa teman ku, Ahh betapa iri nya hati ini mereka bisa pergi tanpa beban walaupun aku tidak tahu sebenrnya bagaimana kehidupan mereka di dunia nya mungkin sama juga seperti aku yang tidak bisa lepas dari kerjaan kalau bukan karena masuk ICU mungkin ya (amit-amit ya tuhan).

Mengingat aku dan teman-teman satu kosan pun punya rencana untuk liburan ke Labuan Bajo di awal bulan Juli saat itu tiba-tiba semua nya menjadi serba khawatir, apakah aman jika aku pergi? bahkan aku pun sempat terpikir untuk membatalkan trip tersebut karena khawatir dengan situasi penyebaran covid yang semakin tinggi setiap hari nya. Ada sedikit pikiran konyol saat itu di benakku, pergi dan tidak nya aku kalau memang nanti akan ada salah satu teman ku yang terinfkesi setelah nya itu pun akan membuat ku seperti sama saja bisa terkena dari kontak erat. Hmm siapa sih yang mau sakit atau terkena virus ini? Tentu nya tidak ! akhirnya dengan membulatkan tekad aku tetap ikut melakukan perjalanan ke Labuan Bajo karena walaupun aku cancel dana yang sudah aku bayarkan tidak bisa di refund, mungkin kalau tiket pesawat masih bisa tetapi hanya beberapa persen saja yang akan dikembalikan. Ditambah dengan situasi mental health aku yang benar-benar sudah lelah dengan pekerjaann kantor yang segala sesuatu nya di handle sendiri karena tidak ada yang membatu, walaupun ada mereka pun mengerjakan tugas nya masing-masing. Setiap pagi aku bangun dengan semangat mengucapkan “Selamat Pagi, hari ini harus bisa !” ahh gila nya aku bahkan di saat mandi pun aku masih memikirkan email apa yang harus aku kirim setelah di draft semalam bahkan terkadang sarapan pun aku lupa karena pagi-pagi sudah e-meeting. Mungkin yang mereka pikir WFH atau kerja dari rumah hal yang menyenangkan, tentu tidak bagi ku malah aku sendiri bahkan tidak punya waktu untuk rehat sejenak, sering kelewat waktu makan atau sholat kalau bukan dari aku sendiri yang berhenti. Ya, begitulah rutinitas WFH yang terkadang buat sakit pinggang dan insomnia.

Okay kembali ke akhirnya aku cuti sejenak rencana nya meninggalkan pekerjaan sebentar, tapi Tuhan memang punya rencana lain disaat aku sedang cuti pemerintah mengeluarkan peraturan PPKM dimana Mall akan tutup sementara waktu. OMG, semua mengubah perjalanan aku saat itu mulai dari meeting mendadak di tengah laut sampai saat aku tracking masih on zoom meeting. Sumpah ini perjalanan yang tidak akan aku lupakan entah aku bersyukur atau tidak yang pasti berat saat itu hati dan berpikiran untuk berpikir jernih, di saat semua signal menghilang dan weekend semua kerjaan di tuntut serba cepat dan instant juga hadirnya boss baru yang masih adaptasi dengan team. Tangisan yang tidak akan aku lupakan sambil melihat sunset “cobaan apa lagi ini” mungkin mereka yang berpikir aku enjoy melakukan perjalanan ini tentu nya sama sekali TIDAK ! Kalau bukan teman-teman yang menyemangati saat perjalanan untuk mecoba enjoy mungkin aku akan diam di kapal atau bisa-bisa lompat ke laut saking pusing nya. Sampai perjalanan pun berakhir aku masih sibuk mengkoordinasikan keputusan-keputuan PPKM yang menyebalkan itu, belum lagi koordinasi dengan banyak orang dan double check semua design. Heyy, partnership siapa yang pegang? Tentu nya ini bukan multitasking lagi tapi super multitasking. Ingat-Ingat ngga boleh down, tetap semangat supaya imun ngga turun dan drop apalagi kena virus, hal itu yang selalu aku tanam di otakku karena kalau sudah sakit repot sendiri dan aku tidak mau menyusahkan orang lain pasti akan panjang urusannya. Take a deep breath for a moment..

Setelah pulang dari cuti, aku pikir semua akan baik-baik saja ternyata permasalah muncul satu per satu bukan hanya masalah pekerjaan tetapi hal ini menjadi lebih serius ketika salah satu teman ku + terkena Covid 19 dari salah satu karyawan nya yang kemungkinan terpapar dari beberapa hari sebelumnya. Teman aku terkonfirmasi sekitar tanggal 06 Juni lalu satu hari setelah nya tanggal 07 satu orang teman aku + juga hasilnya karena kemungkinan terkena dari kontak erat yang pertama, mulai dari sini kita yang satu rumah mulai was-was dan siaga. Mulai dari segera lapor ibu kos, swab antigen dan mulai membiasakan diri kembali memakai masker dikosan, jujur memang sebelumnya jarang banget pakai masker di kosan kecuali sedang sakit dan kalau di tanya prokes tentu nya aku juga tidak acuh karena sadar kalau aku banyak melakukan aktivitas diluar maka dari itu setelah pergi dari luar saat kembali ke kosan sebelum masuk ke kamar pasti cuci tangan, semprot disinfektan luar dan dalam serta jangan lupa membuang masker di tempat sampah. Okay, mulai saat itu semuanya lebih di perketat dan karena sering semprot disinfektan lama kelamaan penciuman hidung juga tidak terasa nyaman karena aroma nya sangat menyengat yang membuat aku terbiasa juga memakai masker. Terlepas dari mulai meningkatkan prokes, dikosan juga di semprot disinfektan seluruh area dan saat itu aku kebetulan adalah jadwal nya untuk vaksin hari Jumat tanggal 09 Juli 2021, tapi baru saja mau masuk tol tiba-tiba dapat info kalau vaksin nya diundur karena PPKM akhirnya putar balik langsung kerja di mall PIM karena di kosan hari ini mau di semprot disinfektan dan baru bisa pulang sekitar sorean.

Mulai hari itu pun semua semakin menggila dikejar kerjaan, launching delivery apps yang benar-benar seperti magic! Ya, begitulah culture disini bangun project sehari semalam juga bisa asal kuat mental dan batin. Weekend pun berlalu dan siklus pekerjaan semakin luar biasa menggila bahkan tak kenal waktu, iya semua itu memang untuk buat kami bertahan di kala PPKM yang semakin membuat kondisi perusahaan semakin terjepit. Lagi-lagi situasi tidak berpihak baik kepada ku, saat nya vaksin kedua pun di jadwalkan kembali hari Rabu 14 Juli 2021 dengan semangat agar semua to do list terselesaikan aku pun menyelesaikan vaksin tahap kedua tersebut dan hasil nya dengan kondisi yang ternyata lebih berat dari vaksin pertama, badan terasa agak pegal dan lemas terlebih lagi beberapa hari ini aku terkena flu kalau setelah mandi terasa seperti habis tenggelam berenang. Yuk, positif thinking semoga semua ini effect dari vaksin bukan yang lain, tapi setelah konsultasi dan cari informasi ada baiknya aku segera melakukan PCR dari rentang waktu setelah kontak erat kedua ku ada yang + covid. Jujur, entah kenapa memang dillema pertama saat itu aku masih belum sanggup bagaimana jika hasilnya + dan banyak sekali yang aku pikirkan harus isoman dimana, bagaimana nanti info keluarga dan bagaimana bisa survive bukan karena sakit nya tapi karena beban mental nya. Beberapa hari ini teman-teman dan keluarga memang rutin menanyakan kabar karena kontak erat ada yang + dan bagaimana keadaan isoman, ya aku jawab “I’m okay but...” tidak semua hal bisa aku ceritakan terutama keluarga dan Mamah yang sering panik kalau telepon. Yes, aku anak perempuan yang hampir 30 tahun dan masih beruntung punya orang tua yang care banget (sumpah ini nangis sambil ngetik) paham banget perasaan mamah yang khawatir banget kalau ternyata anak nya sakit dan ngga ada yang urus (iya, aku nya pura-pura kuat aja supaya ngga khawatir) tapi setelah mendengar mamah nangis suruh pulang karena takut menyesal, seketika aku langsung takut dan memutuskan besok PCR ke Rumah Sakit sekalian mengungsi terlebih dahulu karena hari Jumat kosan akan disemprot disinfektan lagi. Aku menginap di Park 5 satu hari saat itu, check-in setelah maghrib karena menghabiskan waktu kerja di kosan terlebih dahulu. Beberapa hari belum keluar rumah ternyata agak kaget juga karena banyak jalanan yang di tutup alhasil gran yang aku pesan tidak bisa pick up dan aku memutuskan untuk naik taxi. Hmm bahkan sesampainya di hotel pun, aku masih langsung bergegas buka laptop dan melanjutkan pekerjaan sampai tengah malam, masih gugup besok mau PCR tapi harus dipastikan supaya tidak khawatir.

Akhirnya keesokan pagi nya setelah check out, aku langsung book test PCR Drive Thru di RSPI, karena drive thru aku lebih memilih menggunakan taxi dan tidak perlu menunggu lama hanya sekitar 15 menit antri dan kembali ke kosan. Masih belum ada siapapun dan aku segera bersih-bersih dan rapih-rapih di kamar, sempat terpikir kalau hasilnya same day dan + apa malam ini juga aku harus out dan pasti bakal berat banget bilang ke semua orang. Dalam beberapa hari terakhir memang aku tidak banyak interaksi dengan banyak orang tapi tetap saja ada beban berat apalagi aku tidak mungkin bisa stay atau isoman di kosan sedangkan kalau pulang ke bogor aku khawatir dengan mamah dan adik-adik yang belum di vaksin (pokoknya campur aduk perasaan). Menjelang malam setelah sholat maghrib akhirnya aku pun mendapatkan email dengan hasil “positive detected” Ya Allah rasanya lemas banget dan langsung tarik nafas dalam-dalam yang pertama dilakukan langsungg aku chat Halodoc untuk konsultasi dan meminta resep obat karena setelah aku check untuk fasilitas yang di berikan pemerintah NIK aku belum terdaftar sebagai pasien + Covid. Setelah konsultasi selesai dan menunggu beberapa obat yang aku pesan, aku memberi tahu kontak erat terdekat ku Alika dan Tria kemudian memberi tahu Mba Eka pemilik kosan aku karena pasti harus laporan ke Satgas setempat (jujur aku ini ngga enak banget padahal hari itu baru selesai di disinfektan dan akhirnya mba eka menjadwalkan untuk di disinfektan ulang setelah aku pergi) semua memang harus di komunikasikan supaya tidak ada yang salah paham dan alhamdulillah tanggapan dari mereka support aku supaya bisa tetang positif thinking.

Hal yang berat itu memberi tahu orang tua, apalagi mamah tipe orang yang panik. Alhamdulillah setelah memberi tahu dengan penjelasan, kalau “Alhamdulillah masih sehat dan gejala ringan” tidak ada kepanikan tinggal bagaimana harus mencari solusi untuk isoman. Itulah peran penting keluarga yang paling utama selalu ada ketika kita kesusahan (sedih deh kalau baca lagi whats app mamah) Aku yang berusaha untuk tidak merepotkan orang lain tapi akhirnya merepotkan juga hehe. Kembali ke pesanan obat yang ternyata susah di cari saat itu akhirnya aku hanya bisa menyiapkan beberapa vitamin dan 2 jenis obat yang hanya aku bisa tebus di halodoc. Akhirnya sekitar jam 11 malam aku mendapat whats app dari Kemenkes untuk mengisi data dan bisa mendapatkann obat gratis dari pemerintah, setelah aku mengikuti prosedur nya aku pun memilih untuk meminta dikirim ke rumah. Keesokan pagi nya sampil packing aku masih berusaha mencari beberapa jenis obat yang mungkin aku bisa pesan tapi ternyata masih sulit dan akhirnya sesampainya di rumah aku pun di bantu oleh Satgas Kampung yang menanyakan jika ada hal yang diperlukan. Sesampainya di rumah aku tidak sama sekali kontak langsung dengan orang rumah, mamah dan adik-adik sudah langsung pindah ke rumah saudara aku yang jaraknya memang tidak jauh dari rumah. Alhamdulilah semua nya support, hari pertama di rumah langsung bersih-bersih dan rapih-rapih sebisa mungkin tidak terlalu banyak menggunakan peralatan lain nya di rumah dan hanya menggunakan ruangan kamar saja untuk beraktivitas bahkan peralatan makan, solat dan alat mandi sudah mamah siapkan (padahal aku juga sudah siap-siap berasa pindahan dari jakarta hehe) selama isoman dirumah jadwal makan memang teratur hmm yaiya secara setiap 3x sehari selalu dikirim makanan dan diingetkan untuk minum obat. Iyaa supaya cepat sembuh, tapi ya tetap saja istirahat yang paling penting untuk membangun imun yang lebih baik. Tapi kembali lagi terkadang ada beberapa hal yang benar-benar tidak bisa di tolerir dan memberikan waktu aku sejenak untuk beristirahat (you know what??) aku masih tetap mencoba berpikiran positif dan semangat membagi waktu untuk menyelesaikan hal-hal itu diantara kepala aku yang mulai pening dan batuk yang mulai muncul. Perjalanan hari-hari masih panjang dan memang tidak terasa jika kita banyak melakukan hal, tapi saking banyak nya juga stress muncul kembali justru berpotensi membuat imun menjadi turun. Hanya diri sendiri yang bisa membatasi hal tersebut, mencoba untuk tidak peduli tapi akhirnya dikerjakan kembali. Kesehatan mental yang perlu diperbaiki dengan kondisi fisik yang juga harus di perhatikan, semoga kalian mengerti. Tidak ada itu yang namanya Isoman Netflix and Chill atau Gabut, benci akutu yang bilang seperti itu.

Wah, sudah mau jam 20.30 saja nih. Waktu nya istirahat, sedikit mengintip beberapa pekerjaan yang sebentar-sebentar mention Ibu, Kaka, Mba, Neng...

Tetap semangat menuju sehat !!

Masih banyak cerita-cerita lain nyaa

See you !





With Love





DM

No comments: