Day
7 (Tuesday, 12 November 2012)
“The
flowing scenery makes me suddenly take a deep breath. Looking up at the sky’s
horizon It’s that person’s voice? Oh god, I really miss you..”
Selamat
pagi, terdengar suara beberapa orang yang sedang sibuk di kamar mandi. Saat
membuka kedua mata, melihat wintarsih yang sedang sholat subuh, segeralah aku
bangun dengan mata yang rasanya masih berat dan mengantuk. Pagi ini terasa
berbeda dengan hari-hari sebelumnya, entah karena kami grogim nervous dan
sebagainya pukul 06:00 am kami sudah stand by rapih dan merasa cantik di kamar.
Donna yang masih tekun dengan materi persentasinya dan kami yang mempersiapkan
segala hal. Bertemu dengan teman-teman di restaurant hotel yang sudah siap
memakain pakaian yang necis cielaahhhh… seperti biasa roti-roti yang manis
mulai menggugah selera tapi hari ini aku rindu nasi goreng hiks. Di hotel yang
kedua ini kami merasa muda dan bergairah hohoh yaaa bagaimana tidak karena kami
bertemu dengan banyak kalangan anak muda yang sepertinya juga sedang melakukan
perjalanan study. Suasana Heidelberg sangat mendukung sekali it’s sunny day ^^,
untuk mencapai gedung tempat meeting point kami hari ini tidak perlu
menggunakan Bus dan kami hanya cukup berjalan kaki menuju kesana tapi tidak
seperti yang kami bayangkan sebelumnya ternyata cukup jauh dan hah !!! walking
day .. walaupun masih pagi tapi dinginnya sampai menusuk badan ketika kami
berjalan. Areal yang kami lewati masih termasuk wilayah kampus Heidelberg tapi
bukan kampus utama melainkan seperti fakultas-fakultasnya.
Visit
the University of Education Heidelberg, meeting point at Technologiepark, Im
Neuenheimer Feld 581 Ground Floor, Institute of Human and Social Science. Kita
di sambut oleh Prof. Dr. Manfred Seidenfuss dan beberapa muridnya Alekander,
Katherina dan Emili. Sayangnya hari ini Prof. Seidenfuss kurang sehat tetapi
masih tetap semangat untuk mengajar dan kami pun mengikuti kelasnya hari ini.
Sambil menunggu kelas kami di mulai kami berdiskusi dengan Alexander dan
Katherina wahhh kedua siswa ini sangat mengagumkan sekali, dan mereka
membawakan kami kue pie apple dan kue coklat yang di buat oleh mereka sendiri.
Setelah kelas Prof.Seidenfuss sudah hampir di mulai kami dipersilahkan masuk
untuk mengikuti kelasnya mungkin sekitar 30 menit, di kelas yang pertama kami
masuk ke dalam materi kesadaran sejarah “Consciousness of history and historical
culture : Central categories for teaching history” setelah kelas selesai kami
kembali ke ruang diskusi bersama Alexandra dan Katherina sedikit membahas tentang
kesadaran sejarah di Eropa. Masih ada waktu istitahat untuk menunggu kelas
selanjutnya, seharusnya kami masuk di kelas Prof. Alavi karena beliau sedang
sibuk kemudian digantikkan oleh asistennya. And you know !! ada cerita unik di
sela-sela itu, for the first time melihat seseorang yang mirip banget sama si
tampan actor transformer hihihi dan ternyata masuk kelas yang sama nanti.
Wohooooo cuci mata sedikit, setelah kelas kedua di mulai dan kami pun mendapat
bagian untuk persentasi di kelas ini yaaa sedikit mengenal kampus Universitas
Negeri Jakarta dan Kesadaran Sejarah, persentasi kali ini di bawakan oleh
Madito, Sena dan Donna. Hmm.. persentasi kami memang kurang dipahami oleh
mereka karena mungkin ini sesuatu yang baru sekali untuk mereka, tetapi ada
beberapa siswa yang antusias bertanya kepada kami. Uhlalala si actor
transformer itu ternyata duduk di hampir disebelah kami,setelah persentasi kami
selesai asisten dosen dari Prof.Alavi mengajak kami untuk berdiskusi yang
membuat kami pecah menjadi 3 bagian. Saat itu aku tidak berpikir untuk masuk
kelompok mana dan segera bergegas ingin pergi ke kamar kecil.
Oh
god !! masuk ke kelas kembali mereka sudah terbagi menjadi dua kelompok dan aku
tidak tahu masuk ke kelompok yang mana. Akhirnya aku segera duduk saja di
bagian kelompok sena karena disitu hanya ada sena dan ka sena yang sedang
diskusi mengenai Periodisasi sejarah bersama siswa yang hmm lucu sekali
tampaknya. Segera masuk ke dalam pembicaraan diskusi dan aku agak risih dengan
siswa yang sedang mengobrol disampingku. Ketika aku tengok siapa yang tepat
berada di belakangku, OMG ternya si actor transformer itu yang ternyata dari
tadi berdiri di belakang ketika aku menengok dia ke belakang dia malah
tersenyum tanpa rasa bersalah karena berisik dan duduk di sampingku setelah
mengusir temannya yang sebelumnya duduk di sampingku. Rasanya sih nano-nano
saat itu antara seneng sama jengkel, entah berawal dari apa pembicaraan kami
tapi kita malah asik ngobrol deh jadinya, mulai dari berbicara tentang Indonesia,
minat untuk menjadi guru, dan ternyata dia adalah teman dari pemain sepak bola
Kim Jeffry Kurniawan wahahah mulai dari situ semangat banget dia mengobrol
tentang bola yang sama sekali aku tidak mengerti. Lucunya ketika dia bilang
kalau kim minggu depan akan ke Heidelberg bertemu dengan dia, terus masalah
buat gue hiks hahha. Dia juga tanya berapa lama kami stay di Heidelberg dan di
Jerman yaa aku jawab “this is our last day and tomorrow we have to move on to
Ludwigsburg ..” belum sempat selesai dari situ baru sadar kalau aku belum tahu
namanya siapa dan kita kenalan “hey, i
am Aleksandar Jovici” wahhh lucu dari tadi ngobrol baru kenalan pas mau
terakhir diskusi selesai.
Waktu
diskusi sudah habis dan kita kembali ke posisi masing-masing dan Alex bilang “nice
to talk with you ^^” sampai pada akhirnya saat kelas usai dan para siswa sudah
mulai keluar kami berfoto bersama dan aku sempat bilang sama dia kalau dia
mirip sama actor transformer dan dia tertawa dan mengucapkan salam perpisahan.
Saat mengobrol tentang Kim Jeffry dia sempat memberi tahu tentang facebooknya,
tapi sampai sekarang dia masih off tentang facebooknya yaahh ngga gaul banget
sih Alek ini. Tapi hal yang mengejutkan ternyata di lebih muda dariku dan masih
semester satu yaa ampun ternyata anak-anak yang tadi ikut di kelas Prof.Alavi
ini masih semester 1 whaaaa. Cukup cerita tentang kisah lucu-lucuan di
Heidelberg karena masih banyak nano-nano di cerita lainnya. Makan !! makan !!
waktunya makan siang tapi ternyata kali ini kita kurang beruntung karena mensa
sudah tutup whaaa… akhirnya kita hanya sedikit membeli cemilan dan minum soft
drinks. Seperti harapan sebelumnya ini adalah hari yang cerah untuk kegiatan
outdoor, kalau melihat di jadwal kegiatan DAAD kegiatan kami selanjutnya adalah
meeting with members of the students council in the city centre tapi itu
berubah karena kita akan menuju ke Philosophers Way bersama Alexandra dan
Emiliy (berharap ketemu lagi Aleksandar yaaa hihihihi), untuk menuju
Philosophers Way kami menggunakan bus dan berhenti di pertengahan kota.
Philosophers
'Way (Philosophenweg)
Sebuah jalan sederhana
yang dahulunya merupakan kebun-kebun anggur di abad 17 dan 18
dan sekarang menjadi “Jalan filsuf”. Perubahan nama dapat
ditelusuri ternyata seorang profesor
dari universitas
Heidelberg menemukan jalan ini sebagai tempat
yang menyenangkan di mana mereka bisa
berbicara serius dan merenung sambil menikmati pemandangan menawan
sungai Neckar. pemandangan kota terinspirasi juga
dari penyair Eichendorff dan
Hölderlin yang terkenal di dunia adalah Batu Eichendorff,
sebuah prasasti batu
pasir dengan perunggu
dan Merian-Kanzel dari tahun 1620 Matthäus Merian
yang kemudian diabadikan Heidelberg dalam ukiran yang indah. The Hölderlin-Anlage terdapat daerah di ujung timur Jalan
Philosophers didedikasikan untuk Hölderlin penyair yang membayar upeti kepada ode ke Heidelberg dengan kata mutiara yang terkenal "lieb dich ich
schon Lang ..."
('Panjang telah aku
mencintaimu ...')
Philosophers
way merupakan jalan yang sangat panjang untuk menuju ke puncak bukit di
atasnya, pemandangan di sekelilingnya sangat indah dan ketika sudah mencapai
puncaknya semua rasa lelah dan letih itu terbayarkan dengan pemandangan kota
Heidelberg dari bukit ini, sepanjang perjalanan Alexsandra menceritakan
berbagai sejarah yang ada di Philosopher way ini dan diantaranya kami juga
menemui beberapa monument orang-orang yang menjadi sejarah di Heidelberg mulai
dari dulu sampai kota Heidelberg sampai saat ini. Beberapa tradisi masyarakat
Kristen juga ada di gambarkan di philosopher way ini seperti hari raya paskah.
Perjalanan yang menanjak menulusuri bukit Heidelberg ini menjadi kebalikkan
jalan pulang kami yaitu jalan menuruni bukit dengan gang kecil yang penug dengan
bebatuan yang cukup terjal. Sama saat kita mengunjungi kastil Heidelberg dimana
kita juga menuruni jalan yang sama wohooo “it’s walking day again” tapi salut
dengan kedua guide kita dan orang jerman lainnya yaa memang karena mereka sudah
terbiasa jadinya tidak terlihat rasa lelah dan capeknya. Menuruni tangga
philosophers way dan akhirnya kami sampai tepat di depan Old Bridge, bertemu
kembali dengan Katherina dan menuju city centre. Sebelumnya kami memang pernah
kesini bersama Mr.Kristian tetapi tidak menyebrangi Old Bridge, setelah
menikmati pemandangan sungai Neckar dari jembatan Heidelberg ini kami mulai
memasuki city centre namun sebelumnya masih ada tempat bersejarah yang tentunya
belum lengkap kalau tidak kita datangi.
Friedrich Ebert Memorial
Friedrich Ebert adalah anak seorang penjahit yang
pada tahun 1920
menjadi presiden terpilih
secara demokratis pertama Jerman.
Museum ini adalah rumah tempat
ia dibesarkan,
tidak hanya hidup dan bekerja, tetapi juga sejarah gerakan kelas pekerja dan lingkungan politik selama abad ke-20 ke-19. Rumah di mana Friedrich
Ebert, presiden pertama Republik Weimar, dibesarkan.
"Kehidupan
dan Times of Friedrich Ebert".
Presiden Ebert adalah kepala demokratis pertama Jerman dan salah satu politisi paling
menonjol dalam sejarah Jerman.
Dihadapkan dengan kondisi internal dan eksternal yang ekstrim, ia menyiapkan jalan bagi demokrasi parlementer, diawetkan persatuan nasional, dan membuat kontribusi penting untuk pembentukan sebuah republik sosial. Karena makna
khusus bagi sejarah Jerman,
presiden Friedrich-Ebert Memorial didirikan
di Heidelberg, kota
kelahirannya. Tujuannya adalah untuk melestarikan memorial Friedrich Ebert dan berkontribusi pada pemahaman sejarah Jerman
selama hidupnya.
Rumah di mana ia lahir
yang terbuka untuk umum dan terdapat pameran permanen
dari setiap bagian rumahnya. Tugas-tugas lain yayasan
ini memelihara
arsip, penelitian
ilmiah, dan segala jenis acara
seperti pameran khusus, kongres,
seminar, kuliah dan
proyek sekolah.
Setelah mengunjungi Museum
Friederich Ebert kami melanjutkan perjalanan kami ke pusat kota untuk makan
malam bersama di sebuah rumah makan turki yaitu rumah makan sahara “yuppm kita
makan kebab lagi dan bukan kebab biasa hmm, tiba-tiba jadi pengen makan pommes”
akhir dari perjalanan kami hari ini bersama Aleksandra dan Katherina di
restaurant kebab ini setelah itu kita akan kembali ke hotel. Sebelum kembali ke
hotel kami mampir terlebih dahulu ke super market dan ternyata waktu yang
diberikan jika akan membeli sesuatu sangatlah sebentar, aku dan wintarsih
berniat membeli pommes terlebih dahulu tapi karena kelamaan dan kami juga
sempat bertemu kembali dengan Aleksandra dan Katherina serta mengobrol sebentar
kami tertinggal oleh rombongan kami. PANIC AT HEIDELBERG ??? NO !!! ternyata
tidak juga hal yang pertama kami lakukan adalah mencoba untuk menelpon Carin
tetapi sama sekali tidak bisa tersambungkan untuk menelpon Carin, kedua kembali
ke tempat pemberhentian bus yang kemarin kami datangi tapi tidak bertemu juga,
dan ketiga pulang sendiri dengan menggunakan public transportation. Akhirnya
sambil kembali menelusuri pertokoan di Heidelberg kami memutuskan akan meminjam
telepon dan membayarnya, tapi pemilik toko souvenir natal ini berbaik hati
menolong kami untuk menelepon Carin dan memberi tahu keberadaan kami bahwa kami
tertinggal. Ketika Carin ingin berbicara dengan salah satu dari kami, akhirnya
win yang berbicara dengan Carin terdengan suara Carin yang sepertinya kesal dia
hanya berpesan setelah sampainya kami di Hostel kami harus menghadap Carin dan
Ibu Nia terlebih dahulu.
Alhamdulillah,
ternyata masih ada orang Jerman yang baik dan menolong kami. Nona yang satu ini
berbaik hati akan mengantarkan kami ke shuttle bus setelah dia menutup tokonya
terlebih dahulu. Kami pun mengucapkan terimakasih kepada pemilik toko dan
penjaganya, ketika akan membayar mereka menolak dan hanya ingin membantu ^^. Saat
perjalanan menuju shuttle bus, kami mengobrol dengannya ternyata dia juga
seorang mahasiswi yang bekerja di toko tersebut bisa di bilang kerja sampingan
dan dia juga tahu banyak tentang Indonesia. Setelah sampai di shuttle bus
ternyata dia kembali ke pusat kota dan rumahnya disana, jadi dia jauh-jauh
mengantarkan kami memang benar-benar untuk membantu wahhh baiknya. Sebenarnya
kami juga kebingungan ketika naik tram , tapi dengan bantuan 2 orang ibu yang
ternyata menginap di hostel yang sama dengan kami membantu kami. Whaaaa Alhamdulillah
lagi, mereka 2 orang ibu yang sedang berlibur juga di Heidelberg. Setelah
sampainya di hostel kami pergi ke kamar dan sedikit disambut muka jutek oleh
beberapa teman kami, tapi sebelum kami menjelaskan semua yang terjadi terlebih
dahulu kami harus menghadap ke Carin dan Ibu Nia. Setelah bertemu dengan Carin
kami meminta maaf dan menjelaskan semuanya, Carin menjawabnya dengan baik dan
hanya mengingatkan kalau kita harus tepat waktu dan sangat khawatir jika
sesuatu terjadi dengan kita. Setelah bertemu dengan Carin kami juga bertemu
dengan ibu Nia dan menjelaskan semuanya, Ibu Nia juga menerimanya dan
mengingatkan kami untuk lebih berhati-hati.
Dari
kejadian “Lost in Heidelberg” kami belajar bagaimana caranya untuk sedikit
survive di negera orang hihihi, kami belajar bagaimana caranya untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Saatnya packing hari ini, besok kami harus
meninggalkan Heidelberg hmm sangat menarik menginap di Youth Hostel karena
semuanya serba mandiri. Terlepas dari berbagai macam kejadian yang manis asem
asin tapi rame rasanya. Saling mengenal satu sama lain dan mengerti beberapa
macam karakter orang-orang. Terimakasih tuhan karena telah memberikan
kesempatan aku untuk merasakan semua hal ini, sedikit sedih ketika mengingat
beberapa orang yang mungkin seharusnya ada bersamaku saat ini dan aku sangat
merindukan mereka.
“This night is sparkling, don’t you let it go
I’m wonder-struck, blushing all the way home I’ll stand forever wondering if
you knew. This night is flawless, don’t you let it go I’m wonder-struck,
dancing around all alone I’ll stand forever wondering if you know I was
enchanted to meet you..”
(Taylor Swift -
Enchanted)
No comments:
Post a Comment