Day
4 in Augsburg (Saturday, 10 November 2012)
“I
know it's 5 in the morning, morning not sure who I'm calling, calling You haven't
heard from me in some time, I hope you want it, want it, When you hear me
talking, talking you know I've been out and is it OK I stop by..”
(Theme
song : Lukas Graham – Drunk in The Morning)
Pagi
yang lebih menyenangkan di banding hari sebelumnya, karena sepertinya hari ini
kita tidak terlalu di kejar oleh jadwal yang padat. Masih tetap bangun pagi dan
melaksanakan sholat subuh lanjut tidur kembali, tarik selimut sambil
mendengarkan channel favorit VIVA Germany yang selalu bikin envy dengan acara
yang membahas MTV EMA Frankfurt 2012. Ternyata kita hampir terlupakan untuk
breakfast yang batas waktunya hanya sampai jam 09:30 am, akhirnya aku dan ula
segera bergegas untuk bersiap-siap. Aaaaa tidaak !!! apa yang terjadi pada
wajahku .. sudah beberapa hari ini memang terasa perih ketika terkena air,
sepertinya iritasi karena setelah dari cuaca dingin yang cetar membahana
kemudian mandi dengan air hangat, hampir semuanya teman-temanku merasakan hal
yang sama. Pakaian yang digunakan hari ini sangatlah lumayan tebal karena
kegiatan kali ini di lakukan di out door, semuanya sudah siap dari mulai sarung
tangan, penutup telinga, mantel dan syal yang tidak pernah terlupakan. Waktunya
sarapan pagi, nafsu makan yang selalu besar di sini tapi tidak pernah merasa
kenyang, karena aku rindu masakan Indonesia yang kaya akan bumbu-bumbu spicy..
sambil mencoba untuk menyambungkan koneksi wi-fi yang ada di hotel agar bisa
sedikit stalking di jejaring sosial, done !! sign in twitter dan facebook, cek
time line serta update status.. tadinya sih sempat ragu mau sharing di jejaring
sosial ..tapi whatever deh, apa yang mereka bilang dan apa yang mereka
pikirkan, IT’S MY WORLD, what dou you want??? Sekitar 6 jam perbedaan
Indonesia-Jerman, jadi ketika aku di sini sedang menikmati sarapan pagi di
Jakarta sedang sibuk-sibuknya di siang hari. Tidak sedikit teman yang
memberikan semangat dan motivasi kepada kami, Thanks yaa semoga tidak banyak
yang bermuka dua #ops , aku rindu kaliaaaann ..
Guided
tour Historical places of the city of Augsburg with Ms. Tan Ja Koeble, she pick
me up at the hotel !!! you are so kind Tan Ja. “Eins , Zwei, Drei , Vier, Fünf, Sechs, Sieben, Acht,
Neun, Zehn, Elf ..” as you know itu adalah kebiasaan Carin
ketika kita akan mulai melakukan aktivitas atau apa pun hahaha lucu yaa,
mungkin Carin khawatir jika ada salah satu dari kami yang tertinggal (I really
miss that moment). I Know you were trouble febry, kamu menghilangkan kartu
mensa card yang dipinjamkan oleh Jessica. Tan Ja juga sempat kebingungan namun setelah
mendapat info dari temannya dia memberi tahu febry harus membayar 5 euro untuk
mengganti kehilangan kartu tersebut, dan febry pun mau tidak mau harus
menggantinya tapi ternyatabelum sempat membayar kartu tersebut ternyata terbawa
oleh Sena di dompetnya, you are safe now. Berjalan di pagi hari di kota
Augsburg sambil sedikit merelaksasikan badan, seperti yang sudah aku ceritakan bangunan
di sini sangat indah dan arsitekturnya gaya khas Eropa punya hahah, melewati
beberapa pertokoan yang sudah mulai buka satu per satu, toko roti yang
menggugah selera dan wangi harumnya coffe dimana-mana serta kadang mata melirik
ke area pertokoan aksesoris dan pakaian hmm dasar wanita
Tram- Tram yang lalu lalang masih tampak terlihat sepi, banyak orang yang
berlalu lalang di jalanan dengan sepeda. Akhirnya kami berhenti di depan sebuah
patung yang di sebut dengan “The Three Magnificent Fountains” yang berada di Maximilianstrasse patung ini juga
dikenal sebagai "The Mile Imperial " dimana terdapat monumen
air mancur indah dan patung perunggu berharga Augustus
Fountain serta Mercury Hercules Fountain. Tidak jauh dari patung ini terdapat sebuah tempat ber sejarah lainnya
yaitu “Schaezler Palace (1765-1770)” Sebuah kediaman dari seorang bangsawan dan bankir Liebert von Liebenhofen, di dalamnya
terdapat ruang pesta
kaya yang bergaya rococo (Rococo merupakan gaya Baroque abad ke XVIII memiliki kesadaran estetika yang tinggi ,
dimana artistik lebih penting daripada lainnya kualitas manusia) yang paling penting saat ini di dalamnya
terdapat sebuah galeri Barok
Jerman yang masuk ke Galeri Negara Bavaria dimana terdapat banyak
Lukisan indah Old Masters
seperti Duerer, Holbein dan Cranach. Aku juga menyebut tempat ini sebagai Istana Pelangi karena di dalam
istana ini banyak ruangan yang tembonya di lukis dengan warna-warni yang indah
seperti Rainbow Cake, lukisan-lukisan karya pelukis ternama dan yang paling
menakjubkan adalah ruang pesta yang memiliki ukiran di dinding serta atapnya
yang berkesan mewah (katanya dulu ruang pesta ini sering di jadikan tempat
berkumpulnya para bangsawan-bangsawan kaya dari Bavaria, haduhh jadi inget
video klipnya Taylor Switf : Love Story seandainya ada pangeran yang mengajak
dansa disini zZzZzz).
Berlanjut ke
tempat berikutnya hanya ditempuh dengan berjalan kaki yaitu “Fuggerei Museum: The Oldest Social
Settlement in the world” tempat ini didirikan pada tahun 1521 oleh Jacob Fugger seorang bangsawan yang kaya raya untuk rajin, seorang penganut Katolik Roma. Tempat ini merupakan perumahan sosial tertua di dunia di dalamnya
terdapat 67 rumah dengan 140 flat. Sewa tahunan adalah 1 Rhenish Gulden saat itu ( sekarang harga
sewanya kurang dari 1
euro). Di museum
Fuggerei terdapat perabot asli yang dipamerkan dan menampilkan gaya hidup jaman dulu, di tiga
kamar yang terdpat di Fuggerei ada barang yang telah diawetkan dalam
kondisi aslinya. Pada tahun 2006 daerah ini dijadikan modern museum di mana
kisah Fugger dan Fuggerei didokumentasikan dalam film, dengan papan teks dan
gambar serta pameran. Ada satu tempat bersejarah lagi di dalam Fuggerei yaitu “Bunker of World War II” tak lama setelah Perang Dunia II
dimulai, tempat penampungan serangan udara didirikan di Fuggerei. Banyak peninggalan bersejarah yang menggambarkan kondisi Fuggerei yang
sempat hancur saat Perang Dunia II, sebuah pameran yang berjudul "The Fuggerei dalam Perang Dunia
II - Destruction dan Rekonstruksi" menunjukkan nasib Fuggerei dan
penduduknya pada masa Sosialisme Nasional dan dalam tahap rekonstruksi
pasca-perang. Teks
dan foto-foto, film dan suara serta pameran semua dokumen pemboman Augsburg
selama Perang Dunia II juga ditampilkan ditambah dengan rekonstruksi Fuggerei dan
kota Augsburg. Sampai saat ini The Fuggerei masih menjadi
tempat tinggal bagi penduduk Augsburg terutama yang kurang mampu.
OMG !!!
Tiba-tiba donna dan wintarsih teriak histeris “ Prof.Popp is here …!!” aku
terkejut mendengar mereka dan melihat ternyata Prof.Popp juga datang ke tempat
ini, aku kira pertemuan kami terjadi secara tidak sengaja. Tapi ternyata
Prof.Popp memang sengaja meluangkan waktunya untuk menemui kami dan menemani
kami jalan-jalan di Kota Augsburg. Setelah selesai mengunjungi The Fuggerei,
kita berjalan menuju pusat kota bersama Prof.Popp dan Tan Ja, kami mampir
sejenak ke sebuah Gereja yang disarankan oleh Prof.Popp. Gereja ini merupakan
Gereja yang tertua di Augsburg dan kalian tahu suasana di gereja ini sangat
menyeramkan dengan wewangian yang khas hehehe lantainya pun sangat dingin
sekali ketika kita mencoba untuk berjalan tanpa sepatu wohooooo membeku kaku
kaku deh. Untuk menuju tempat selanjutnya kami menyusuri beberapa jalan kecil
dan besar yang ternyata sekarang sudah mulai cukup banyak orang berlalu-lalang,
kami juga menemukan sebuah sungai atau lebih tepatnya kali kecil yang ada di
antara gang kecil. Air yang mengalir masih sangat jernih dan bersih, wahh
padahal ini di pusat kota yaa tapi kalinya masih bersih sekali.
Tempat
selanjutnya akhirnya sampai juga “City Hall and Golden Hall”
yang dibangun oleh Elias Holl antara 1615-1620
di sebut juga Renaissance
City Hall. The Golden Hall
terkenal megah, portal dimana langit-langit di
tutup dengan lapisan emas dan
lukisan mural. Tempat ini buka dari 10 am hingga 6 pm kecuali
ketika ada acara pribadi, Gedung ini merupakan peninggalan sejarah pemerintahan
Kota Augsburg. Perlu menaiki 3 lantai untuk mencapai
ruang utama yang di sebut dengan Golden Hall, ketika kami sedang berada di sana
kita bertemu dengan supporter bola Borussia Dortmund yang semalam baru saja
menyaksikan pertandingan. Mereka sangat ramai sekali sampai menjadi pusat
perhatian, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini kami pun foto bersama dengan
mereka termasuk Prof.Popp. Kriuk ..Kriuk we are hungry, Carin mengingatkan kami
untuk makan siang tapi karena waktu yang tidak begitu banyak kami disarankan
untuk makan siang di Restaurant City Hall. Prof.Popp sudah menyediakan tempat untuk
kami, dan dengan senang hati kami menerimanya. Carin yang menyarankan kami
untuk memilih menu yang sama , you know menunya adalah menu anak-anak hahahah
eitss bukan berarti makanannya bubur tapi hanya porsinya yang lebih small di
bandingkan porsi makanan pada umumnya. Sayangnya kami duduk terpisah dengan
Prof.Popp dan Tan Ja jadi tidak bisa sedikit pedekate hah??? Ups just kidding.
Prof.Popp sangat baik dan perhatian sekali, dia menghapiri kami untuk bertanya
apakah makanannya enak? Atau ada sesuatu yang kami butuhkan?? Huhuhuuu so sweet
.. setelah itu dia juga memberi kami cinderamata yang manis dan makan siang
kali ini sangat menyenangakan.
Farewell
with Prof.Susanne Popp and Tan Ja Koeble, sedikit berat untuk berpisah dengan
mereka yang sangat baik hati. Kami pun memberikan keduanya cinderamata dan
mengucapkan terimakasih atas jamuannya selama di Augsburg. Take a Picture !!!!
semoga bisa menjadi kenangan yang tidak terlupakan. Setelah berpisah dengan
mereka di City Hall ini waktunya Free Time in The Afternoon, Carin memberikan
kami pilihan untuk menghabiskan waktu di sore hari, berbelanja di pusat kota,
mengujungi katedral, atau beristirahat kembali ke hotel. Beberapa dari kami
memilih pilihan yang berbeda. Donna, Sena dan Win pergi ke Katedral. Madito,
Bimmo, Faisal dan Riski berjalan-jalan ke pusat kota. Aku, Ula , Febry dan Ibu
Nia pergi berbelanja di Pusat Kota sedangkan Carin entahlah dia pergi kemana.
Tapi yang jelas kita akan kembali berkumpul jam 19:00 pm di hotel untuk
kegiatan selanjutnya. Pusat Perbelanjaan di Augsburg sangat ramai sekali dan
banyak toko-toko yang cukup tidak asing namanya seperti Espirit, Zara, Guess, de
el el. Satu hal yang membuatku tertarik adalah coat yang ada di H&M,
tadinya udah mau beli itu coat tapi karena ingat perjalanan masih panjang jadi
diurungkan dan mungkin bisa menemukan yang lebih bagus lagi di kota lain. Walaupun
tidak jadi membeli Coat akhirnya malah jadi beli baju hangat yang lumayan cukup
bagus, kami membelinya untuk di pakai disini atau pun ada juga yang di bawa
pulang untuk oleh-oleh. Setelah beberapa toko yang kami datangi, aku pikir
harganya memang hampir sama di Indonesia tetapi mata uangnya saja yang berbeda
misalnya sepatu boots di Jerman berkisar harganya 30 euro keatas atau sekitar
Rp.400.000,- sama hal nya ketika belanja di Indonesia sepatu boots harganya
hampir sama. Memang kalau kita mau membeli sesuatu dan selalu di
banding-bandingkan dengan kurs di Indonesia, aku rasa pasti akan selalu ada
kata “ah.. mahal..” tapi memang begitu kenyataannya , SO ENJOY YOUR SHOPING
hihihii. Sambil menunggu teman yang lain selesai berbelanja, kami menunggunya
di Theater Augsburg yang ternyata ini adalah tempat yang akan kita datangi
malam nanti. (Back to Hotel – Take a Rest – Prepare for watch Ballet and Mozart
Orchestra).
Divertomento4Amadeus,
A Ballet evening by, for and with Wolfgang Amadeus Mozart. Choregraphy by Kevin
o’day at Augsburg Philharmonic Orchestra. Malam ini kami akan memnonton
pertunjukkan Ballet dan Konser Mozart, sempat bingung juga sih dresscode nya
apa? Tapi Carin bilang yang penting rapih dan sopan. Akhirnya beberapa dari
kami memutuskan untuk memakai batik tapi aku lebih memilih menggunakan kemeja
yang casual. Seharusnya kita sudah berada di gedung teater jam 7 karena di sini
jika kita akan menyaksikan sebuah pertunjukkan Ballet dan Orkestra kita bisa menghadiri
Pengenalan Jalan Cerita yang akan dimulai 30 menit sebelumnya. Hmmm.. lari-larian
di malam hari menuju Teater Augsburg setelah sampai cukup kaget karena pertunjukkan
ini banyak dihadiri oleh para lansia T.T whuaaaaa,, setelah mendapatkan tiket
masuk kita langsung masuk ke dalam ruangan pertunjukkan. Ketika kita masuk ke
dalam ruangan belum banyak orang yang hadir dan para pemain orchestra masih
berlatih tapi setelah 15 menit kemudian mulai banyak orang yang berdatangan
masuk. Shutzzz.. pertunjukkan segera di mulai, layaknya kita menonton di
bioskop lampu perlahan redup dan ruangan menjadi gelap. Mulailah seorang penari
muncul dan music pun mulai bermain, penari ballet yang lainnya muncul secara
bersamaan.. mereka menari dengan indah dan luwes ditambah dengan penyanyi
seriosa dan lantunan music Mozart. 30 menit kemudia sudah mulai mengantuk, 45 menit
kemudian, hampir tertidur , 60 menit kemudian hoaaaam, 90 menit kemudian
akhirnya berakhir. Standing Applause for all !!!! prokk..prokk..
Setelah
Pertunjukkan selesai kami masuk ke ruang Gala Dinner yang ternyata semua isinya
Oma dan Opa, whaaaaa.. ngga bisa cuci mata deh. Setelah hampir 15 menit kita di
dalam ruangan tersebut, kami pikir pertunjukkan telah selesai tapi ternyata
masih ada sesi pertunjukkan yang kedua aaarrrrgghh tidaaakkk, hahahha rasanya
nano-nano wuihiii. Setelah masuk kembali, raut muka wajah teman-temanku sangat
tidak karuan heheh, untngnya permainan sesi kedua ini tidak terlalu lama
mungkin sekitar 45-60 menit. Pertunjukkan Ballet ini merupakan kegiatan yang
sangat sering di tonton oleh warga Augsburg, karena mereka memang sangat
menyukainya dan menghargai semua yang ditampilkan dalam pertunjukan itu baik
drama, music dan traian sebagai bagian dari budaya mereka. Sama hal nya dengan
kita mngkin, ketika kita menyaksikan ludruk, jaipongan, teater atau kesenian music
angklung. Pertunjukkan ini sangat memberikan kami pengetahuan yang baru, belum
tentu loh di Indonesia kita bisa menonton pertunjukkan seperti ini dengan harga
yang tidak cukup murah alias mahal pastinya. Alhamdulillah , How Lucky I am
here. Pertunjukkan selesai kami pun kembali ke hotel, ini adalah malam terakhir
kami menginap di Augsburg dan besok kami akan menuju kota berikutnya yaitu
Heidelberg. It’s time to Packing !! Packing ..
“I
regarded the world as such a sad sight until I viewed it in black and white. Then
I reviewed every frame and basic shape and sealed the exits with caution tape. Don’t
refocus your eyes in the darkness and don’t remember this place unless. I
describe all the things that you cannot see and we’ll unravel the mystery”
Next : Heidelberg "The Romantic City"