Thursday, January 31, 2013

A Short Story In Germany : Heidelberg Part 2



Day 7 (Tuesday, 12 November 2012)

The flowing scenery makes me suddenly take a deep breath. Looking up at the sky’s horizon It’s that person’s voice? Oh god, I really miss you..”

       Selamat pagi, terdengar suara beberapa orang yang sedang sibuk di kamar mandi. Saat membuka kedua mata, melihat wintarsih yang sedang sholat subuh, segeralah aku bangun dengan mata yang rasanya masih berat dan mengantuk. Pagi ini terasa berbeda dengan hari-hari sebelumnya, entah karena kami grogim nervous dan sebagainya pukul 06:00 am kami sudah stand by rapih dan merasa cantik di kamar. Donna yang masih tekun dengan materi persentasinya dan kami yang mempersiapkan segala hal. Bertemu dengan teman-teman di restaurant hotel yang sudah siap memakain pakaian yang necis cielaahhhh… seperti biasa roti-roti yang manis mulai menggugah selera tapi hari ini aku rindu nasi goreng hiks. Di hotel yang kedua ini kami merasa muda dan bergairah hohoh yaaa bagaimana tidak karena kami bertemu dengan banyak kalangan anak muda yang sepertinya juga sedang melakukan perjalanan study. Suasana Heidelberg sangat mendukung sekali it’s sunny day ^^, untuk mencapai gedung tempat meeting point kami hari ini tidak perlu menggunakan Bus dan kami hanya cukup berjalan kaki menuju kesana tapi tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya ternyata cukup jauh dan hah !!! walking day .. walaupun masih pagi tapi dinginnya sampai menusuk badan ketika kami berjalan. Areal yang kami lewati masih termasuk wilayah kampus Heidelberg tapi bukan kampus utama melainkan seperti fakultas-fakultasnya.
      Visit the University of Education Heidelberg, meeting point at Technologiepark, Im Neuenheimer Feld 581 Ground Floor, Institute of Human and Social Science. Kita di sambut oleh Prof. Dr. Manfred Seidenfuss dan beberapa muridnya Alekander, Katherina dan Emili. Sayangnya hari ini Prof. Seidenfuss kurang sehat tetapi masih tetap semangat untuk mengajar dan kami pun mengikuti kelasnya hari ini. Sambil menunggu kelas kami di mulai kami berdiskusi dengan Alexander dan Katherina wahhh kedua siswa ini sangat mengagumkan sekali, dan mereka membawakan kami kue pie apple dan kue coklat yang di buat oleh mereka sendiri. Setelah kelas Prof.Seidenfuss sudah hampir di mulai kami dipersilahkan masuk untuk mengikuti kelasnya mungkin sekitar 30 menit, di kelas yang pertama kami masuk ke dalam materi kesadaran sejarah “Consciousness of history and historical culture : Central categories for teaching history” setelah kelas selesai kami kembali ke ruang diskusi bersama Alexandra dan Katherina sedikit membahas tentang kesadaran sejarah di Eropa. Masih ada waktu istitahat untuk menunggu kelas selanjutnya, seharusnya kami masuk di kelas Prof. Alavi karena beliau sedang sibuk kemudian digantikkan oleh asistennya. And you know !! ada cerita unik di sela-sela itu, for the first time melihat seseorang yang mirip banget sama si tampan actor transformer hihihi dan ternyata masuk kelas yang sama nanti. Wohooooo cuci mata sedikit, setelah kelas kedua di mulai dan kami pun mendapat bagian untuk persentasi di kelas ini yaaa sedikit mengenal kampus Universitas Negeri Jakarta dan Kesadaran Sejarah, persentasi kali ini di bawakan oleh Madito, Sena dan Donna. Hmm.. persentasi kami memang kurang dipahami oleh mereka karena mungkin ini sesuatu yang baru sekali untuk mereka, tetapi ada beberapa siswa yang antusias bertanya kepada kami. Uhlalala si actor transformer itu ternyata duduk di hampir disebelah kami,setelah persentasi kami selesai asisten dosen dari Prof.Alavi mengajak kami untuk berdiskusi yang membuat kami pecah menjadi 3 bagian. Saat itu aku tidak berpikir untuk masuk kelompok mana dan segera bergegas ingin pergi ke kamar kecil.
      Oh god !! masuk ke kelas kembali mereka sudah terbagi menjadi dua kelompok dan aku tidak tahu masuk ke kelompok yang mana. Akhirnya aku segera duduk saja di bagian kelompok sena karena disitu hanya ada sena dan ka sena yang sedang diskusi mengenai Periodisasi sejarah bersama siswa yang hmm lucu sekali tampaknya. Segera masuk ke dalam pembicaraan diskusi dan aku agak risih dengan siswa yang sedang mengobrol disampingku. Ketika aku tengok siapa yang tepat berada di belakangku, OMG ternya si actor transformer itu yang ternyata dari tadi berdiri di belakang ketika aku menengok dia ke belakang dia malah tersenyum tanpa rasa bersalah karena berisik dan duduk di sampingku setelah mengusir temannya yang sebelumnya duduk di sampingku. Rasanya sih nano-nano saat itu antara seneng sama jengkel, entah berawal dari apa pembicaraan kami tapi kita malah asik ngobrol deh jadinya, mulai dari berbicara tentang Indonesia, minat untuk menjadi guru, dan ternyata dia adalah teman dari pemain sepak bola Kim Jeffry Kurniawan wahahah mulai dari situ semangat banget dia mengobrol tentang bola yang sama sekali aku tidak mengerti. Lucunya ketika dia bilang kalau kim minggu depan akan ke Heidelberg bertemu dengan dia, terus masalah buat gue hiks hahha. Dia juga tanya berapa lama kami stay di Heidelberg dan di Jerman yaa aku jawab “this is our last day and tomorrow we have to move on to Ludwigsburg ..” belum sempat selesai dari situ baru sadar kalau aku belum tahu namanya siapa dan kita kenalan  “hey, i am Aleksandar Jovici” wahhh lucu dari tadi ngobrol baru kenalan pas mau terakhir diskusi selesai.
       Waktu diskusi sudah habis dan kita kembali ke posisi masing-masing dan Alex bilang “nice to talk with you ^^” sampai pada akhirnya saat kelas usai dan para siswa sudah mulai keluar kami berfoto bersama dan aku sempat bilang sama dia kalau dia mirip sama actor transformer dan dia tertawa dan mengucapkan salam perpisahan. Saat mengobrol tentang Kim Jeffry dia sempat memberi tahu tentang facebooknya, tapi sampai sekarang dia masih off tentang facebooknya yaahh ngga gaul banget sih Alek ini. Tapi hal yang mengejutkan ternyata di lebih muda dariku dan masih semester satu yaa ampun ternyata anak-anak yang tadi ikut di kelas Prof.Alavi ini masih semester 1 whaaaa. Cukup cerita tentang kisah lucu-lucuan di Heidelberg karena masih banyak nano-nano di cerita lainnya. Makan !! makan !! waktunya makan siang tapi ternyata kali ini kita kurang beruntung karena mensa sudah tutup whaaa… akhirnya kita hanya sedikit membeli cemilan dan minum soft drinks. Seperti harapan sebelumnya ini adalah hari yang cerah untuk kegiatan outdoor, kalau melihat di jadwal kegiatan DAAD kegiatan kami selanjutnya adalah meeting with members of the students council in the city centre tapi itu berubah karena kita akan menuju ke Philosophers Way bersama Alexandra dan Emiliy (berharap ketemu lagi Aleksandar yaaa hihihihi), untuk menuju Philosophers Way kami menggunakan bus dan berhenti di pertengahan kota. 

Philosophers 'Way (Philosophenweg)
      Sebuah jalan sederhana yang dahulunya merupakan kebun-kebun anggur di abad 17 dan 18 dan sekarang menjadi Jalan filsuf”. Perubahan nama dapat ditelusuri ternyata seorang profesor dari universitas Heidelberg menemukan jalan ini sebagai tempat yang menyenangkan di mana mereka bisa berbicara serius dan merenung sambil menikmati pemandangan menawan sungai Neckar. pemandangan kota terinspirasi juga dari penyair Eichendorff dan Hölderlin yang terkenal di dunia adalah Batu Eichendorff, sebuah prasasti batu pasir dengan perunggu dan Merian-Kanzel dari tahun 1620 Matthäus Merian yang kemudian diabadikan Heidelberg dalam ukiran yang indah. The Hölderlin-Anlage terdapat daerah di ujung timur Jalan Philosophers didedikasikan untuk Hölderlin penyair yang membayar upeti kepada ode ke Heidelberg dengan kata mutiara yang terkenal "lieb dich ich schon Lang ..." ('Panjang telah aku mencintaimu ...')
      Philosophers way merupakan jalan yang sangat panjang untuk menuju ke puncak bukit di atasnya, pemandangan di sekelilingnya sangat indah dan ketika sudah mencapai puncaknya semua rasa lelah dan letih itu terbayarkan dengan pemandangan kota Heidelberg dari bukit ini, sepanjang perjalanan Alexsandra menceritakan berbagai sejarah yang ada di Philosopher way ini dan diantaranya kami juga menemui beberapa monument orang-orang yang menjadi sejarah di Heidelberg mulai dari dulu sampai kota Heidelberg sampai saat ini. Beberapa tradisi masyarakat Kristen juga ada di gambarkan di philosopher way ini seperti hari raya paskah. Perjalanan yang menanjak menulusuri bukit Heidelberg ini menjadi kebalikkan jalan pulang kami yaitu jalan menuruni bukit dengan gang kecil yang penug dengan bebatuan yang cukup terjal. Sama saat kita mengunjungi kastil Heidelberg dimana kita juga menuruni jalan yang sama wohooo “it’s walking day again” tapi salut dengan kedua guide kita dan orang jerman lainnya yaa memang karena mereka sudah terbiasa jadinya tidak terlihat rasa lelah dan capeknya. Menuruni tangga philosophers way dan akhirnya kami sampai tepat di depan Old Bridge, bertemu kembali dengan Katherina dan menuju city centre. Sebelumnya kami memang pernah kesini bersama Mr.Kristian tetapi tidak menyebrangi Old Bridge, setelah menikmati pemandangan sungai Neckar dari jembatan Heidelberg ini kami mulai memasuki city centre namun sebelumnya masih ada tempat bersejarah yang tentunya belum lengkap kalau tidak kita datangi.

Friedrich Ebert Memorial
     Friedrich Ebert adalah anak seorang penjahit yang pada tahun 1920 menjadi presiden terpilih secara demokratis pertama Jerman. Museum ini adalah rumah tempat ia dibesarkan, tidak hanya hidup dan bekerja, tetapi juga sejarah gerakan kelas pekerja dan lingkungan politik selama abad ke-20 ke-19. Rumah di mana Friedrich Ebert, presiden pertama Republik Weimar, dibesarkan.
"Kehidupan dan Times of Friedrich Ebert".
      Presiden Ebert adalah kepala demokratis pertama Jerman dan salah satu politisi paling menonjol dalam sejarah Jerman. Dihadapkan dengan kondisi internal dan eksternal yang ekstrim, ia menyiapkan jalan bagi demokrasi parlementer, diawetkan persatuan nasional, dan membuat kontribusi penting untuk pembentukan sebuah republik sosial. Karena makna khusus bagi sejarah Jerman, presiden Friedrich-Ebert Memorial didirikan di Heidelberg, kota kelahirannya. Tujuannya adalah untuk melestarikan memorial Friedrich Ebert dan berkontribusi pada pemahaman sejarah Jerman selama hidupnya. Rumah di mana ia lahir yang terbuka untuk umum dan terdapat pameran permanen dari setiap bagian rumahnya. Tugas-tugas lain yayasan ini memelihara arsip, penelitian ilmiah, dan segala jenis acara seperti pameran khusus, kongres, seminar, kuliah dan proyek sekolah.
        Setelah mengunjungi Museum Friederich Ebert kami melanjutkan perjalanan kami ke pusat kota untuk makan malam bersama di sebuah rumah makan turki yaitu rumah makan sahara “yuppm kita makan kebab lagi dan bukan kebab biasa hmm, tiba-tiba jadi pengen makan pommes” akhir dari perjalanan kami hari ini bersama Aleksandra dan Katherina di restaurant kebab ini setelah itu kita akan kembali ke hotel. Sebelum kembali ke hotel kami mampir terlebih dahulu ke super market dan ternyata waktu yang diberikan jika akan membeli sesuatu sangatlah sebentar, aku dan wintarsih berniat membeli pommes terlebih dahulu tapi karena kelamaan dan kami juga sempat bertemu kembali dengan Aleksandra dan Katherina serta mengobrol sebentar kami tertinggal oleh rombongan kami. PANIC AT HEIDELBERG ??? NO !!! ternyata tidak juga hal yang pertama kami lakukan adalah mencoba untuk menelpon Carin tetapi sama sekali tidak bisa tersambungkan untuk menelpon Carin, kedua kembali ke tempat pemberhentian bus yang kemarin kami datangi tapi tidak bertemu juga, dan ketiga pulang sendiri dengan menggunakan public transportation. Akhirnya sambil kembali menelusuri pertokoan di Heidelberg kami memutuskan akan meminjam telepon dan membayarnya, tapi pemilik toko souvenir natal ini berbaik hati menolong kami untuk menelepon Carin dan memberi tahu keberadaan kami bahwa kami tertinggal. Ketika Carin ingin berbicara dengan salah satu dari kami, akhirnya win yang berbicara dengan Carin terdengan suara Carin yang sepertinya kesal dia hanya berpesan setelah sampainya kami di Hostel kami harus menghadap Carin dan Ibu Nia terlebih dahulu.
       Alhamdulillah, ternyata masih ada orang Jerman yang baik dan menolong kami. Nona yang satu ini berbaik hati akan mengantarkan kami ke shuttle bus setelah dia menutup tokonya terlebih dahulu. Kami pun mengucapkan terimakasih kepada pemilik toko dan penjaganya, ketika akan membayar mereka menolak dan hanya ingin membantu ^^. Saat perjalanan menuju shuttle bus, kami mengobrol dengannya ternyata dia juga seorang mahasiswi yang bekerja di toko tersebut bisa di bilang kerja sampingan dan dia juga tahu banyak tentang Indonesia. Setelah sampai di shuttle bus ternyata dia kembali ke pusat kota dan rumahnya disana, jadi dia jauh-jauh mengantarkan kami memang benar-benar untuk membantu wahhh baiknya. Sebenarnya kami juga kebingungan ketika naik tram , tapi dengan bantuan 2 orang ibu yang ternyata menginap di hostel yang sama dengan kami membantu kami. Whaaaa Alhamdulillah lagi, mereka 2 orang ibu yang sedang berlibur juga di Heidelberg. Setelah sampainya di hostel kami pergi ke kamar dan sedikit disambut muka jutek oleh beberapa teman kami, tapi sebelum kami menjelaskan semua yang terjadi terlebih dahulu kami harus menghadap ke Carin dan Ibu Nia. Setelah bertemu dengan Carin kami meminta maaf dan menjelaskan semuanya, Carin menjawabnya dengan baik dan hanya mengingatkan kalau kita harus tepat waktu dan sangat khawatir jika sesuatu terjadi dengan kita. Setelah bertemu dengan Carin kami juga bertemu dengan ibu Nia dan menjelaskan semuanya, Ibu Nia juga menerimanya dan mengingatkan kami untuk lebih berhati-hati.
        Dari kejadian “Lost in Heidelberg” kami belajar bagaimana caranya untuk sedikit survive di negera orang hihihi, kami belajar bagaimana caranya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Saatnya packing hari ini, besok kami harus meninggalkan Heidelberg hmm sangat menarik menginap di Youth Hostel karena semuanya serba mandiri. Terlepas dari berbagai macam kejadian yang manis asem asin tapi rame rasanya. Saling mengenal satu sama lain dan mengerti beberapa macam karakter orang-orang. Terimakasih tuhan karena telah memberikan kesempatan aku untuk merasakan semua hal ini, sedikit sedih ketika mengingat beberapa orang yang mungkin seharusnya ada bersamaku saat ini dan aku sangat merindukan mereka.

“This night is sparkling, don’t you let it go I’m wonder-struck, blushing all the way home I’ll stand forever wondering if you knew. This night is flawless, don’t you let it go I’m wonder-struck, dancing around all alone I’ll stand forever wondering if you know I was enchanted to meet you..”
(Taylor Swift - Enchanted)

No comments: